Mohon tunggu...
AMALIA CHRISTINA ROTINSULU
AMALIA CHRISTINA ROTINSULU Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Bioteknologi Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya dalam Upaya Peningkatan Mutu dan Efisiensi Produksi Minuman Sari Buah Terong Belanda UMKM WODAS ECO

13 Agustus 2024   18:30 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koordinasi bersama Ibu Suliasih Selaku Ketua Desa Ngadas dan Pemilik  UMKM WODAS ECO (Dokpri)

Universitas Brawijaya baru menyelenggarakan program Doktor Mengabdi yang menjadi bagian dari Kuliah Kerja Nyata yang merupakan kegiatan yang beranggotakan dosen dan mahasiswa. Kegiatan KKN-DM menjadi salah satu kunci pembelajaran secara langsung di masyarakat bagi mahasiswa yang dipandu oleh doktor-doktor di Universitas Brawijaya. Kegiatan ini menyediakan berbagai kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami kondisi masyarakat, berfikir kritis, dan secara langsung berkontribusi terhadap isu sosial di masyarakat.

Tahun ini, salah satu tim doktor mengabdi yang beranggotakan 5 dosen; Yusron Sugiarto S.TP, M.P., M.Sc, Ph.D. (FTP), Dr.nat.techn. Sudarma Dita Wijayanti (FTP), Ir. Widhy Hayuhardhika Nugraha Putra ,S.Kom., M.Kom. (FILKOM), Dr. Emy Sudarwati, S.S., M.Pd. (FIB), yang diketuai oleh Endrika Widyastuti SPt., M.Sc., MP., PhD (FTP), dan 5 mahasiswa  Amalia Christina Rotinsulu, Syahidah Arqa Munaya, Retno Ningtyas, Gabriella Tjokro, dan Galvina Maryam, memiliki fokus dalam upaya memajukan salah satu UMKM di Desa Ngadas, yaitu WODAS ECO yang berusaha dalam produksi pangan olahan dengan bahan baku yang bersumber langsung dari desa.

WODAS ECO, berlokasi di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang merupakan salah satu UMKM yang berpotensi untuk memajukan ekonomi Desa Ngadas, mengingat lokasi desa berada pada jalur wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Usaha yang dimiliki oleh Ibu Suliasih selaku Kepala Desa Ngadas, menawarkan berbagai produk dengan bahan baku unggulan desa seperti, keripik kentang, selai carica, selai terong belanda, minuman sari carica, dan minuman sari terong belanda. Tim Doktor mengabdi kemudian menentukan untuk fokus pada salah satu produk yang memiliki daya tarik sendiri, yaitu minuman sari terong belanda. Produk ini dijadikan fokus karena bahan baku terong belanda yang melimpah di Desa Ngadas dan juga merupakan buah yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi, sehingga memproduksinya menjadi minuman menjadikan wisatawan dapat mengkonsumsi olahan terong belanda di dataran rendah atau dimanapun itu. 

Koordinasi bersama Ibu Suliasih Selaku Ketua Desa Ngadas dan Pemilik  UMKM WODAS ECO (Dokpri)
Koordinasi bersama Ibu Suliasih Selaku Ketua Desa Ngadas dan Pemilik  UMKM WODAS ECO (Dokpri)

Meskipun memiliki potensi yang besar, produk minuman sari terong belanda masih memerlukan beberapa perbaikan agar dapat didistribusikan lebih luas dan menarik perhatian wisatawan ataupun konsumen. Sehingga, tim doktor mengabdi melakukan beberapa perbaikan di produk minuman sari terong belanda dalam aspek penerapan teknologi, proses produksi, pengemasan, pemasaran dan juga perizinan. Kendala ini telah dikoordinasikan langsung oleh Ibu Suliasih di kediamannya, 15 Juni 2024 lalu.

Demi menunjang efisiensi produksi, tim doktor mengabdi melakukan pengadaan alat berupa juice extractor yang merupakan alat pemisah sari buah dengan ampasnya secara otomatis sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. Alat ini akan membantu WODAS ECO dalam memproduksi minuman sari terong belanda dalam skala yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat, karena sebelumnya produksi dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dalam aspek tenaga dan waktu.

Tim doktor mengabdi juga menemukan kendala UMKM dalam proses produksi, dimana proses sebelumnya melibatkan ekstraksi sari buah dengan suhu tinggi dan standar higiene yang belum maksimal. Hal-hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas produk, sehingga tim doktor mengabdi membuat SOP atau Standard Operating Procedures yang ditempelkan pada ruang produksi agar karyawan dapat memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sehingga kualitas produk dapat terjaga.

Kemasan juga menjadi area fokus bagi tim doktor mengabdi, sebelumnya, kemasan yang dimiliki oleh minuman sari terong belanda mengalami kebocoran sehingga produk mengalami oksidasi. Selain itu, kemasan sebelumnya juga belum memiliki informasi produk yang lengkap, sehingga dapat menghambat pendistribusian produk dan kepercayan konsumen. Oleh karena itu, tim doktor mengabdi mendesain kemasan baru yang sesuai dengan standar BPOM dan juga memberikan panduan bagaiamana proses pengemasan yang benar selama kegiatan sosialisasi.

Pemasaran juga menjadi tantangan bagi UMKM ini, karena selama ini proses pemasaran produk hanya bergantung pada warga desa. Tim doktor mengabdi kemudian menyediakan akun sosial media khusus UMKM untuk mempromosikan produk lebih luas dan dapat menjangkau audiens yang lebih besar.

“Kami menyediakan platform media sosial untuk WODAS ECO yang akan diisi oleh katalog produk-produk yang dijual oleh WODAS ECO, agar lebih banyak orang yang mengetahui tentang produk ini dan memesannya,” Ujar Galvina, salah seorang anggota yang memiliki program kerja di bagian pemasaran. Selain membuatkan akun media sosial, program kerja ini juga menyediakan modul bagaimana cara menggunakan media sosial sebagai platform usaha yang diberikan dalam bentuk fisik kepada Ibu Suliasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun