rumah tua yang ditinggalkan oleh penduduknya bertahun-tahun yang lalu.
Di sebuah desa kecil yang terpencil, terdapat sebuahRumah itu dikelilingi oleh pepohonan yang lebat dan semak belukar yang menjadikannya tersembunyi dari pandangan orang-orang. Tidak ada yang berani mendekatinya, karena kabar angker yang mengelilinginya.
Namun, seorang remaja bernama Moni memiliki rasa penasaran yang besar terhadap rumah itu. Suatu malam, dengan hati berdebar-debar, Moni mengintip dari jendela belakang rumah tua tersebut.Â
Cahaya bulan yang redup hanya menambah kesan seram tempat itu. Di ujung ruangan, Moni melihat sebuah jendela tua yang tertutup rapat dengan tirai berdebu.
Tanpa bisa menahan rasa penasaran, Moni memutuskan untuk memasuki rumah itu.Â
Setiap langkahnya di dalam rumah itu terasa berat, dan suasana yang mencekam membuatnya ingin segera keluar.Â
Namun, ketika ia berjalan mendekati jendela tua yang terlihat dari luar, ia merasa ada sesuatu yang menariknya.
Maya menggerakkan tirai perlahan-lahan, dan di balik jendela itu, ia melihat sesosok bayangan yang tak terlihat jelas.
Rasanya seperti ada mata yang menatapnya dari dalam kegelapan.Â
Ketika Moni mencoba untuk mundur, ia merasa tangannya terpegang oleh sesuatu yang dingin dan kasar.
Dengan berusaha keras menarik tangan dari cengkeraman itu, Moni akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah tua tersebut.Â
Namun, sejak malam itu, ia merasakan kehadiran yang tak kasat mata mengikuti setiap langkahnya, dan jendela tua itu selalu muncul dalam mimpi buruknya, menghantui pikirannya hingga akhir hayatnya.
Bagaimana kisah selengkapnya, next part 2.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H