Mohon tunggu...
Alyssa Diandra
Alyssa Diandra Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Berbagi ilmu kesehatan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mari Mengenal Stigma

10 Januari 2024   18:24 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:24 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stigma oleh keluarga

Dianggap aib merupakan salah satu label yang harus diterima orang dengan gangguan jiwa. Ditinggalkan oleh keluarga, diisolasi bahkan dipasung masih sering terjadi. Dukungan dan pemahaman keluarga akan masalah gangguan jiwa yang dialami sangat penting bagi kesembuhan.

Masalah kesehatan mental merupakan masalah yang kompleks dari interaksi biologis, psikosial dan fisik. Tidak bijak menyalahkan orang dengan gangguan jiwa atas penyakitnya. Dukungan keluarga sebagai sistem dukungan utama memiliki peran penting dalam terkendalinya atau kesembuhan penyakit.

Stigma oleh tempat kerja

Orang dengan gangguan jiwa yang telah terkontrol dan sembuh sekalipun sering tetap kesulitan dalam mencari pekerjaan. Mereka dianggap kurang kompeten serta ada ketakutan akan kekambuhan saat bekerja.

Akhirnya, mereka sulit memiliki penghasilan hidup yang cukup karena keengganan orang untuk mempekerjakan mereka. Padahal, adanya pekerjaan juga berperan dalam terapi, selain untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

Stigma oleh institusi

Walaupun institusi kesehatan dianggap memahami dan dapat memberikan pelayanan tanpa diskriminasi, tak jarang hal ini tidak tercapai. Stigma ini tidak hanya dialami oleh penderita saja namun ke tenaga kesehatan pelayanan kesehatan jiwa.

Pendanaan terhadap penelitian yang masih minim serta sedikitnya pembiayaan yang menjamin masalah kesehatan mental masih menjadi pekerjaan rumah bagi institusi terkait.

Akibat dari stigma 

Stigma yang muncul dari berbagai pihak memiliki peran dalam proses pencarian pertolongan hingga kesembuhan penderita. Perilaku tidak menyenangkan dari sekitar, kehilangan kesempatan, kehilangan harapan, rasa rendah diri, isolasi atau penarikan diri yang muncul akibat stigma dapat membuat seseorang enggan mencari pertolongan dan memperburuk gejala yang muncul. Meskipun telah mendapatkan terapi, tanpa dukungan sekitar yang baik, risiko ketidakpatuhan atau putus terapi menjadi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun