Ketahanan nasional adalah keadaan dinamis suatu bangsa, termasuk kegigihan dan ketangguhannya, dengan cara menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik internal maupun eksternal, yang secara langsung maupun tidak langsung mengancam keutuhan bangsa, termasuk kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.
Pengertian Bela Negara
Perjuangan jati diri, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta pencapaian tujuan perjuangan nasional bangsa pertahanan negara adalah suatu konsep yang dikembangkan oleh lembaga legislatif dan penguasa tertinggi suatu negara dalam hubungannya dengan individu dan kolektif, patriotisme. Atau seluruh komponen negara itu untuk menyelamatkan negara ini. Secara fisik dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi diri dari serangan fisik dan serbuan pihak-pihak yang mengancam kelangsungan hidup negara, namun secara non fisik konsep ini dapat diartikan sebagai upaya untuk berperan aktif dalam pembangunan lebih lanjut. Negara, bisa juga diartikan sebagai kita bertujuan untuk menjadi bangsa melalui peningkatan pendidikan, moral, masyarakat, dan kesejahteraan.
Sifat-sifat ketahanan nasional
Sifat manunggal
Setiap bangsa yang ingin mewujudkan cita-citanya tidak lepas dari seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, baik alam maupun sosial. Karena semua aspek kehidupan saling mempengaruhi dan saling ketergantungan dan kolerasi secara alamiah ada. Oleh karena itu, seluruh aspek kehidupan berbangsa harus menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menciptakan sesuatu yang menyongsong kita.
Sifat mawas ke dalam
Sifat berwibawa
Sifat berubah menurut waktu
Sikap tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan
Dinamika dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Setelah melalui perjalanan panjang, Indonesia akhirnya mencapai gerbang impian kemerdekaannya. Untuk membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang berketahanan nasional, dibuktikan dengan peristiwa tragis penyebaran ideologi komunis pada tahun 1965 dan peristiwa yang tak kalah luar biasa yaitu penggulingan kekuasaan otoriter negara, para pahlawan bangsa kita mengorbankan jiwa dan raganya.
Hal ini menyebabkan jatuhnya rezim dan bahkan bencana ekonomi yang mejerumuskan Indonesia ke dalam kemiskinan dan tumpukan utang ke negara lain. Dari tahun 1997 hingga 1998. Berkat kebesaran Tuhan dan semangat ketahanan masyarakat Indonesia berhasil bertahan dari perubahan iklim yang berbahaya. Berbeda dengan Yugoslovia, negara ini bertahan dari serangan hebat pada tahun 1990an dan tidak mampu menghentikan perpecahannya. Ketahanan nasional tanah air, terutama dinamisme negara, harus kuat dan percaya diri, mampu menahan segala kejadian yang tidak terduga di kemudian hari.
Urgensi ketahanan nasional dan bela negara
Urgensi ketahanan nasional
Ketahanan nasional Indonesia adalah keadaan dinamis bangsa atau Indonesia yang mencakup keseluruhan kehidupan nasional secara terpadu dan mencakup keuletan dan ketahanan yang mencakup kemampuan. Mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gejolak internal dan eksternal untuk menjamin jati diri bangsa dan negara, keutuhan, kelangsungan hidup dan perjuangan demi terwujudnya tujuan nasional. Kondisi ini dimulai dari lingkungan individu, keluarga, dan nasional dan terus digalakkan secara sinergis.
Konsepsi ketahanan nasional
Konsep ketahanan Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan ketahanan dan ketahanan negara, termasuk kemampuan mengembangkan kekuatan nasional melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Esensi dan urgensi bela negara
Ada keterkaitan antara membangun ketahanan nasional dengan pertahanan negara atau pertahanan negara.
 Bela negara merupakan wujud upaya rakyat dalam memelihara dan meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
 Partisipasi masyarakat dalam upaya mengelola atau mengatasi ancaman diwujudkan dalam  upaya Pertahanan Negara.
Konsepsi bela negara
Sikap bela negara harus dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.
 Dalam pidato tertulis Presiden Joko Widodo disebutkan bahwa pertahanan negara harus mencakup berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
 Hal ini dapat dilakukan oleh setiap warga negara dari 10  latar belakang pekerjaan yang berbeda, mulai dari petani hingga pekerja, profesional hingga pedagang.
 , yang bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari tergantung peran dan pekerjaan warga negara, kata Hartindo.
 Sukses di bidang olah raga, militer, nirmiliter, sukses di bidang pendidikan dan kebudayaan, dan pengabdian sesuai profesi (guru, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, PNS/BUMN/BUMS, pilot, penerbang), abdi dalem, rumah kesenian, dll) adalah sikap bela negara, ujarnya.
Bela negara secara fisik
Jika situasi ekonomi dan keuangan negara tersebut memungkinkan, negara tersebut mungkin mempertimbangkan untuk mewajibkan dinas militer bagi warga negara yang memenuhi syarat, seperti yang terjadi di banyak negara maju di Barat.
 Idenya bukan untuk memiliterisasi masyarakat sipil, melainkan untuk memperkenalkan "fungsi ganda sipil.
" Tujuannya adalah untuk mensosialisasikan ``konsep pertahanan negara'' yang mana tugas menjaga keamanan negara bukan hanya tanggung jawab TNI saja, melainkan hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.
Bela negara secara non fisik
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Fisik, partisipasi masyarakat dalam pertahanan negara  nonfisik dapat dilakukan melalui pendidikan sipil dan pelayanan profesional.
 Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H