Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asiknya Menikmati Visit Tol Cipali

6 Juli 2015   17:42 Diperbarui: 6 Juli 2015   18:26 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               

Laju bus rombongan pun melambat saat menapaki Km 161+600 s/d Km. 163. Bukan lantaran karena tanjakannya, namun di seberang kanan jalan terdapat sebuah batu raksasa yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Persis di samping batu keramat juga terdapat makam. Tanjakan ini awalnya memang sebuah bukit yang digempur atau dibelah agar bisa ditembus sebagai jalan tol. Jadi untuk menghormati kepercayaan masyarakat setempat, batu keramat dan makam tetap berada di posisi aslinya. Tidak digusur. Namun ini menjadi daya tarik keunikan yang terdapat di Tol Cipali. Hanya saja, saya sarankan untuk berdoa khusus untuk memohon keselamatan kepada Tuhan dan mendoakan arwah leluhur yang dimakamkan di dekat batu tersebut serta kulonuwun (permisi) saat melintasinya.

Jalanan yang masih mulus dan mayoritas datar, tak ada tanjakan terjal ataupun turunan curam seringkali membuat lena para pengendara yang melintasi Tol Cipali. Meskipun batas kecepatan kendaraan berkisar 60-80 km/jam dan 80-100 km/jam, namun pada kecepatan 100 km/jam masih terasa laju pelan. Sangat terasa pelan bila dibandingkan dengan kecepatan yang sama di ruas tol lain.

Menurut informasi dari petugas PJR dan pihak PT LMS, kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali dikarenakan faktor pengemudi yang melajukan kendaraan lebih dari 130 km/jam, faktor kelelahan maupun kondisi kendaraan yang kurang laik saat jalan. Jadi patuhi batas kecepatan dan berhati-hati serta jaga jarak aman. Pengemudi juga jangan memaksakan melajukan kendaraan tanpa henti. Gunakan Rest Area yang ada untuk beristirahat agar kondisi badan kembali bugar dan tidak mengantuk.

 

Sangat mudah menancap gas tapi sangat sulit untuk mengeremnya. Jalan Tol Cipali menurut para Driver serasa sangat smooth like butter, bisa memancing pengendara untuk tes kecepatan. Apalagi kecepatan 100 km/jam masih terasa pelan.

 

Persis pukul 12.00, bus rombongan tiba di Gerbang Tol Palimanan. Rombongan pun berkesempatan turun untuk mengabadikan kesibukan lalulintas di Gerbang Tol Palimanan. Selanjutnya, rombongan berputar arah dan masuk kembali Gerbang Tol Palimanan untuk merasakan jalur tol dari arah Palimanan sampai dengan Cikopo.

 

Ruas Tol Cipali terdiri dari 7 Gerbang Exit Toll. Yaitu: Exit Toll Cikopo (Km.76), Exit Toll Kalijati (Km.98), Exit Toll Subang (Km.109), Exit Toll Cikedung (Km. 139), Exit Toll Kertajati (Km. 158), Exit Toll Sumberjaya (K.167) dan Exit Toll Palimanan (Km.188).

 

Jadi bila dihitung perjalanan dari Cikopo sampai dengan Palimanan melalui Tol Cipali maupun sebaliknya dari Palimanan sampai dengan Cikopo, perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Tiga jam dengan batas kecepatan kisaran 80-100 km/jam dan transit beberapa menit di Rest Area. Padahal kalau melalui lintas jalur Pantura butuh waktu sampai 5 jam lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun