Setelah LRT tiba, pintu kereta terbuka dan pintu PSD juga terbuka, calon penumpang menunggu untuk memberi kesempatan kepada penumpang yang akan turun. Satu hal yang tak luput dari amatan saya yaitu celah peron dengan kereta yang aman, tak kuatir terperosoklah.Â
Lantai peron dengan lantai kereta juga sejajar rata sehingga bagi penumpang yang menggunakan kursi roda pun tak akan kesulitan untuk masuk ke dalam kereta. Karena lantainya sama-sama rata jadi rasanya istilahnya bukan naik kereta tapi masuk kereta ya! Haha...
Tidak ada goncangan maupun bunyi roda berderit saat melewati lengkung/ tikungan. Hembusan udara dari AC kereta juga terasa sejuk. Saking terpukau menikmati perjalanan, saya sampai tak sempat untuk duduk karena sibuk memotret interior kereta, jalur (track) dan sempat berbincang dengan petugas Unit Perawatan Sarana LRT.Â
Melalui jendela kecil pada pintu ruang penumpang dengan kabin masinis, kita bisa melihat pemandangan di sepanjang jalur layang LRT. Wow, masinis yang sedang membawa ternyata cewek lho. Keren banget ya, ada masinis cewek di LRT Jakarta!
Pada beberapa titik juga telah dipasang stiker berisi petunjuk tempat duduk prioritas (priority seat), tombol dan petunjuk intercom untuk kondisi darurat, panel berikut informasi buka pintu dalam kondisi darurat, dan denah jalur evakuasi.
Harapan
Sebagai pengguna transportasi publik, saya juga berharap moda transportasi massal LRT ini akan diminati masyarakat untuk mobilitas setiap harinya dan menjadi kereta api perkotaan yang berkembang maju seperti halnya KRL Commuter Line.Â
Amad Made