Mohon tunggu...
Ama Hen
Ama Hen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing

Kalau saya makanan, saya pengen jadi lotek. Sederhana, murah tapi banyak disukai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibalik Jendela Rumah Tua

6 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 6 Juni 2024   16:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang ditinggalkan oleh penduduknya bertahun-tahun yang lalu.

Rumah itu dikelilingi oleh pepohonan yang lebat dan semak belukar yang menjadikannya tersembunyi dari pandangan orang-orang. Tidak ada yang berani mendekatinya, karena kabar angker yang mengelilinginya.

Namun, seorang remaja bernama Moni memiliki rasa penasaran yang besar terhadap rumah itu. Suatu malam, dengan hati berdebar-debar, Moni mengintip dari jendela belakang rumah tua tersebut. 

Cahaya bulan yang redup hanya menambah kesan seram tempat itu. Di ujung ruangan, Moni melihat sebuah jendela tua yang tertutup rapat dengan tirai berdebu.

Tanpa bisa menahan rasa penasaran, Moni memutuskan untuk memasuki rumah itu. 

Setiap langkahnya di dalam rumah itu terasa berat, dan suasana yang mencekam membuatnya ingin segera keluar. 

Namun, ketika ia berjalan mendekati jendela tua yang terlihat dari luar, ia merasa ada sesuatu yang menariknya.

Maya menggerakkan tirai perlahan-lahan, dan di balik jendela itu, ia melihat sesosok bayangan yang tak terlihat jelas.

Rasanya seperti ada mata yang menatapnya dari dalam kegelapan. 

Ketika Moni mencoba untuk mundur, ia merasa tangannya terpegang oleh sesuatu yang dingin dan kasar.

Dengan berusaha keras menarik tangan dari cengkeraman itu, Moni akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah tua tersebut. 

Namun, sejak malam itu, ia merasakan kehadiran yang tak kasat mata mengikuti setiap langkahnya, dan jendela tua itu selalu muncul dalam mimpi buruknya, menghantui pikirannya hingga akhir hayatnya.

Bagaimana kisah selengkapnya, next part 2.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun