Masyarakat adalah sekelompok sumber daya manusia yang memiliki penghargaan yang
kuat terhadap hal-hal tertentu, yang membuat mereka berusaha untuk mendapatkan
penghargaan serta memiliki kehidupan yang baik. Akibatnya, berapa lapisan atau stratifikasi
sosial muncul dalam masyarakat. Setiap masyarakat di seluruh dunia memasukkan orang ke dalam kategori tertentu. Baik secara resmi dilakukan oleh pemerintah dan lembaga lain atau
secara tidak resmi terjadi selama interaksi sosial. Faktor seperti warna dan tekstur rambut,
warna mata, daya tarik fisik, berat badan, tinggi badan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, kelas
di sekolah, nilai ujian, dan banyak lagi dapat digunakan untuk mengkategorikan orang.
Klasifikasi karakteristik yang dinisbahkan dan yang dicapai didasarkan pada dua kategori
utama. Karakteristik yang dinisbahkan adalah sifat dari saat dilahirkan (seperti warna kulit,
rambut, jenis kelamin) dan karakteristik yang dicapai adalah didapat melalui beberapa
kombinasi dari pilihan, usaha, dan kemampuan. Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia,
satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi atau
tingkatan-tingkatan sosial. Perbedaan ini tidak hanya ada, tetapi terjadi melalui proses di
mana suatu bentuk kehidupan, termasuk ide, nilai, norma, aktifitas sosial, dan benda-benda,
akan ada dalam masyarakat karena mereka menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik,
dan bermanfaat bagi mereka. Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam
kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya boleh jadi
berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya.
Dalam sosiologi, istilah "stratifikasi sosial" mengacu pada bagaimana anggota masyarakat
dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat
tanpa suatu usaha (ascribed status). Kata "stratifikasi" berasal dari kata "stratum", yang
berarti "strata" atau "lapisan" dalam bentuk jamak. Studi sosiolog berpusat pada hubungan
antara kategori sosial individu dan peluang hidup mereka, seperti kemungkinan untuk tetap
hidup di tahun pertama kehidupan, kemungkinan untuk tinggal di luar usia 75 tahun, dan kemungkinan mengalami banyak peristiwa yang mungkin sekali di antara titik-titik tersebut.
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak dan kewajiban yang berbeda-beda untuk orang-orang di kelas sosial yang berbeda. Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Sistem stratifikasi merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Bisa juga berarti sebagai pembagian vertikal posisi individu atau kelompok. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkaian usaha perjuangan.
Konsep Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan konsep yang menunjukkan adanya pembedaan dan/atau
pengelompokkan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya, dalam
komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah. Stratifikasi ini dibuat
berdasarkan simbol-simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai secara sosial,
ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun dimensi lainnya dalam suatu kelompok sosial
(komunitas). Simbol-simbol tersebut misalnya, kekayaan, kekuasaan, kehormatan, pendidikan (ilmu pengetahuan), dan keturunan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu pula stratifikasi sosial akan terjadi. Selain itu, stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai penggolongan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan karakteristik tertentu. Max Weber, seorang sosiolog kelahiran Jerman, berpendapat bahwa stratifikasi sosial didasarkan pada dimensi ekonomi, sosial, dan politik. Maka dari itu masyarakat terbagi menjadi kelas (secara ekonomi), kelompok status (sosial) dan partai (politik). Weber juga menambahkan bahwa dimensi ekonomi adalah dimensi penentu bagi dimensi lainnya.
Pengertian kelas adalah kesetaraan kemampuan ekonomi orang-orang dalam suatu kelompok untuk memenuhi kebutuhan hidup dan statusnya. Semakin tinggi kemampuan ekonomi suatu kelas untuk memiliki jasa, benda dan lain-lain berarti semakin tinggi kelasnya dalam masyarakat. Kelas menengah ke bawah memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas untuk mendapatkan kemewahan selayaknya kelas atas. Hal ini kemudian membagi masyarakat menjadi tingkatan sosial yang berbeda. Sebagai suatu jaringan, sistem sosial dipengaruhi secara deterministik oleh interaksi antar komponennya. Pranata sosial, sistem yang mengatur interaksi, adalah dasar dari keharmonisan sistem sosial yang menggabungkan gaya perilaku dan komunikasi yang berbeda agar masyarakat menjadi damai dan harmonis.
Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut para Ahli
1. Â Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas bertingkat (hierarkis).
2. Â Sebaliknya, Robert M.Z. Lawang mengatakan bahwa stratifikasi adalah penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan- lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
3. Â Menurut P.J. Bouman, stratifikasi sosial adalah ketika sebuah kelompok manusia menjalani gaya hidup yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hak istimew tertentu, dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.
4. Soerjono Soekanto mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembagian posisi seseorang atau kelompok dalam posisi vertikal yang berbeda.
5. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku di dalam suatu masyarakat.Â
Pada intinya, pengertian di atas menyepakati bahwasanya pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) sebagai bentuk pembedaan atau pengelompokkan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).Â
Berikut beberapa klasifikasi kelas sosial yang sering menjadi pembeda antara kelas
sosial satu dengan kelas sosial lainnya :
a) Kelas sosial atas, ditandai dengan besarnya kekayaan. Selain itu juga dinilai berdasarkan tingkat pengaruh orang tersebut di dalam masyarakat, pendidikan, jabatan, dan keturunan. Orang yang menduduki kelas sosial tinggi biasanya dari kalangan priyayi, bangsawan, orang yang telah lama kaya, dan sebagainya.
b) Kelas sosial menengah, kelas sosial menengah adalah orang yang berada di batas tengah-tengah. Tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu rendah. Objek yang menjadi penilaiannya pun hampir sama seperti kelas sosial tinggi, yaitu berdasarkan jabatan, pendidikan, dan kestbilan ekonomi. Orang yang menduduki kelas sosial
menengah biasanya memiliki kemampuan untuk merencanakan masa depan yang lebih baik, memiliki penghasilan yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehingga ia bisa menyesihkan untuk ditabung.
c) Kelas sosial bawah, kelas sosial bawah biasanya adalah dari golongan kaum buruh, pekerja harian yang upahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang yang berada pada golongan ini biasanya kesulitan menyisihkan uang untuk masa
depan, dan berpendidikan rendah.
Indikator Penggolongan Stratifikasi Sosial
1. Kekayaan
Menurut Max Weber, kekayaan menentukan posisi seseorang dalam lapisan sosial. Kekayaan ini dapat dilihat dari tipe rumah, jenis kendaraan, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya.
2. Kekuasaan
Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kemampuan untuk mengontrol orang lain sesuai kehendak pemegang kuasa. Kekuasaan ini bisa berasal dari keturunan atau kepemilikan.
3. Kehormatan
Indikator ini terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan. Biasanya, indikator kehormatan ditemui dalam masyarakat yang masih tradisional dan orang yang bersangkutan dianggap berjasa atau disegani dalam masyarakat.
4. Ilmu Pengetahuan
Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Walau begitu, terkadang hal ini memiliki efek negatif, seperti mementingkan mendapat gelar kesarjanaan dengan segala, bukan mementingkan kualitas ilmu pengetahuannya.
5. Keturunan
Pada masyarakat feodal, seperti anggota keluarga raja atau kaum bangsawan menempati lapisan atas. Sementara, rakyat jelata ada di lapisan bawah. Hal ini membuat tingkatan sosialnya semakin terlihat.
6. Status Sosial
Status sosial dilihat dari hak dan kewajiban individu dalam masyarakat. Indikator ini juga bisa berubah tergantung di mana tempat individu itu berada. Misalnya, seorang wanita yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan. Di kantornya, ia menempati posisi yang paling tinggi. Akan tetapi, saat dia pulang ke rumah,
statusnya adalah seorang ibu bagi anak-anaknya, sama seperti ibu-ibu di perumahan lainnya. Menurut Roucek dan Warren, kedudukan/status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Setiap orang dalam pergaulannya mempunyai beberapa status sosial pokok (key status), yaitu:
1. Status dalam lingkungan kerjanya
2. Status dalam kekerabatan
3. Status religius dan politik
Selanjutnya, cara memperoleh status menurut Narwoko ada tiga macam, yakni:
a. Ascribed status
Status ini diberikan tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antar individu
dan diperoleh secara turun temurun melalui kelahiran. Contoh status ini adalah
keturunan bangsawan.
b. Achieved status
Status ini dicapai dengan usaha yang sengaja dilakukan. Kedudukan ini sifatnya
juga terbuka dan tergantung kemampuan, seperti dokter, guru, dan sebagainya.
c. Assigned status
Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian atas jasa-jasa tertentu. Contoh kedudukan jenis ini adalah pahlawan atau peraih nobel.
