Mohon tunggu...
Amalia Fany Salsabilla
Amalia Fany Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maliki Malang

hobi saya menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Berkelanjutan

19 November 2024   00:12 Diperbarui: 30 November 2024   15:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah ketimpangan atau kesetaraan gender hampir terjadi di semua negara. Adanya kesetaraan gender mengakibatkan pembangunan inklusif tidak dapat tercapai secara optimal, karena kondisi ideal untuk pembangunan manusia adalah kelompok orang laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama untuk berperan dan melakukan hal-hal yang diinginkan dan menerima manfaat dari Pembangunan dengan cara yang adil dan setara. Oleh karena itu pada Sidang Umum tahun 2015 yang harus dicapai pada tahun 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan kesetaraan gender sebagai salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan.  Kesetaraan gender merupakan tujuan kelima yaitu mencapai kesetaraan gender serta memberdayakan semua perempauan dan anak perempuan. Kesetaraan gender berpengaruh pada semua tujuan pembangunan karena memiliki dampak positif dalam mendorong pertumnuhan ekonomi danproduktivitas tenaga kerja, juga berpengaruh pada pendidikan, pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan mengatasi perubahan iklim.

Pengertian Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender mmerujuk pada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Gender dapat diartikan sebagai pembeda yang terlihat anatara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari peran,  atribut, sifat, nilai, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang. Kesetaraan gender berarti bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam semua aspek kehidupan mereka, termasuk akses ke peluang, sumber daya, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Konsep ini berpusat pada upaya untuk menghilangkan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan menciptakan lingkungan di mana laki-laki dan perempuan, serta kelompok gender non-biner, memiliki kesempatan yang setara untuk mencapai potensi mereka.

Konsep Pembangunan Nasional

Konsep pembangunan nasional Indonesia, menurut GBHN ( Garis-garis Besar Haluan Negara), mencakup perubahan dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup perubahan sosial yang harus melibatkan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan dapat dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu dan harus melibatkan perubahan yang menyeluruh dalam semua lapisan kehidupan.

Beberapa pengertian pembangunan yang diajukan oleh para ahli, seperti Philips Roupp, SP Siagian, Bintoro, dan Mustopadijaya, menekankan bahwa pembangunan adalah proses perubahan yang sadar, terencana, dan berkelanjutan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia dan struktur sosial masyarakat. Sementara itu, menurut Todaro, pembangunan harus memiliki tiga sasaran utama:

  • pembangunan haruslah meningkatkan ketersediaan pangan , sandang ,papan, Kesehatan
  • pembangunan haruslah meningkatkan taraf hidup, meningkatkanpendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik,perhatian yang lebih besar kepada nilai nilai budaya dan kemanusiaan yang selain memperbaiki kesejahteraan tetapi juga meningkatkan harga diri sebagai individu dan bangsa.
  • memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan bangsa sehingga terbebas dari perbudakan dan ketergantungan baik sebagai individu maupun negara terbebas dari ketergantungan pada negara lain.

Permasalahan Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

Meskipun telah ada kemajuan dalam pencapaian kesetaraan gender, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh perempuan di berbagai belahan dunia. Kesenjangan gender ini sering kali menjadi hambatan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yang sejati. Beberapa permasalahan utama kesenjangan gender yang perlu diatasi adalah:

1. Kekerasan Berbasis Gender

Kekerasan berbasis gender adalah kekerasan yang ditujukan terhadap seseorang karena jenis kelamin orang tersebut atau kekerasan yang memengaruhi orang dengan jenis kelamin tertentu secara tidak proporsional. Kekerasan terhadap perempuan dipahami sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan berarti semua tindakan kekerasan berbasis gender yang mengakibatkan atau mungkin mengakibatkan kerusakan fisik, psikologis, kerugian seksual, maupun ekonomi.

2. Kesenjangan Upah dan Partisipasi Ekonomi

Perempuan biasanya menerima kompensasi yang lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, mereka sering terhalang oleh stereotip gender, ketidakadilan kesempatan kerja, dan hambatan struktural sering menghalangi perempuan untuk berkontribusi dalam dunia kerja, meskipun mereka memiliki potensi yang luar biasa. Misalnya, memiliki peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga dapat menghalangi perempuan untuk melanjutkan karir mereka.

3. Ketidaksetaraan Akses terhadap Pendidikan

Meskipun telah ada kemajuan, kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan masih terjadi di beberapa daerah. Anak perempuan, terutama dari keluarga miskin atau di daerah terpencil, seringkali memiliki kesempatan yang lebih terbatas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Solusi untuk Mengatasi Kesenjangan Gender dalam Pembangunan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun