Mohon tunggu...
AmaliaCH
AmaliaCH Mohon Tunggu... Novelis - Penulis-

Hello! Guys... Disini aku masih belajar dalam dunia kepenulisan dan selamanya akan terus belajar, jangan lupa say hello ke aku dengan mampir di Instagram aku di @amaliach04 dan @katapola0_0. See you....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggali Realitas Etika di Kalangan Murid Saat Ini

20 Februari 2024   13:58 Diperbarui: 20 Februari 2024   15:22 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Unsplash Free Image

Apakah benar murid jaman sekarang tidak memiliki etika? Pertanyaan mengenai apakah murid zaman sekarang memiliki etika atau tidak merupakan generalisasi yang perlu diperlakukan dengan hati-hati. 

Setiap generasi memiliki variasi dalam perilaku dan nilai-nilai etika. Beberapa murid mungkin menunjukkan perilaku yang baik dan memiliki etika yang kuat, sementara yang lain mungkin tidak.

Faktor-faktor seperti pendidikan, lingkungan keluarga, dan pengaruh sosial dapat memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan etika seseorang. 

Ada banyak murid di zaman sekarang yang sangat peduli terhadap nilai-nilai etika, kemanusiaan, dan keadilan. Penting untuk menghindari membuat generalisasi berlebihan dan melihat setiap individu sebagai entitas unik dengan karakteristik dan nilai-nilai yang berbeda-beda. Pendidikan dan pembinaan positif dapat membantu mengembangkan etika dan nilai-nilai yang baik pada setiap generasi.

Perbincangan seputar etika murid saat ini sering kali menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran. Dalam era di mana teknologi dan interkoneksi meluas, muncul pertanyaan apakah murid benar-benar kehilangan etika atau apakah hanya terjadi pergeseran nilai-nilai tersebut. 

Artikel ini aku akan mengajak readers untuk menggali realitas etika di kalangan murid saat ini, menyelami faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap perilaku etika mereka.

1. Teknologi dan Media Sosial

Sumber : Unsplash Free Image
Sumber : Unsplash Free Image
Menjelajahi realitas etika siswa saat ini memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi dan media sosial mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai siswa. 

Seiring  kemajuan teknologi, pelajar menghadapi tantangan baru dalam menjaga etika dalam menggunakan media sosial, contohnya dalam beberapa kasus kita mungkin terlibat dalam aktivitas online yang tidak etis seperti cyberbullying, menyebarkan informasi palsu, dan tidak menghormati privasi orang lain. 

Teknologi yang memfasilitasi akses terhadap informasi juga mempengaruhi moral mereka karena konten yang tidak pantas atau berbahaya menyebar dengan cepat. Selain itu, tekanan  teman sebaya dan harapan untuk tetap terhubung secara online dapat mengaburkan batas antara  benar dan salah.

Penting bagi pendidik dan orang tua untuk  memahami pentingnya etika ketika menggunakan teknologi dan media sosial, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan penting untuk menavigasi lingkungan digital dengan bijak. 

Dengan melakukan hal ini, kita bisa menjadi generasi yang lebih sadar akan implikasi etis dari tindakan online kita dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi demi kebaikan bersama.

2. Pengaruh Budaya Populer

Dalam era budaya populer yang kaya akan pengaruh media sosial dan industri hiburan, para murid terus terpapar pada narasi dan nilai-nilai yang seringkali tidak selaras dengan etika tradisional. 

Pengaruh budaya populer, seperti film, musik, dan tren media sosial, sering kali mengesampingkan nilai-nilai moral yang kuat dan mempromosikan individualisme serta hedonisme. 

Hal ini menyebabkan tantangan besar dalam menggali realitas etika di kalangan murid saat ini, dimana mereka dapat terjerumus dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Oleh karena itu, penting untuk mendorong refleksi kritis dan dialog yang konstruktif tentang nilai-nilai etika dalam konteks budaya populer guna membantu memandu murid menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang tanggung jawab moral mereka dalam masyarakat.

3. Kurangnya Kesadaran Etika Dalam Pendidikan

Kurangnya kesadaran etika dalam pendidikan menyebabkan tantangan serius di kalangan murid saat ini. Banyak dari mereka kurang memahami pentingnya perilaku etis dalam kehidupan sehari-hari. 

Tanpa pendidikan yang memadai tentang etika, mereka mungkin cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dalam interaksi sosial dan keputusan pribadi mereka. 

Hal ini dapat mengakibatkan perilaku yang tidak pantas, seperti kecurangan akademik, pelecehan verbal, atau bahkan perilaku kriminal. Pentingnya menggali realitas etika di kalangan murid menjadi semakin mendesak agar mereka dapat mengembangkan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai moral yang mendasari kehidupan mereka di masa depan.

4. Pengaruh Lingkungan Keluarga

Realitas etika di kalangan murid saat ini terkait dengan faktor pengaruh lingkungan keluarga merupakan isu yang kompleks. Lingkungan keluarga memegang peran kunci dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika pada anak-anak. Keluarga yang memberikan contoh perilaku etis cenderung menciptakan murid-murid yang menginternalisasi nilai-nilai tersebut. 

Namun, dalam realitas yang kompleks saat ini, banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan etika pada murid, seperti kehadiran orang tua yang kurang, pola asuh yang tidak konsisten, atau terpapar pada nilai-nilai yang bertentangan di luar lingkungan keluarga. 

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan peran lingkungan keluarga dalam membentuk etika murid dan mengupayakan upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan.

5. Peningkatan Tantangan Sosial Dan Mental

Dalam menggali realitas etika di kalangan murid saat ini, perlu diperhatikan peningkatan tantangan sosial dan mental yang mereka hadapi. 

Era digital dan media sosial memberikan akses yang luas namun juga membawa risiko eksposur terhadap konten yang merusak nilai-nilai moral. Tantangan sosial seperti bullying dan peer pressure dapat mempengaruhi kesadaran etika mereka. 

Sementara itu, tekanan akademik dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi juga dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang moralitas. 

Oleh karena itu, penting untuk memberikan pendidikan yang holistik yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai etika dan kesehatan mental kepada murid.

6. Pendidikan Karakter dan Pembentukan Nilai

Menggali realitas etika peserta didik masa kini dari perspektif pendidikan karakter dan pembentukan nilai merupakan tugas yang kompleks. 

Meskipun ada upaya sekolah dan guru untuk menanamkan nilai-nilai moral, banyak siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan media yang  tidak mempertimbangkan aspek etika. 

Pendidikan karakter harus lebih dari sekedar pelajaran formal, kita perlu mengintegrasikan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas dan menekankan  pentingnya empati, integritas, dan tanggung jawab. 

Tidak hanya memahami nilai-nilai tersebut, namun menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang beretika dan bertanggung jawab di masa depan.

***

Meskipun terdapat berbagai pandangan dan perdebatan mengenai apakah murid saat ini benar-benar kehilangan etika, perlu diakui bahwa perubahan dalam nilai-nilai sosial dan budaya dapat memengaruhi pandangan etika mereka. 

Penting bagi masyarakat, keluarga, dan pendidikan untuk bekerja bersama-sama dalam membangun kesadaran etika dan mempromosikan nilai-nilai moral yang positif di kalangan murid. 

Menyelami kompleksitas faktor-faktor yang memengaruhi etika murid dapat membantu kita memahami, mendidik, dan mendukung mereka untuk tumbuh menjadi individu yang etis dalam masyarakat yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun