Skizofrenia sendiri dapat diobati. Pulihnya penderita menjadi target akhir pengobatan. Terapi berupa obat-obatan terutama golongan antipsikotik, kemudian terapi psikoterapi, hingga terapi ketrampilan sosial tersedia untuk mempersiapkan penderita kembali ke masyarakat.
Meski perjalanan penderita skizofrenia dan keluarganya untuk bebas dari stigma masih panjang, tetap jangan menyerah. Jika kita bertemu dengan penderita skizofrenia, hendaknya jangan diprovokasi. Hal tersebut dapat memicu usaha mereka untuk pertahanan diri yang berisiko memunculkan kekerasan. Penderita skizofrenia tidak memiliki kecendrungan melakukan kekerasan yang berbeda dengan populasi umum.
Jangan jauhi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia. Merawat penderita skizofrenia tidak mudah. Dukungan masyarakat dan lembaga masyarakat sekitar diperlukan untuk membantu mengurangi beban pelaku rawat, dalam hal ini seringkali keluarga.Â
Rasa takut masyarakat dapat dipahami karena minimnya informasi dan interaksi. Pada akhirnya, tugas ini juga membutuhkan kerjasama semua bidang baik dari pemerintahan hingga individu itu sendiri. Penyebaran informasi yang benar dan luas, peningkatan kegiatan untuk memudahkan interaksi masyarakat dan penderita, inisiatif dari keluarga dan masyarakat membawa penderita berobat diharapkan dapat membantu mengurangsi stigma.
Mari hentikan stigma terhadap penderita skizofrenia. Bukalah hati kita untuk mengenal mereka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H