7. Gaya Hidup
Dengan adanya globalisasi, kehidupan masyarakat semakin maju. Ditambah kehadiran media sosial yang membuat orang berlomba-lomba tampil paling menarik dan ingin dihargai. Hal ini membuat gaya hidup menjadi dasar
pembentuk stratifikasi sosial.
Sifat Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka memungkinkan anggota di tiap lapisan untuk dapat berpindah posisi ke atas (social climbing) atau ke bawah (social sinking). Tentu saja, diperlukan usaha untuk mencapai puncak tertinggi, salah satunya lewat pendidikan. Stratifikasi ini bersifat dinamis sehingga siapapun bisa melakukan mobilitas sosial.
2. Stratifikasi Tertutup
Stratifikasi sosial tertutup biasanya terjadi pada lingkungan kerajaan atau keluarga konglomerat. Sistem pelapisan sosial ini cenderung kaku dan membatasi anggotanya untuk menikah dengan orang di luar klan mereka. Ini sebabnya status
sosial yang diperoleh hanya bergantung kepada kelahiran.
3. Stratifikasi Campuran
Stratifikasi sosial campuran adalah kombinasi antara stratifikasi sosial terbuka dan
stratifikasi sosial tertutup. Individu yang mengalami stratifikasi campuran
hanyalah mereka yang berasal dari stratifikasi tertutup, kemudian berpindah ke
masyarakat yang menganut sistem stratifikasi terbuka.Â
Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi yang Terjadi dengan Sendirinya
Biasanya dikarenakan kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, dan
kepemilikan harta yang diwariskan.
2. Stratifikasi yang Terjadi dengan Sengaja untuk Tujuan Bersama
Biasanya, dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata, atau perkumpulan.
Fungsi Stratifikasi Sosial
1. Bidang Ekonomi
a. Distribusi Hak Istimewa yang Objektif
Setiap orang dalam masyarakat memiliki hak-hak khusus dalam hubungannya dengan individu-individu dari kelas bawah. Pembagian keistimewaan tersebut dilakukan dalam bentuk pendapatan, kekuasaan, dan tingkat kekayaan.
b. Simbol Status dalam Kedudukan
Dalam kelompok masyarakat, simbol-simbol tertentu digunakan untuk status dan kedudukan. Contoh ikon antara lain mobil mewah, jam tangan mahal, fashion, dan hobi tertentu.
c. Alat Solidaritas Individu atau Kelompok
Individu dan kelompok dapat menempati kelas sosial yang sama dalam masyarakat. Penyebab pembentukan kelas sosial ini adalah rasa bersalah
karena berbagi nasib yang sama dan mencapai tujuan bersama.
d. Bertukar Kedudukan
Individu bisa mendapatkan gambaran pergerakan kelas sosial untuk meningkatkan status mereka. Jelaskan betapa mudah dan sulitnya perubahan
posisi, tampilan berlapis berlaku tertutup, terbuka, dan campuran
e. Pendorong Mobilitas Sosial
Siapa yang tidak ingin berada di atas? Adanya stratifikasi sosial mendorong seseorang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Terdidik dan menerima gaji yang tinggi memungkinkan mereka untuk memiliki kebutuhan hidup yang
lebih baik.
2. Bidang Politik
a. Penentu Peran dan Wewenang
Hak dan kewajiban seorang dilihat dari kekuasaannya. Fungsi stratifikasi dalam politik adalah untuk membagi kekuasaan dalam kehidupan. Contoh: Pemerintah berperan membimbing negara dan berkewajiban menjamin
kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu, pemerintah memiliki kekuasaan untuk membuat kebijakan dalam bentuk undang-undang. Sementara itu, kami memiliki peran untuk meninjau kebijakan yang diterapkan dan berpartisipasi dalam pemilihan umum.
b. Mobilitas Politik
Fungsi kedua adalah mobilitas politik. Dengan kata lain, stratifikasi sosial memotivasi individu atau kelompok untuk menduduki jabatan dalam
pemerintahan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi untuk membantu membangkitkan aspirasi rakyat.
3. Bidang Pendidikan
a. Pengelompokan Peserta Didik
Tidak hanya ekonomi dan politik, kelas sosial juga berlaku untuk sistem pendidikan. Siswa akan dikelompokkan berdasarkan usia dan kemampuan. Mulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi.
b. Motivasi Untuk Meningkatkan Keterampilan
Tingkat sistem pendidikan mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi akademik untuk mencapai tujuan mereka yaitu mendorong mobilitas dan persaingan dalam masyarakat. Untuk masuk ke sekolah dan perguruan tinggi
terbaik, siswa harus berusaha keras untuk belajar.
c. Mencari Individu
Orang berpendidikan tinggi dipandang lebih dari orang berpendidikan rendah, terutama di beberapa lingkungan di mana tidak semua penduduk memenuhi syarat akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
Saat ini, industrialisasi modern tentu membawa dampak yang jauh lebih luas daripada industrialisasi pada masa Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu tidak ada, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hukum dll. Angkatan kerja juga mengalami pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun saat ini, kaum perempuan telah berperan di segala bidang pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri yang memang sangat menghargai kreativitas yang mampu memberi nilai tambah dalam pekerja. Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah/ kurang dihargai masyarakat. Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kelompok Profesional
2. Kelompok Profesional awal dan semi profesional
3. Buruh rendahan
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan
berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa
yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau
seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah
yang menempatinya dan semakin banyak jumlahnya semakin banyak juga yang
menempatinya.
Dampak Stratifikasi Sosial
1. Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan menciptakan sebuah
perbedaan status sosial.
2. Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan,
kontravensi, maupun konflik
3. Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi
tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja
dan lain sebagainya
4. Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan
tertentu, misalnya kolusi.
Kesimpulan
Fenomena yang dikenal sebagai stratifikasi sosial adalah pembagian masyarakat ke
dalam berbagai lapisan sosial berdasarkan berbagai faktor, seperti kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, ilmu pengetahuan, keturunan, dan status sosial. Stratifikasi ini menciptakan
perbedaan hak dan kewajiban antara individu atau kelompok dalam masyarakat, yang
menghasilkan pembentukan kelas sosial yang hierarkis. Dalam kenyataannya, stratifikasi
sosial dapat terjadi secara alami (misalnya berdasarkan keturunan atau kelahiran) atau secara sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti organisasi formal.
Status yang diberikan (diberikan sejak lahir) dan status yang dicapai (didapat melalui usaha dan pencapaian) adalah beberapa konsep utama yang membentuk stratifikasi sosial. Di dalam masyarakat modern, stratifikasi sosial tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
tetapi juga oleh aspek profesionalitas, pendidikan, dan kreativitas. Dalam masyarakat industri, misalnya, kelompok profesional sangat dihargai, sementara kelompok dengan pendidikan rendah lebih terpinggirkan. Secara keseluruhan, stratifikasi sosial menggambarkan kompleksitas hubungan sosial yang ada dalam masyarakat dan menunjukkan bagaimana perbedaan status dapat mempengaruhi kehidupan individu dan interaksi sosial dalam berbagai aspek kehidupan mereka
Sumber :
Aisyah, N. (2021). Stratifikasi Sosial: Pengertian, Â Indikator, dan Jenisnya. Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5636809/stratifikasi-sosial-pengertian-indikator-dan-jenisnya
Aji, R. H. S. (2015). Stratifikasi Sosial Dan Kesadaran Kelas. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 2(1), 34–37.
Aris. (n.d.). Stratifikasi Sosial: Pengertian, Faktor Pembentuk, Fungsi, dan Contohnya. Gramedia.Com. Retrieved December 17, 2024, from https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-stratifikasi-sosial/ srsltid=AfmBOoqBipGNlc08HLvtD2bNHzOSYs9SWemPWTM8-ZMVwDnlY-g3r30R
Nanda, S. (2024). Stratifikasi Sosial: Bentuk, Jenis, Fungsi, dan Sifatnya. Brainacademy.Id. https://www.brainacademy.id/blog/stratifikasi-sosial
Rohmah, J. (2017). Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern. Kompasiana.Com. https://www.kompasiana.com/www.rohmahjazil.com/54f93930a3331112678b4b53/sistem-stratifikasi-sosial-pada-zaman-industri-modern
Sosial, S. dan. (2023). Contoh Kelas Sosial Tinggi Berdasarkan Klasifikasi di Indonesia. Kumparan.Com. https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/contoh-kelas-sosial-tinggi-berdasarkan-klasifikasi-di-indonesia-21dPKuu1Wui/full
Terkini, B. (2023). Pengertian Stratifikasi Sosial dan Proses Terjadinya. Kumparan.Com. https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-stratifikasi-sosial-dan-proses-terjadinya-21XJGw5Rycp/full
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI