Maka tak heran juga pepatah mengatakan "Adab lebih tinggi dari ilmu". Seberapa tinggi kah adab, sampai-sampai dijadikan perbuatan atau perilaku dipentingkan dalam hidup.
Sangat penting menanamkan adab dan karakter dalam diri, khususnya sang pengambara ilmu. Karena zaman sekarang adab dan karakter mulai pudar dari zaman ke zaman yang semakin berkembang.
Apabila ada orang yang berilmu, namun semakin jauh dari Allah SWT, berarti telah kesalahan pada mental kemanusiaannya.
Bukan ilmu yang pertama kali dibanggakan. Para ulama terdahulu lebih mementingkan adab daripada ilmunya. Rendah hati dan ketawadhu'an untuk menerima pengajaran yang diperoleh dari gurunya. Imam Mubarak pernah berkata dalam maqalahnya: "Kamu mempelajari adab itu selama 30 tahun, sedangkan ilmu yang kami pelajari dalan waktu 20 tahun". Oleh karena itu, sudah jelas adab lebih di tinggikan. Banyak maqolah, ataupun dasar mengenai lebih tingginya adab dibandingkan ilmu. Sesuatu yang lebih lagi adalah adab menuntut ilmu menjadikan sebab penolong mendapatkan ilmu.
Untuk bisa hidup bahagia di dunia dan diakhirat memanglah ada ilmunya. Namun, tanpa adab, ilmu yang dimilikinya bagaikan orang yang tidak mengenakan pakaian (telanjang).Â
Sebagai umat muslim, kita tidak tahu mana yang harus dipelajari dan diperdalam. Keduanya adalah saling berpasangan, seperti halnya mubtada' dan Khabar dalam istilah ilmu nahwu. Ilmu dan adab berjalan bersisian mendampingi manusia hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H