Mohon tunggu...
jois efendi
jois efendi Mohon Tunggu... Administrasi - nice and unpredictable person

Just me... That's all...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Reaktif Vs Inisiatif

20 April 2018   13:07 Diperbarui: 20 April 2018   17:57 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, ada tiga hal yang akan saya tunjukkan mengenai pemahaman saya tentang reaktif dan inisiatif ini:

Pertama, menjadi reaktif sama pentinnya dengan menjadi berinisiatif. Pengelolaan reaksi yang tepat akan membawa manfaat yang besar jika, sebuah pengambilan keputusan telah dilakukan. Jika proses pelaksanaan telah dimulai, dan aktifitas telah berjalan. Sesuatu terjadi, maka reaksi dan pengelolaannya akan menjadi bagian penting juga dalam sebuah organisasi, kepemimpinan dan pemimpin itu sendiri dalam pengambilan setiap keputusan selanjutnya. 

Kedua, inisiatif tidak selalu membawa sesuatu yang terbaik bagi sebuah organisasi. Inisiatif yang kebablasan juga akan menggangu sistem dalam sebuah organisasi. Alih-alih berinisiatif untuk melakukan sesuatu, malah mengambil wewenang dan melakukan sesuatu yang bukan pada tempatnya. 

Bersembunyi pada kata inisiatif untuk melakukan tugas bawahan yang pasif (dan reaktif), alih-alih untuk alasan kemajuan perusahaan padahal permasalahannya adalah ketidakmampuan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Reaktif dan inisiatif tentu sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi yang berskala kecil sampai besar sekalipun. Tidak menjadikan inisiatif menjadi lebih penting daripada reaktif itu sendiri.

Ketiga,  saya memahami reaktif dan inisiatif adalah rangkaian tindakan yang tidak bisa dibuat level mana lebih penting diantara keduanya. Saya tidak setuju jika dikatakan reaktif tidak produktif. Apalagi reaktif ini adalah bawaan sesorang dari lahir, dalam hal ini setiap orang akan bereaksi terhadap apapun yang terjadi dalam hidup mereka. Ini seharusnya tidak bisa dijadikan patokan bahwa orang yang reaktif berarti tidak produktif, namun lebih kepada bagaimana seseorang tersebut dapat mengelola reaksinya terhadap apa yang terjadi pada hidupnya. 

Selain itu, tidak ada orang yang dengan kemampuan rata-rata dapat memprediksikan apa yang akan terjadi, alih-alih untuk menutupi hal tersebut maka cara termudah dan paling sederhana maka reaktif dikatagorikan negatif dan tidak produktif. Padahal tidak demikian, reaksi seseorang pasti dan selalu ada. Reaksi ini tidak bisa disalahkan dan dijadikan kambing hitam jika terjadi sesuatu yang ada dalam sebuah organisasi maupun dalam sebuah kepemimpinan. 

Jadi, menjadi reaktif tidak membuat kita menjadi kurang produktif. Begitu pula berinisiatif tidak selalu berujung baik dan menghasilkan sesuati yang tepat. Reaktif ada dalam semua orang, berinisiatif adalah upaya yang dilakukan orang dalam melakukan reaksinya dalam menghadapi segala sesuatunya. Tanpa melihat salah satu lebih penting dari yang lainnya lebih bijaksana daripada bertumpu pada salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun