Mohon tunggu...
Alyssa Diandra
Alyssa Diandra Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Berbagi ilmu kesehatan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Biarkan Kesepian Menghalangi Masa Tua yang Berharga

24 Oktober 2024   12:24 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:19 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Adapun beberapa ciri kepribadian neurotik yakni rentan terhadap stres, cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, mudah jatuh ke dalam perasaan yang negatif, mudah merasa cemas akan hal yang sederhana, dan lain sebagainya. Ciri kepribadian ini menyebabkan lansia kesulitan menerima perbedaan kesenjangan antara harapan dan realita yang dimiliki.

Ketidakmampuan beradaptasi setelah masa pensiun juga meningkatkan risiko seorang lansia mengalami kesepian. Ketika bekerja, seseorang tidak hanya aktif dalam menghadapi dinamika pekerjaan

namun juga dalam berhubungan sosial. Saat pensiun, terjadi perubahan yang signifikan dari segi aktivitas dan kehidupan sosial sehingga tak jarang membuat kaget dan kesulitan menyesuaikan diri. Akhirnya perasaan gelisah, bingung, kosong hingga kesepian dapat menghampiri.

Kehilangan pasangan atau relasi terdekat menyebabkan seorang lansia mengalami kesedihan dan kesepian. Mereka semakin merasa terisolasi karena merasa semakin tidak ada yang dapat mengerti mereka serta tak jarang mengalami kekhawatiran akan kematian. Terlebih, jika lansia ini tinggal sendiri ataupun tinggal bersama anak atau anggota keluarga lain namun jarang berkontak karena kesibukan.

Apa dampak dari kesepian pada lansia? 

Tidak hanya faktor kesehatan fisik yang dapat menyebabkan kesepian, kesepian juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Tidak melulu tentang menimbulkan masalah fisik baru, namun dapat meningkatkan kunjungan ke rumah sakit, rawat inap, serta memperburuk kondisi kesehatan yang ada. 

Risiko kematian akhirnya menjadi lebih tinggi. Penyakit jantung, stroke, ataupun diabetes melitus merupakan penyakit yang berisiko muncul ataupun mengalami perburukan akibat kesepian. 

Kesepian juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti demensia, cemas, depresi, hingga bunuh diri.

Seseorang yang mengalami kesepian juga cenderung malas beraktivitas, tidur terganggu, malas makan atau sebaliknya, mencari pengalihan yang kurang tepat seperti merokok, tidak patuh berobat, atau makan sembarangan. Kesemuanya ini akan memperburuk kondisi kesehatan fisik serta kualitas hidupnya.

Perubahan perilaku dan emosi akibat seseorang yang mengalami kesepian sering terjadi. Mudah marah, terkadang bersikap paranoid, berperilaku kasar, yang tidak hanya meningkatkan risiko kesepian akibat dijauhi relasinya, namun juga dapat meningkatkan risiko kekerasan. Risiko yang ditakutkan dari kekerasan ini adalah lansia menjadi korban dan mengalami luka yang serius hingga mengancam nyawa.   

Bagaimana cara mengurangi rasa kesepian pada lansia? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun