Mohon tunggu...
Ama Kewaman
Ama Kewaman Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Lahir di Lembata, NTT, pulau terpencil bagai kepingan surga di bumi pada awal oktober 1994. Sekarang mengembara dalam jejak-jeak rantau.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Oktober yang Sepi

31 Juli 2021   11:42 Diperbarui: 31 Juli 2021   11:58 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kematian atau kehidupan ? Kehidupan sedang kujalani saat ini, sedangkan kematian ? aaakkhhhh. Bagaimana rasanya ?" aku mendesah dan bertanya dalam hatiku.

Aku menyalakan lilin diatas meja belajar. Tak ada kue ulang tahun hari ini. Tak ada ucapan selamat hari ini. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan setelahnya. aku hanya mengingat belasan tahun yang lalu, aku meniupkan lilin setelah ibu mengucapkan doa dan nyanyian dari teman-teman dan saudara-saudaraku beriringan. Kali ini aku menuruti kemauan hati. Aku ingin berdoa saja, seperti yang dilakukan ibu. Mungkin saja tuhan yang ibu tunjukan kemarin akan mendengarkan doaku. 

Dalam doa aku memohon agar kata-kata getir yang dituliskan maut, dihadang tuhan dengan perisai doa  dari ibu. Aku pernah menyadari kebenaran sebuah perasaan. Perasaan akan sesuatu yang getir melebur-lebur dalam dada, menggebu di dinding dada yang hampir saja menjadi maut. Pikirku tuhanlah dibalik semua ini. Kali  ini adalah waktunya menghadap tuhan, memohon ampun atas dosa masa lalu. 

Setelah semua doa kupanjatkan pada tuhan yang satu, yang pernah ibu tunjukan, aku meniupkan lilin. Kali ini tak ada lagu ulang tahun. 

Aku meraih telepon genggamku, berharap ada ucapan selamat dari ibu.

 

Jontona, 21 sept 2017 02: 47 AM

Kamar sepi, pinggir kali. Aku merindu dalam sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun