Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Babak Berdarah Jelang Hari Pahlawan (Bagian Pertama)

11 Oktober 2020   19:24 Diperbarui: 18 Oktober 2020   18:46 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa orang Indo-Belanda bekas interniran pimpinan Mr. Ploegman berkumpul di Hotel Yamato (dulunya: Oranje Hotel) dijaga beberapa serdadu Jepang bersenjata. Mereka berunding guna meminta kembali pertokoan, perkantoran dan lain-lain era sebelum dikalahkan Jepang. Terlebih lagi aksinya didorong ketika sebuah pesawat terbang Belanda dari Balikpapan (yang dikuasai Sekutu) terbang di atas kota menyebarkan selebaran berisi agar ex-interniran bersiap menunggu kedatangan pasukan Sekutu. Pamflet itu dihias bendera Belanda dan foto Ratu Wilhelmina. 

Orang-orang Indo-Belanda itu memastikan kekuasaan Belanda bakal kembali. Mr. Ploegman cepat-cepat ,mengambil tangga, menaiki menara-utara  hotel dan mengibarkan bendera Merah-Putih-Biru. Bergaya sombong sambil berkacak pinggang mondar-mandir dimenara itu. Di Jalan Tunjungan, depan hotel, berduyun-duyun masyarakat menutupi pintu gerbang hotel. Sebagian bersenjata tajam dan terbanyak takeyari (bambu runcing). 

Saya diajak Alimun ke kantor Antara dan menyaksikan rakyat yang berteriak-teriak "Merdekaaa", "Siaaap!" sampaipun menyumpah-nyumpah, lalu  " berbondong memasuki lobby hotel. Beberapa serdadu Jepang  tidak berani mencegahnya. Tanpa banyak kata, perkelahian seru terjadi di lobby. 

Beberapa orang terluka. Mr. Ploegman yang turun dari menara dan langsung terlibat, akhirnya tergeletak. Mandi darah dan tewas.  Tiga orang kita menaiki tangga menara,, menurunkan bendera Belanda itu, merobek warna birunya dan mengibarkan kembali sebagai Merah Puith. Diiringi teriakan "Merdeka" di Jalan Tunjungan.

Hari itu, 19 September 1945,  disebut "Insiden Bendera" sebagai awal berdarah Hari Pahlawan.

BERSAMBUNG.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun