Presidensi G20 tidak hanya soal diplomasi, tetapi juga politik. Bagi Presiden Jokowi, momen ini digunakan untuk membangun citra sebagai pemimpin yang kompeten di tingkat global dan domestik.
G20 sebagai forum strategis dalam membahas isu-isu global, tentunya dapat membawa Indonesia memperkuat pengaruhnya. Indonesia dapat tampil sebagai pemimpin pertemuan yang akan mendukung terbentuknya kebijakan global.
Dalam ranah internasional, Jokowi ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah dunia. Hal ini dapat memperkuat posisi Indonesia di antara negara-negara berkembang lainnya.
Dalam konteks domestik, Presidensi G20 dapat memperkuat citra politik Jokowi sebagai pemimpin global. Hal ini dapat dinilai sebagai alat dalam meredam kritik di masa pemerintahannya, terutama di akhir periode kepemimpinannya.
Proyek infrastruktur yang terkait dengan G20 juga menjadi bagian dari strategi politik domestik. Pembangunan fasilitas seperti perluasan bandara dan venue konferensi di Bali tidak hanya mendukung G20, tetapi juga meningkatkan daya tarik ekonomi lokal.
Presidensi G20 di Tangan Indonesia, Apa Manfaatnya?
Salah satu keberhasilan Presidensi G20 di Indonesia pada tahun 2022 kemarin yakni sukses membentuk deklarasi bersama pada KTT di Bali. Deklarasi ini yang kemudian disebut “G20 Bali Leaders’ Declaration”.
Namun, deklarasi tersebut dalam proses pembicaraannya tidak berlangsung dengan sangat mulus. Dari 52 paragraf yang dibahas, terdapat 1 paragraf yang diperdebatkan mengenai pernyataan sikap atas perang Ukraina.
Setelah dilakukannya diskusi yang cukup lama, akhirnya para pemimpin G20 sepakat mengecam perang tersebut. Hal ini dikarenakan perang tersebut dianggap telah melanggar batas dan integritas wilayah.
Dari segi fisik, Sesmenko Susiwijono menjelaskan bahwa berlangsungnya Presidensi G20 dapat mendatangkan berbagai manfaat. Seperti mendorong pertumbuhan PDB nasional, serta dapat memberikan efek berganda pada sektor transportasi, akomodasi, dan UMKM.
Disisi lain, presiden Joko Widodo juga menyampaikan terdapat beberapa capaian konkrit dari berlangsungnya KTT G20 di Bali. Salah satunya adalah terkait energy transition mechanism di mana Indonesia memperoleh komitmen sebesar 20 milliar Dolar AS dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
Keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20 membawa warisan pemting di masa depan. Indonesia kini memiliki pengalaman dan kredibilitas lebih untuk memimpin forum internasional lainnya.