Harusnya orang-orang itu "telanjang". Ber-sosialisasi tanpa dibungkus "baju". Meninggalkan atribut-atribut duniawi yang nyatanya hanya menimbulkan sekat dan sumber gesekan.
Dia kemudian sedikit tersenyum, membayangkan bahwa sebenarnya dia juga tidak peduli baju, karena dia tak acuh  juga pada mode. Mungkin juga ini yang menyebabkan dia tidak menemui kesulitan dalam bergaul, dan jarang bergesekan dengan teman-temannya.
Malam mulai larut. Dia merasa setan kantuk yang menghantuinya sudah mulai hilang. Dia baru sadar bahwa sudah ada 3 kaleng wonda yang kosong diatas meja.Â
Ah, peduli amat. Besok kan Sabtu, hari libur, pikirnya.
Kemudian dia teringat bahwa dia baru saja membeli game Street Fighter versi Nintendo Switch yang baru saja dirilis. Dia gembira karena Street Fighter adalah game yang dia amat gandrungi dimasa ronin bertahun-tahun yang lalu.Â
Lima menit kemudian, dia larut dalam permainan game nya. Meskipun dia agak susah payah untuk berusaha mengingat-ingat bagaimana dia bisa mengeluarkan jurus shouryuuken untuk menjatuhkan lawannya,namun dia kelihatan menikmatinya.Â
Sepuluh menit kemudian, hanya suara teriakan kegirangan atau kekesalan dari Puutaro, dan suara game Street Fighter yang terdengar dari kamar apartemen di pinggiran Tokyo itu. Puutaro sendiri sudah lupa akan tumpukan baju bekas pakai-nya yang berserakan karena dia orang yang super sibuk dan tidak ada waktu untuk sekedar merapikannya. Bahkan dia lupa mencuci, karena biasanya dia memasukkan baju-baju berserakan yang sudah dipakainya dari hari Senin itu ke dalam mesin cuci sebelum tidur tiap hari Jum'at malam.Â
--
puutaro : nama tokoh fiksi cerita ini
joudo shinshu : salah satu aliran Buddha di Jepang
obousan : pendeta agama Buddha
rounin : artinya sebenarnya adalah julukan bagi samurai yang tak bertuan. namun kini dipakai untuk julukan bagi lulusan sma yang tidak lolos ujian masuk perguruan tinggi dan biasanya sedang mempersiapkan untuk menempuh ujian lagi di tahun berikutnya.
shouryuuken : jurus mematikan dari character ryuu di game street fighter yang memerlukan kombinasi tekanan tombol yang agak susah untuk menggunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H