Abstrak
Maraknya new media berbasis internet, seperti Facebook, Instagram, YouTube, Tiktok, Twitter, dan lain-lain, telah banyak memengaruhi pola komunikasi politik di era multimedia ini. Penguasaan teknologi informasi turut mendorong munculnya kekuatan media baru yang tentu saja mengubah masyarakat. Kini, siapa pun dapat berpartisipasi langsung dalam proses tersebut, termasuk mereka yang menggunakan media baru. Kehidupan manusia pun turut terpengaruh oleh kemajuan teknologi komunikasi. New Media merupakan salah satu bentuk terobosan teknologi komunikasi yang melahirkan media sosial. Selain itu, dampak media sosial dan perkembangan new media tidak dapat dipisahkan dari ranah politik. Bagi para pelaku politik, media sosial ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, penggunaan media sosial yang efektif dapat membantu para pelaku politik untuk meraih lebih banyak pendukung. Namun, jika tidak memanfaatkan media sosial, reputasi mereka bisa hancur. Hal ini juga terjadi pada Pilkada Serentak 2024, penggunaan new media dalam kampanye politik menjadi taktik krusial untuk meraih dukungan pemilih. Penggunaan media sosial dalam kampanye politik oleh para kandidat wali kota di Kota Bekasi dibahas dalam artikel ini. Para kandidat wali kota dapat menjangkau khalayak yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi masyarakat karena tingginya tingkat penggunaan media sosial di Indonesia.
Kata Kunci: Bekasi, Walikota, New Media, Politik, Pilkada
Pendahuluan
Komponen multimedia menjadi media yang sangat tepat untuk komunikasi politik di era globalisasi dan keterhubungan yang tinggi saat ini. Di zaman sekarang, penggunaan teknologi oleh para pelaku politik dalam proses komunikasi politik tidak dapat dipisahkan. Saluran yang digunakan untuk mewujudkan teknologi ini saat ini disebut sebagai media baru. Tentu saja, kemunculan media baru ini harus sejalan dengan mayoritas negara yang mengadopsi demokrasi sebagai prinsip politik.
 Internet, yang dalam bahasa Inggris didefinisikan sebagai international connection networking, dihasilkan oleh digitalisasi, yang merupakan komponen kemajuan teknis. Frasa "globalisasi," yang kerap kali didengar memiliki konotasi internasional (lintas negara). Komponen utama globalisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi yang cepat, adalah internet. Secara fisik, internet menyerupai jaring laba-laba yang membentang di seluruh dunia. Titik-titik yang membentuk jaringan saling terhubung satu sama lain. Internet juga dapat diibaratkan sebagai kota metropolitan digital yang besar dan luas. Setiap orang yang tinggal di kota tersebut memiliki alamat, yang digunakan untuk pertukaran informasi. Cara lain untuk membayangkan internet adalah sebagai perpustakaan atau struktur yang menampung sejumlah besar informasi komprehensif (Database).
 Internet menjadi tantangan bagi negara-negara dengan struktur politik otokratis atau monarki. Informasi politik publik dan privat dapat dibagikan secara daring. Oleh karena itu, kelompok minoritas yang terpinggirkan, termasuk oposisi terhadap pemerintah, dapat menggunakan internet untuk memperjuangkan hak-hak politik mereka. Selain itu, di wilayah-wilayah di mana media tradisional telah mengambil peran sebagai juru bicara kebijakan pemerintah. Karena alasan ini, internet sangat penting bagi komunikasi politik. Kampanye partai, kampanye kandidat presiden, dan penyebaran informasi politik lainnya untuk tujuan politik semuanya menggunakan internet sebagai platform untuk komunikasi politik. Internet memainkan peran penting dalam proses komunikasi politik karena kemampuannya untuk mengomunikasikan pesan-pesan politik secara efektif baik dari bawah ke atas maupun sebaliknya. (Indrawan, dkk. 2020)
Sejak awal tahun 1997, penggunaan media baru (internet) dalam praktik komunikasi politik Indonesia sudah terlihat jelas. Saat itu, terdapat tiga situs web yang cukup aktif: Joyo Indonesia News, yang dikelola oleh Gordon Bishop dari New York, "KDP.net," yang dikelola oleh sejumlah aktivis Pijar, dan situs apa kabar, yang dikelola oleh John McDougal. Ketiga situs web tersebut berfungsi sebagai wadah bagi aktivisme mahasiswa untuk melawan pemerintahan Orde Baru. Situs web tersebut berupaya untuk mengedukasi masyarakat kelas menengah saat itu tentang politik. (Putra, Afdal M. 2011)
Media online berkembang dengan cepat, khususnya untuk memfasilitasi jaringan sosial dan akses informasi. Mereka yang sudah melek media dan sering mengkritik berbagai isu kemudian menggunakan jaringan sosial ini untuk mempromosikan kandidat politik. Hal ini sulit dilakukan dalam praktik karena akhir-akhir ini, muncul wacana atau isu baru yang biasa disebut godaan politik, khususnya tren politik di dunia maya. Salah satu cara untuk berpartisipasi dalam politik adalah dengan menggunakan internet untuk tujuan politik. Menurut Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, keterlibatan politik adalah tindakan warga negara yang bertindak atas nama mereka sendiri dengan tujuan memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Individu atau kelompok, yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanpa kekerasan atau agresif, sah atau tidak sah, berhasil atau tidak berhasil, semuanya merupakan contoh partisipasi. (R. Abdruchman Zhafir, 2022)
Metode
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan filosofi postpositivisme, metode penelitian kualitatif digunakan untuk mempelajari kondisi objek alami (berlawanan dengan eksperimen). Pengambilan sampel sumber data secara sengaja dan bertahap, triangulasi (kombinasi) dalam teknik pengumpulan data, analisis data induktif dan kualitatif, dan fokus pada makna daripada generalisasi merupakan ciri-ciri metode penelitian kualitatif. Peneliti merupakan alat utama dalam metode penelitian kualitatif, yang digunakan untuk mempelajari keadaan objek alami. Triangulasi digunakan dalam pengumpulan data, analisis induktif digunakan dalam pemrosesan data, dan temuan penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (Abdussamad, 2021)
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian studi kepustakaan. Menelaah literatur, catatan, dan laporan yang relevan merupakan metode analisis yang digunakan dalam studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah studi yang menggunakan berbagai sumber pustaka, termasuk dokumen, buku, majalah, catatan sejarah, dan lain-lain, untuk mengumpulkan data dan informasi. Dengan demikian, penelitian kepustakaan adalah jenis penelitian di mana data dan informasi dikumpulkan menggunakan berbagai sumber pustaka, termasuk buku referensi, temuan penelitian terdahulu yang sebanding, artikel, catatan, dan jurnal yang berkaitan dengan isu yang sedang dibahas. Untuk menemukan solusi atas isu yang dihadapi, kegiatan sistematis dilakukan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu. (Sari dan Asmendri, 2020)
Hasil dan Pembahasan
 Media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi dan di era demokrasi penggunaannya telah meluas melampaui sekadar perbincangan santai hingga mencakup komunikasi politik. Politisi dan anggota masyarakat menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan politik. Orang-orang memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan para pemimpin politik dan organisasi masyarakat sipil, serta untuk membahas berbagai isu politik. Mayoritas politisi memanfaatkannya sebagai alat komunikasi untuk tetap berhubungan dengan wartawan dan calon audiens, serta sebagai alat kampanye untuk menjaga citra publik mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa selain perbincangan rutin, diskusi politik kini marak di platform media sosial. (Hayat, dkk. 2021)
Publisitas diperlukan dalam bidang politik, oleh karena itu Internet merupakan media yang populer untuk mempromosikan tokoh dan partai politik. Selain media tradisional atau konvensional, media internet biasanya digunakan untuk pemaparan politik. Semua bentuk media yang dianggap memiliki kapasitas untuk mendongkrak popularitasnya akan digunakan oleh individu atau partai politik. Komunikasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana partai politik dan individu menggunakan media. Penggunaan media oleh partai politik dan pemerintah untuk mendapatkan dukungan baik sebelum maupun sesudah pemilihan umum disebut sebagai komunikasi politik. Tujuan utama Internet adalah untuk menunjukkan bahwa tokoh atau partai politik "melek Internet" untuk menarik teman, penggemar, dan simpatisan dari masyarakat yang sering menggunakan Internet. (Situmorang, 2012)
Dalam masa kampanye pemilihan umum, lembaga politik harus terlibat aktif dalam komunikasi politik berbasis media sosial. Media sosial juga dianggap sebagai sumber informasi dan media yang tepat untuk menentukan opini publik terkait kebijakan dan sikap politik, serta untuk menumbuhkan dukungan masyarakat terhadap politisi yang berkampanye. Sejumlah penelitian menunjukkan bagaimana politisi di seluruh dunia telah menggunakan media sosial untuk berinteraksi langsung dengan publik, membangun hubungan dengan konstituen, dan memengaruhi wacana politik. Media sosial menjadi semakin penting bagi politisi karena dapat menumbuhkan komunikasi antara publik dan mereka serta menarik minat pemilih muda dan pemilih pemula.
Para politisi telah berkampanye secara daring sebelum beralih ke media sosial. Internet mungkin merupakan sarana untuk mengatasi politik demokrasi massa yang represif yang didominasi oleh suara-suara dari bawah ke atas dan sering kali menyalahgunakan posisi kekuasaan mereka untuk keuntungan kelompok mereka. Diperkirakan bahwa para politisi dan pengikut mereka akan dapat bertukar informasi interaktif dua arah melalui internet. Internet menjanjikan akan menjadi platform yang paling luas untuk pertumbuhan kelompok-kelompok kepentingan dan untuk mengekspresikan sudut pandang. Internet pertama kali digunakan di Indonesia selama pemilihan umum 1997, ketika Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai Persatuan Pembangunan semuanya memiliki situs web resmi. Program partai, pernyataan politik, manajemen pusat/daerah, AD/ART, dan peluang untuk berkomunikasi dengan manajemen termasuk di antara informasi yang tersedia di situs web tersebut. (Anshari, Faridhian. 2013)
Salah satu taktik untuk mendekati pemilih dengan cara yang lebih modern dan menarik selama Pilkada Serentak 2024 adalah penggunaan media baru oleh calon Wali Kota Bekasi dalam kampanye mereka. Membangun hubungan langsung dengan pemilih menjadi jauh lebih mudah dengan media baru, yang meliputi media sosial, situs web, aplikasi, dan platform digital lainnya. Hal ini terutama berlaku bagi pemilih muda yang sangat aktif menggunakan internet.
Penggunaan media sosial yang paling banyak oleh politisi atau calon kepala daerah dalam melakukan kampanye adalah Instagram, Facebook, Twitter, dan Tiktok. Hal ini karena sebagian besar masyarakat menggunakan keempat media sosial tersebut dalam sehari-hari. Namun yang paling signifikan dan menarik banyak penonton adalah Instagram dan Tiktok karena pada aplikasi ini politisi atau calon kepala daerah hanya harus membuat konten video pendek semenarik mungkin. Pada kedua aplikasi tersebut juga tidak sulit untuk mendapatkan jumlah tontonan yang banyak asalkan dengan syarat memiliki konten yang menarik.
Para kandidat wali kota Bekasi pada Pilkada Serentak 2024 telah memanfaatkan media sosial dengan berbagai cara untuk membangun citra, mengidentifikasi diri, dan menarik suara. Salah satu taktik utama yang digunakan adalah dengan menggunakan platform Facebook, Instagram, dan TikTok untuk menyebarkan konten visual yang menarik, seperti infografis dan narasi tentang tujuan, misi, dan program mereka. Untuk dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat, menanggapi pertanyaan, dan mengklarifikasi berbagai isu penting. Untuk menarik perhatian audiens muda yang sangat aktif para calon wali kota berusaha memanfaatkan media sosial secara maksimal. Para kandidat wali kota Bekasi tersebut berupaya untuk memanfaatkan media sosial secara maksimal guna meraih dukungan dari para pemilih pada Pilkada 2024.
 Salah sattu paslon yang mengandalkan media sosial dalam memperoleh suara adalah Uu dan Nurul. Media sosial dipilih untuk dijadikan ajang memperoleh suara karna dirasa waktu kampanye yang tergolong singkat. Oleh karena itu, media sosial dianggap paling mumpuni untuk memperoleh suara secara maksimal. Penggunaan media sosial oleh paslon ini sudah lebih dulu dikonsultasikan kepada pihak KPU mengenai boleh atau tidaknya digunakan. Konten-konten yang akan disajikan pada media sosial berupa program-program yang akan dilaksanakan kedepannya dan visi serta misi yang dapat diterima oleh masyarakat. Konten-konten tersebut nantinya dikemas semenarik mungkin sehingga membuat masyarakat khususnya warga kota Bekasi menjadi tertarik untuk memilih paslon ini.
Kesimpulan
Dalam Pilkada Serentak 2024, kampanye politik calon Wali Kota Bekasi banyak memanfaatkan media baru. Dengan menggunakan platform media sosial seperti Facebook, YouTube, Instagram, dan TikTok, calon wali kota dapat menjalin hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat dan mengomunikasikan pesan kampanye dengan cara yang lebih menarik dan inovatif. Keterlibatan pemilih meningkat berkat taktik seperti memproduksi konten yang menarik secara visual, streaming langsung, dan menghasilkan konten-konten yang menarik. Hasilnya, media baru dapat digunakan untuk mengedukasi pemilih, membangun dukungan, dan meningkatkan citra merek selain berfungsi sebagai alat komunikasi.
Daftar Pustaka
Abdussamad, Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: CV Syakir Media Press
Anshari, Faridhian. 2013. Komunikasi Politik di Era Media Sosial. Jurnal Komunikasi. Vol 8 No 1
Hayat, Muzahid Akbar., dkk. 2021. Peran Media Sosial dalam Komunikasi Politik. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi. Vol 2 No 1
Indrawan, Jerry., Dkk. 2020. Kehadiran Media Baru (New Media) dalam Proses Komunikasi Politik. Jurnal Medium: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau. Vol 8 No 1
Putra, Afdal Makkuraga. 2011. Media Baru dan Fenomena Komunikasi Politik pada Pemilukada di Provinsi Banten 2011. Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 23-34.
R. Abdurachman Zhfir., Dkk. 2022. Personal Branding Gibran Rakabuming Raka dalam Kampanye Pilkada Solo dengan Penggunaan Media Baru. Journal of Digital Education, Communication, and Arts. Vol 5 No 2
Sari, Milya dan Asmendri. 2020. Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian bidang IPA dan Pendidikan IPA. Vol 6 No 1
Situmorang, James., R. 2012. Pemanfaatan Internet sebagai New Media dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan, dan Sosial Budaya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI