William juga menjelaskan ada 10 item pekerjaan utama yang masih harus dites terlebih dahulu sebelum beroperasi melayani publik. Yaitu Sistem Substation, OCS, Sistem Distribusi Daya, Sistem Persinyalan, Sistem Telekomunikasi, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), Automatic Fare Collection System, Platform Screen Doors, Eskalator dan Elevator, serta TrackWork.
"Kami targetkan pada akhir Desember 2018 ini, kita akan mulai partialtrial run hingga 15 Februari 2019, kita lanjutkan dengan trial run secara penuh yaitu sesuai dengan jadwal operasi sesuai rencana grafik perjalanan kereta (GAPEKA), layanan di setiap stasiun, hingga sistem tanggap darurat," tandas William.
Usai paparan di Site Office PT MRT Jakarta, selanjutnya rombongan Jurnalis dan Blogger (termasuk saya lho ya) bersama Direksi berjalan sekitar 100 meter menuju Stasiun Lebak Bulus untuk melihat proses uji coba SAT.Â
Berhubung masih ada pekerjaan penyelesaian stasiun, rombongan diwajibkan menggunakan APD (alat pelindung diri) berupa sepatu karet (boot), rompi dengan warna mencolok hijau atau merah, helmet (topi pelindung kepala) dan masker karena banyak debu.
Satu trainset lagi yang merupakan kereta pertama tiba sedang menjalani uji coba SAT. Wow, serasa kayak lagi kunjungan di Depo kereta di Jepang ya. Ya, maklumlah kan kereta MRT nya buatan Jepang.
Semua orang harus memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan karena bisa membahayakan keselamatan, area-area berbahaya yang tidak boleh dimasuki dan petunjuk jalur evakuasi dalam kondisi darurat. Selesai safety briefing, barulah peserta menaiki lantai platform atau peron stasiun. Kondisi peron masih dalam proses penyelesaian.Â
Untuk pengaman peron dengan track (jalan rel), sudah terpasang PSD (platform screen doors), namun untuk pengambilan gambar peserta diberi jarak satu meter dari PSD. Lagi-lagi demi safety first ya!