Mohon tunggu...
Jasmin Stg
Jasmin Stg Mohon Tunggu... Administrasi - Anak ke-1 dari delapan bersaudara. Anak dari Manat Stg. Lahir saat peristiwa gejolak politik di Indonesia. Hidup mengikuti perkembangan zaman dan terus belajar sesuai zaman.

Memaknai setiap peristiwa.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Budidaya Lele, Gagal!

14 Desember 2022   20:37 Diperbarui: 14 Desember 2022   20:59 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam tiga bulan kita akan panen. Semoga kita mendapat untung", ungkapku ke pak Maman. Kami  membangun mimpi. Wajar kan?

Minggu ketiga  bulan Mei  2022 saya mulai kesulitan membeli pakan karena harga pakan pabrikan naik. Katanya,   disebabkan  bahan baku pakan melonjak tinggi. Banyak pengusaha ayam pedaging dan lele yang mengandalkan pakan pabrikan keteteran.

Sejak saat itu, saya menyiasati dengan memberi pakan alternatif. Pemberian pakan pabrikan saya selingi dengan  tiren dan sayur-sayuran. Saya mengeluarkan biaya  sekitar  200 ribu rupiah untuk  membeli pakan setiap bulan.  Ketahuan, minim modal ya.

Selain itu, setiap sore saya usahakan memberi daun pepaya, daun ubi, daun kelor.  Daun pepaya kuminta dari tetangga. Daun ubi kupetik  dari pekerangan sendiri. Dan daun kelor kuambil dari garapan, milik teman. Biasanya daun kelor  banyak tumbuh di kebun karena digunakan sebagai batas kepemilikan tanah dengan tanah orang lain. Dedaunan itu kuberikan dengan harapan ikan-ikan bertumbuh dengan baik.

Dokpri
Dokpri

 Aku juga   mencari ayam tiren.  Kusempatkan  menemui peternak ayam pedaging dan ayam petelor.  Puji Tuhan, kadang-kadang aku  mendapatnya. Rasanya senang sekali saat membawa tiren!

Ayam kubakar agar bulunya bersih. Saat proses pembakaran aromanya  merebak ke sekeliling. Untungnya, kandang jauh jaraknya dengan rumah peduduk sehingga tidak terganggu. Setelah semua bulu habis terbakar, aku memberi ke lele. Ayam yang sudah kubakar kugantung dengan menggunakan tali rafia. Posisi ayam sedikit menggantung di permukaan air. Segera ikan-ikan berpesta pora. Percikan air kolam seringkali mengenai mulut dan hidung. Ada sensasi yang menyenangkan saat ribuan ikan berebutan makan.

Seiring perjalanan waktu, aku semakin kewalahan memenuhi makanan lele. Ayam tiren semakin sulit kuperoleh. Harga pakan tetap mahal. Aku lebih banyak memberi sayur-sayuran dan pakan pabrikan sekedarnya. Pertumbuhan ikan sangat lambat. Aku semakin tidak bergairah. Saat kulakukan penyortiran, aku mendapat  3 hingga 4 ekor ikan yang pertumbuhannya sangat besar sementara ikan lain ada yang masih kecil. Ikan besar memakan ikan-ikan kecil karena kekurangan makanan. Terjadi kanibalisme.

Di kalangan petani ikan pertumbuhan ikan seperti ini sering disebut bantet, ikan tidak  bertumbuh, tetap kecil.  Ikan yang sudah besar kujual secara ketengan kepada teman-teman dan pedagang sayur. Uang yang kudapatkan cukup membeli pakan. Namun  setelah kupertimbangkan secara matang, kuputuskan untuk menjual seluruh ikan dengan harga yang murah. Rencana berikut adalah membeli bibit ikan nila atau gurame, katanya perawatannya lebih mudah. Hal yang pasti aku harus mempertimbangkan  dengan kemampuanku. Usaha yang sungguh-sungguh pasti akan memperoleh hasil yang optimal.

 

Pembelajaran Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun