Mohon tunggu...
Amad Made
Amad Made Mohon Tunggu... Jurnalis - -

Jurnalis dan penulis di bidang perkeretaapian sejak tahun 2006 sampai sekarang. Pemerhati dan pengguna transportasi massal. Hobi jalan-jalan, hunting foto kereta api dan situs bersejarah. Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Ini Rute MRT Jakarta Fase II dan Skema Pendanaannya

31 Oktober 2018   17:16 Diperbarui: 31 Oktober 2018   22:20 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penugasan kepada PT MRT Jakarta dari BPTJ. (Dok. PT MRT Jakarta)

Rencana pembangunan jalur MRT fase II sedang dalam persiapan. Ground breaking direncanakan sekitar awal Januari 2019. Seperti halnya fase I, pendanaan fase II juga berasal dari pinjaman JICA. Sedangkan fase berikutnya akan berasal dari skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha).

Pembangunan jalur MRT (mass rapid transit / moda raya terpadu) fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) sudah mencapai 97,08%. Uji coba perjalanan kereta MRT pun sudah mulai dilakukan untuk memastikan kehandalan semua perangkat pendukungnya baik itu jalan rel, persinyalan, PSD (platform screen doors), keretanya itu sendiri serta sistem operasi yang nantinya terpusat dikendalikan oleh OCC (operation control center). 

Selain itu yang tidak boleh terlewati yaitu seluruhnya harus dilakukan pengujian pertama untuk sertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian, yang meliputi pengujian jalur KA dan bangunan, pengujian fasilitas operasi (sinyal, telekomunikasi dan listrik aliran atas), pengujian sarana kereta MRT, dan juga pengujian SDM perkeretaapian yang akan mengoperasikan, memeriksa dan merawatnya. Pada fase I ada 13 stasiun, 1 depo, dan 16 trainset/ rangkaian kereta MRT yang siap dioperasikan pada Maret 2019.

Progres konstruksi fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI. (Dok. PT MRT Jakarta)
Progres konstruksi fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI. (Dok. PT MRT Jakarta)
Fase II koridor Bundaran HI-Kampung Bandan

Seiring akan beroperasinya fase I, saat ini juga sudah mulai dipersiapkan untuk pembangunan jalur MRT fase II dari Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,3 kilometer (km) yang groundbreaking-nya akan dilakukan pada awal Januari 2019. 

Trase (jalur keretanya) akan dibangun dengan konstruksi bawah tanah (underground) di bawah jalan utama MH Thamrin, Medan Merdeka Barat, Gajah Mada dan Hayam Wuruk sampai ke Kampung Bandan. 

Adapun 8 stasiun yang akan dibangun yaitu Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, dan Kampung Bandan. Satu depo juga akan dibangun di Kampung Bandan untuk bisa menampung 14 trainset kereta MRT.

Rencana jalur MRT fase II Bundaran HI-Kampung Bandan. (Dok. PT MRT Jakarta)
Rencana jalur MRT fase II Bundaran HI-Kampung Bandan. (Dok. PT MRT Jakarta)
Kontrak paket fase II dan cakupan pekerjaannya. (Dok. PT MRT Jakarta)
Kontrak paket fase II dan cakupan pekerjaannya. (Dok. PT MRT Jakarta)
Diusulkan Lanjut Lebak Bulus ke Tangsel

Adalah usulan dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang berharap koridor MRT Jakarta tidak hanya sampai Lebak Bulus, namun berlanjut ke wilayah Tangerang Selatan. Usulan tersebut pun diakomodir oleh BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) yang semula dari Lebak Bulus akan dilanjut sampai Pondok Cabe. Dan PT MRT Jakarta diberikan tugas untuk melakukan pra feasibility study.

Penugasan kepada PT MRT Jakarta dari BPTJ. (Dok. PT MRT Jakarta)
Penugasan kepada PT MRT Jakarta dari BPTJ. (Dok. PT MRT Jakarta)
Lini masa untuk koridor Lebak Bulus-Tangsel. (Dok. PT MRT Jakarta)
Lini masa untuk koridor Lebak Bulus-Tangsel. (Dok. PT MRT Jakarta)
Koridor ke Tangerang Selatan yang diusulkan oleh BPTJ ada 10 stasiun MRT yaitu dari Lebak Bulus nantinya akan terhubung dengan stasiun: UMJ, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Ciputat, Pustekkom, Pondok Cabe, Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu, dan Tangerang Kota. Ada usulan juga agar dari Tangerang Selatan, jalur MRT lanjut sampai Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Rencana trase/ jalur MRT Lebak Bulus-Tangsel yang dibuat oleh BPTJ. (Dok. PT MRT Jakarta)
Rencana trase/ jalur MRT Lebak Bulus-Tangsel yang dibuat oleh BPTJ. (Dok. PT MRT Jakarta)
Skema Pendanaan Fase II

Direktur Keuangan & Administrasi PT MRT Jakarta, Tuhiyat dalam paparan kepada para Peserta Program Fellowship Jurnalis MRT Jakarta di Kantor MRT Jakarta, (26/10/2018) menjelaskan bahwa sumber pendanaan proyek pembangunan MRT fase II berasal dari dana pinjaman Jepang lewat Japan International Cooperation Agency (JICA). 

Pinjaman yang akan digelontorkan JICA sebesar 217 miliar yen atau ekuivalen Rp 25 Triliun. Namun perinciannya, biaya pembangunan fase II sebesar Rp 22,5 triliun dan Rp 2,5 Triliun untuk membiayai kekurangan pembiayaan fase I karena adanya penyesuaian standar konstruksi mengikuti permintaan dari Pemerintah.

Komitmen pendanaan fase I & fase II. (Dok. PT MRT Jakarta)
Komitmen pendanaan fase I & fase II. (Dok. PT MRT Jakarta)
Untuk lebih jelasnya, skema proses pinjamannya yaitu setelah dilakukan penandatanganan pinjaman oleh Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Jepang melalui JICA. Selanjutnya Pemerintah Pusat menghibahkan 49% pinjamannya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga hanya 51% pinjaman yang ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Untuk pelaksanaannya, PT MRT yang melakukan kontrak pekerjaan dengan para Kontraktor dan konsultan namun pembayaran kepada Kontraktor/ Konsultan dibayarkan langsung oleh JICA setelah dilakukan verifikasi tagihannya oleh PT MRT, Pemprov DKI Jakarta, Ditjen Perkeretaapian dan tim verifikasi lainnya. Ini yang dinamakan directpayment. Jadi jelas ya alurnya,uangnya dari JICA langsung ke Kontraktor/Konsultan," jelas Tuhiyat.

Skema pembiayaan dan sistem akuntansi pinjaman dari JICA. (Dok. PT MRT Jakarta)
Skema pembiayaan dan sistem akuntansi pinjaman dari JICA. (Dok. PT MRT Jakarta)
Bagaimana untuk biaya operasional PT MRT Jakarta? Tuhiyat lebih lanjut mengatakan, bahwa biaya operasional perusahaan didapat dari Pemprov DKI Jakarta melalui dana penyertaan modal daerah (PMD). Pinjaman dari JICA, jelas Tuhiyat, memiliki tenor 40 tahun, termasuk di dalamnya masa tenggang 10 tahun untuk fase I dan 12 tahun untuk fase II.

#Ubah Jakarta

#UbahJakarta adalah inisiatif PT MRT Jakarta sebagai bagian dari kampanye untuk mengubah pemahaman dan gaya hidup masyarakat Jakarta untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Untuk mendukung kehadiran MRT Jakarta, PT MRT Jakarta mulai mengkampanyekan ajakan untuk beralih menggunakan transportasi publik. 

Sosialisasi ini diantaranya dengan mendatangi sekolah-sekolah di Jakarta, pertemuan rutin Forum Jurnalis & Blogger, dan berbagai kesempatan acara lainnya untuk mengenalkan MRT Jakarta dan ajakan naik transportasi publik kepada masyarakat, ajakan berperilaku dalam bertransportasi publik dengan kereta, dan juga cara menggunakan MRT Jakarta.

Alur cara menggunakan MRT Jakarta. (Dok. PT MRT Jakarta)
Alur cara menggunakan MRT Jakarta. (Dok. PT MRT Jakarta)
"Menuju Maret 2019, PT MRT Jakarta telah melakukan kesiapan, dari sisi konstruksi, kesiapan operasi dan pemeliharaan. Tentu ini juga harus didukung dengan kesiapan publik," kata Tubagus Hikmatullah, Corporate Secretary PT MRT Jakarta dalam paparannya pada peserta Program Fellowship Jurnalis MRT Jakarta, (25/10/2018).

AMAD S 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun