Mohon tunggu...
Amalia Rizqi
Amalia Rizqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Maturidiyah berada diantara Aliran Mu'tazilah dan Al-Asy'ariyyah

3 Oktober 2018   11:42 Diperbarui: 3 Oktober 2018   12:37 4099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

2.Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidiyah

a.Sifat Tuhan

Maturidiyyah cenderung mendekati faham mu'tazilah, perbedaannya hanya terletak pada pengakuan al-maturidi  tentang adanya sifat Tuhan, sedangkan mu'tazilah menolak adanya sifat Tuhan.

b.Perbuatan manusia

Dalam perbuatan manusia, al-Maturidi sependapat dengan golongan mu'tazilah bahwa manusia yang sebenarnya mewujudkan perbuatan-perbuatannya sendiri.

c.Tentang dosa besar

Al-Maturidiyah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak akan selamanya dineraka, karna Allah sudah menjanjikan akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya di dunia. Orang yang kekal di neraka hanya orang-orang kafir atau murtad.

3.Tokoh-tokoh Al-Maturidiyah

Abu Al-Yusr Muhammad al-Badzawi lahir 421 H dan wafat 493 H. Beliau adalah tokoh yang paling penting dialiran ini. Badzawi sendiri mempunyai beberapa murid, salah satunya Najm al-Din Muhammad al-Nasafi. Namun tidak selamanya badzawi sepaham dengan maturidi itu sebabnya aliran maturidiyah sendiri terpecah menjadi dua golongan yaitu golongan Samarkhan yang mengikuti paham-paham al-Maturidi dan golongan Bukhara yang mengikiti paham al-Badzawi.

Tokoh golongan Samarkhan yaitu Muhammad Ibn Muhammad Mansur al-Maturidi. Golongan ini mempunyai pemikiran yang lebih rasional. Mereka menganggap bahwa akal mempunyai daya yang bisa diandalkan untuk menginterprestasi secara bebas terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis serta bebas bergerak menyesuaikan perubahan kondisi lingkungan masyarakat bagi penganutnya. Berbeda dengan golongan Bukhara yang sedikit tradisional karena tidak bebas artinya masih terikat dengan norma-norma. Ketika menyelesaikan masalah mereka menggunakan teks wahyu dan kemudian dibawa ke argumen-argumen rasional tersebut. Itulah sebabnya, aliran maturidiyah berada ditengah-tengah aliran mu'tazilah dan Al-asy'ariyah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun