Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, selca day sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Persebaran dnan tingkat kesukaan publik terhadap KPOP yang semakin tinggi juga memengaruhi kultur selca day ini. Salah satunya adalah adanya subkultur lain di dalam rutinitas selca day, yaitu budaya apresiasi yang justru disalahartikan sebagai ajang kompetisi.
Pada sebagian orang, niat self-love dalam bentuk apresiasi pada praktik selca day juga dilihat dari segi kuantitas.
"Siapa yang mendapat retweet paling banyak? Siapa yang mendapat likes lebih banyak? Sudah berapa banyak orang yang memuji selca day-ku?"
Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara gamblang menghancurkan tujuan utama diadakannya selca day. Niat awal yang tadinya bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada diri sendiri dan juga idol KPOP, menjadi hilang dimakan oleh kompetisi. Untungya, penggemar KPOP juga sudah aware terhadap permasalahan tersebut. Sudah banyak yang bersuara untuk mengembalikan esensi awal dari diadakannya selca day.
Baca Juga: 4 Lagu Kpop yang Mengajarkan Kita untuk Self-Love
Bagaimana menurut pembaca mengenai rutinitas selca day yang dilakukan oleh penggemar KPOP ini? Inspiratif atau sebaliknya? Apapun esensinya, tidak bisa ditampik bahwa event selca day ini membawa keuntungan tidak hanya kepada penggemar, tetapi juga idol KPOP yang secara tidak langsung dipromosikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H