Masalah ketimpangan atau kesetaraan gender hampir terjadi di semua negara. Adanya kesetaraan gender mengakibatkan pembangunan inklusif tidak dapat tercapai secara optimal, karena kondisi ideal untuk pembangunan manusia adalah kelompok orang laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama untuk berperan dan melakukan hal-hal yang diinginkan dan menerima manfaat dari Pembangunan dengan cara yang adil dan setara. Oleh karena itu pada Sidang Umum tahun 2015 yang harus dicapai pada tahun 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan kesetaraan gender sebagai salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. Â Kesetaraan gender merupakan tujuan kelima yaitu mencapai kesetaraan gender serta memberdayakan semua perempauan dan anak perempuan. Kesetaraan gender berpengaruh pada semua tujuan pembangunan karena memiliki dampak positif dalam mendorong pertumnuhan ekonomi danproduktivitas tenaga kerja, juga berpengaruh pada pendidikan, pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan mengatasi perubahan iklim.
Pengertian Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender mmerujuk pada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Gender dapat diartikan sebagai pembeda yang terlihat anatara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari peran, Â atribut, sifat, nilai, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang. Kesetaraan gender berarti bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam semua aspek kehidupan mereka, termasuk akses ke peluang, sumber daya, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Konsep ini berpusat pada upaya untuk menghilangkan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan menciptakan lingkungan di mana laki-laki dan perempuan, serta kelompok gender non-biner, memiliki kesempatan yang setara untuk mencapai potensi mereka.
Konsep Pembangunan Nasional
Konsep pembangunan nasional Indonesia, menurut GBHN ( Garis-garis Besar Haluan Negara), mencakup perubahan dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup perubahan sosial yang harus melibatkan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan dapat dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu dan harus melibatkan perubahan yang menyeluruh dalam semua lapisan kehidupan.
Beberapa pengertian pembangunan yang diajukan oleh para ahli, seperti Philips Roupp, SP Siagian, Bintoro, dan Mustopadijaya, menekankan bahwa pembangunan adalah proses perubahan yang sadar, terencana, dan berkelanjutan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia dan struktur sosial masyarakat. Sementara itu, menurut Todaro, pembangunan harus memiliki tiga sasaran utama:
- pembangunan haruslah meningkatkan ketersediaan pangan , sandang ,papan, Kesehatan
- pembangunan haruslah meningkatkan taraf hidup, meningkatkanpendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik,perhatian yang lebih besar kepada nilai nilai budaya dan kemanusiaan yang selain memperbaiki kesejahteraan tetapi juga meningkatkan harga diri sebagai individu dan bangsa.
- memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan bangsa sehingga terbebas dari perbudakan dan ketergantungan baik sebagai individu maupun negara terbebas dari ketergantungan pada negara lain.
Permasalahan Kesenjangan Gender dalam Pembangunan
Meskipun telah ada kemajuan dalam pencapaian kesetaraan gender, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh perempuan di berbagai belahan dunia. Kesenjangan gender ini sering kali menjadi hambatan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yang sejati. Beberapa permasalahan utama kesenjangan gender yang perlu diatasi adalah:
1. Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender adalah kekerasan yang ditujukan terhadap seseorang karena jenis kelamin orang tersebut atau kekerasan yang memengaruhi orang dengan jenis kelamin tertentu secara tidak proporsional. Kekerasan terhadap perempuan dipahami sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan berarti semua tindakan kekerasan berbasis gender yang mengakibatkan atau mungkin mengakibatkan kerusakan fisik, psikologis, kerugian seksual, maupun ekonomi.
2. Kesenjangan Upah dan Partisipasi Ekonomi
Perempuan biasanya menerima kompensasi yang lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, mereka sering terhalang oleh stereotip gender, ketidakadilan kesempatan kerja, dan hambatan struktural sering menghalangi perempuan untuk berkontribusi dalam dunia kerja, meskipun mereka memiliki potensi yang luar biasa. Misalnya, memiliki peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga dapat menghalangi perempuan untuk melanjutkan karir mereka.
3. Ketidaksetaraan Akses terhadap Pendidikan
Meskipun telah ada kemajuan, kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan masih terjadi di beberapa daerah. Anak perempuan, terutama dari keluarga miskin atau di daerah terpencil, seringkali memiliki kesempatan yang lebih terbatas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Solusi untuk Mengatasi Kesenjangan Gender dalam Pembangunan
Untuk mengurangi kesenjangan gender dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, perlu dilakukan berbagai upaya yaitu:
1. Perlindungan Hukum dan Kebijakan Anti-Kekerasan
Meningkatkan penegakan hukum teradap pelaku kekerasan berbasis gender, baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecahan seksual, atau kekerasan di ruang publik, dengan memberikan sanksi yang jelas dan tegas.
2. Implementasi Kebijakan Upah yang Setara
Pemerintah dan perusahaan perlu menerapkan prinsip "upah yang setara untuk pekerjaan yang setara", yang memastikan bahwa perempuan dan laki-laki mendapatkan gaji yang adil untuk pekerjaan yang memiliki tingkat keterampilan dan tanggung jawab yang sama.
3. Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan
Solusi untuk mengatasi kesenjangan gender dalam akses pendidikan termasuk membangun infrastruktur pendidikan yang aman dan mudah diakses, serta memberikan beasiswa dan bantuan keuangan kepada perempuan dari keluarga miskin. Mengembangkan kurikulum yang mempertimbangkan gender juga penting, dan guru harus dilatih untuk membuat lingkungan belajar yang inklusif. Langkah penting lainnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan orang tua tentang pentingnya pendidikan perempuan serta memastikan bahwa lingkungan sekolah bebas dari kekerasan. Terakhir, perempuan dapat mendapatkan lebih banyak peluang dengan mendukung pendidikan tinggi melalui beasiswa dan dukungan khusus. Langkah-langkah ini dapat mengurangi perbedaan gender dalam pendidikan dan memberi perempuan kesempatan untuk berkontribusi pada pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Kesimpulan
Kesetaraan gender adalah prinsip dasar yang menekankan hak dan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam semua aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan politik. Pembangunan berkelanjutan hanya dapat tercapai jika setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki akses setara terhadap peluang, sumber daya, dan hak yang sama. Meskipun telah ada kemajuan dalam pencapaian kesetaraan gender, kesenjangan gender masih menjadi hambatan besar dalam pembangunan, dengan permasalahan seperti kekerasan berbasis gender, kesenjangan upah, terbatasnya partisipasi ekonomi perempuan, serta ketidaksetaraan dalam akses pendidikan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kebijakan yang fokus pada perlindungan hukum terhadap kekerasan gender, penerapan prinsip upah yang setara untuk pekerjaan yang setara, serta peningkatan akses dan kualitas pendidikan bagi perempuan. Kebijakan-kebijakan ini akan menciptakan kondisi yang lebih adil dan memberi perempuan kesempatan untuk berperan aktif dalam pembangunan. Dengan demikian, kesetaraan gender akan mendukung peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kesetaraan gender juga merupakan tujuan penting dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati oleh PBB pada 2015, yakni Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Mewujudkan kesetaraan gender akan memberikan dampak positif tidak hanya pada ekonomi dan pendidikan, tetapi juga dalam mengurangi kemiskinan, memperkuat ketahanan sosial, dan mendorong tercapainya pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H