Mohon tunggu...
jois efendi
jois efendi Mohon Tunggu... Administrasi - nice and unpredictable person

Just me... That's all...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Reaktif Vs Inisiatif

20 April 2018   13:07 Diperbarui: 20 April 2018   17:57 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.conclusao.pt

Pemimpin jangan cuma reaktif, tapi wajib punya inisiatif. - Najwa Shihab. 

Saya tidak tahu persis apa yang menyebabkan Najwa Shihab menuliskannya, yang saya kutip untuk mengawali tulisan ini. Saya sedang tidak membahas teori kepemimpinan atau bagaimana menjadi pemimpin handal dalam artian apapun. Saat ini, saya berfokus pada kata inisiatif dan reaktif, yang ternyata juga menjadi sorotan seorang Najwa Shihab. 

Baiklah, saya akan membahas satu persatu kata-kata tersebut, lalu mengapa hal itu penting bagi seorang pemimpin, yang menganggap diri seorang pemimpin sampai yang bukan pemimpin sekalipun. 

Reaktif/re*ak*tif/ /raktif/ a sifat cenderung, tanggap, atau segera bereaksi terhadap sesuatu yang timbul atau muncul. Demikianlah menurut kamus besar Bahasa Indonesia. Kata reaktif adalah kata sifat, berdasarkan kamus juga, sifat adalah bawaaan dari lahir, ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk membedakan dari yang lain). 

Jadi dalam konteks ini, reaktif adalah sesuatu bawaan dari lahir yang merupakan ciri khas yang membedakan dari yang lainnya. Jika dibuat dalam penjelasan lebih komprehensifny maka akan demikian, sesuatu bawaan dari lahir yang merupakan ciri khas untuk membedakan dari yang lainnya, berhubungan dengan reaksi terhadap sesuatu yang timbul atau muncul dalam hal apapun. 

Demikian definisi menurut kamus dan pengembangan makna dari Reaktif. Jika memang reaktif adalah bawaan dari lahir, bisa dibenarkan karena itu adalah respon atau tindakan seseorang karena sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Respon ini bisa dalam bentuk yang negatif maupun positif. Saya juga tidak sedang membahas mengenai bentuknya, melainkan pada tindakannya itu sendiri.

Pada dasarnya manusia yang hidup seharusnya bersifat reaktif, jika mengacu pada definisi yang ada. Menariknya, adalah reaktif ini tidak menjadi penting karena kebanyakan orang melihat tindakan reaktif ini sebagai respon yang pasif. Dalam artian, menunggu sesuatu terjadi barulah orang tersebut melakukan sesuatu berdasarkan kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Tidak jarang, reaktif masuk dalam katagori negatif karena hanya menunggu, tidak perhitungan, sangat berbahaya, dan tidak menjadi pilihan dalam pengambilan keputusan.

Berbeda dengan Inisiatif. Berdasarkan kamu besar Bahasa Indonesia, Inisiatif adalah kata benda yang berarti prakarsa. Sedangkang arti kata prakarsa adalah upaya, tindakan mula-mula yang dimunculkan oleh seseorang. Makna dari inisiatif lebih pada upaya atau tindakan aktif seseorang. 

Ada sesuatu yang dilakukan dan tidak harus menunggu sesuatu terjadi terlebih dahulu. Lebih kepada memulai sesuatu tanpa harus ada perintah atau komado dari siapapun. Dalam hal ini, tindakan berfokus pada upaya dan tindakan mula-mula tersebut. Upaya dan tindakan menjadi positif karena ada sesuatu yang dilakukan, dan tidak tahu bagaimana menjadi positif. 

Kebanyakan pemateri yang berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan akan menempatkan Inisiatif lebih tinggi levelnya dari reaktif. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? berbuat sesuatu lebih baik daripada menunggu, upaya lebih baik daripada pasif, apalagi sekitar sudah banyak orang yang pasif dan apatis dengan segala yang terjadi.

Dalam sebuah organisasi, pemimpin meminta bawahannya untuk memiliki inisiatif daripada menjadi reaktif. Dengan harapan mereka dapat mengupayakan segala sesuatunya dan memulai sesuatu yang dapat membawa manfaat bagi organisasinya. Karena reaktif itu sepadan dengan tidak produktif. 

Nah, ada tiga hal yang akan saya tunjukkan mengenai pemahaman saya tentang reaktif dan inisiatif ini:

Pertama, menjadi reaktif sama pentinnya dengan menjadi berinisiatif. Pengelolaan reaksi yang tepat akan membawa manfaat yang besar jika, sebuah pengambilan keputusan telah dilakukan. Jika proses pelaksanaan telah dimulai, dan aktifitas telah berjalan. Sesuatu terjadi, maka reaksi dan pengelolaannya akan menjadi bagian penting juga dalam sebuah organisasi, kepemimpinan dan pemimpin itu sendiri dalam pengambilan setiap keputusan selanjutnya. 

Kedua, inisiatif tidak selalu membawa sesuatu yang terbaik bagi sebuah organisasi. Inisiatif yang kebablasan juga akan menggangu sistem dalam sebuah organisasi. Alih-alih berinisiatif untuk melakukan sesuatu, malah mengambil wewenang dan melakukan sesuatu yang bukan pada tempatnya. 

Bersembunyi pada kata inisiatif untuk melakukan tugas bawahan yang pasif (dan reaktif), alih-alih untuk alasan kemajuan perusahaan padahal permasalahannya adalah ketidakmampuan dalam pengelolaan sumber daya manusia. Reaktif dan inisiatif tentu sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi yang berskala kecil sampai besar sekalipun. Tidak menjadikan inisiatif menjadi lebih penting daripada reaktif itu sendiri.

Ketiga,  saya memahami reaktif dan inisiatif adalah rangkaian tindakan yang tidak bisa dibuat level mana lebih penting diantara keduanya. Saya tidak setuju jika dikatakan reaktif tidak produktif. Apalagi reaktif ini adalah bawaan sesorang dari lahir, dalam hal ini setiap orang akan bereaksi terhadap apapun yang terjadi dalam hidup mereka. Ini seharusnya tidak bisa dijadikan patokan bahwa orang yang reaktif berarti tidak produktif, namun lebih kepada bagaimana seseorang tersebut dapat mengelola reaksinya terhadap apa yang terjadi pada hidupnya. 

Selain itu, tidak ada orang yang dengan kemampuan rata-rata dapat memprediksikan apa yang akan terjadi, alih-alih untuk menutupi hal tersebut maka cara termudah dan paling sederhana maka reaktif dikatagorikan negatif dan tidak produktif. Padahal tidak demikian, reaksi seseorang pasti dan selalu ada. Reaksi ini tidak bisa disalahkan dan dijadikan kambing hitam jika terjadi sesuatu yang ada dalam sebuah organisasi maupun dalam sebuah kepemimpinan. 

Jadi, menjadi reaktif tidak membuat kita menjadi kurang produktif. Begitu pula berinisiatif tidak selalu berujung baik dan menghasilkan sesuati yang tepat. Reaktif ada dalam semua orang, berinisiatif adalah upaya yang dilakukan orang dalam melakukan reaksinya dalam menghadapi segala sesuatunya. Tanpa melihat salah satu lebih penting dari yang lainnya lebih bijaksana daripada bertumpu pada salah satunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun