Mohon tunggu...
Nabila Alya Zahida
Nabila Alya Zahida Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

seorang mahasiswi yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Sweet Tooth demi Aesthetic: Gaya Hidup atau Bahaya Kesehatan?

12 Desember 2024   23:36 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Gangguan Pola Makan

Tren "sweet tooth" juga dapat memicu gangguan pola makan, terutama pada remaja yang sangat terpengaruh oleh media sosial dan standar kecantikan yang tidak realistis. Di satu sisi, mereka didorong untuk menikmati makanan manis sebagai bagian dari aesthetic tertentu, sementara di sisi lain, mereka juga dihadapkan dengan tekanan untuk tetap langsing dan sehat. Konflik ini dapat menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, seperti siklus diet yang ketat.

Meskipun ada risiko kesehatan, bukan berarti tren "sweet tooth" ini tidak bisa dinikmati dengan cara yang lebih sehat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga keseimbangan:

  • Kendalikan Porsi

Penting untuk tetap menikmati makanan manis dalam jumlah yang moderat. Membatasi porsi dan frekuensi konsumsi makanan manis dapat membantu mengurangi risiko kesehatan. Menggunakan piring kecil atau berbagi dessert dengan teman bisa menjadi strategi untuk mengendalikan porsi.

  • Edukasi Diri tentang Kandungan Gula

Banyak orang tidak menyadari berapa banyak gula yang terkandung dalam makanan dan minuman sehari-hari. Sobat Kompasiana bisa mulai membuat pilihan yang lebih sehat dengan memperhatikan label nutrisi dan memahami kandungan gula yang tercantum dalam kemasan. Menyadari bahaya dari gula tersembunyi (hidden sugars) juga penting untuk mengurangi konsumsi secara tidak sadar.

  • Tetapkan Hari Khusus untuk Indulgensi

Menetapkan hari khusus untuk menikmati makanan manis dapat membantu mengurangi konsumsi berlebihan. Konsep "cheat day" dapat Sobat Kompasiana gunakan untuk tetap menikmati makanan favorit tanpa harus merusak diet harian yang sehat.

  • Gabungkan dengan Aktivitas Fisik

Jika Sobat Kompasiana menyukai makanan manis, pastikan untuk mengimbanginya dengan aktivitas fisik yang cukup. Olahraga teratur tidak hanya membantu membakar kalori berlebih tetapi juga meningkatkan metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan.

  • Jangan Gunakan Makanan Manis sebagai Pelarian Emosional

Sobat Kompasiana sebaiknya menghindari menggunakan makanan manis sebagai alat untuk mengatasi stres atau masalah emosional. Alihkan ke aktivitas lain yang lebih positif, seperti berbicara dengan teman, bermeditasi, atau melakukan hobi.

Fenomena "sweet tooth" demi aesthetic mencerminkan bagaimana budaya visual dan media sosial mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan konsumsi kita. Meskipun tren ini memberikan kesenangan dan kepuasan estetika, penting untuk menyadari dampak negatif yang mungkin terjadi terhadap kesehatan. Mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang dan bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan manis adalah kunci untuk menikmati tren ini tanpa membahayakan kesehatan. Dengan kesadaran dan langkah-langkah yang bijak, kita dapat menikmati tren "sweet tooth" ini tanpa harus mengorbankan kesehatan kita.

Referensi

1. World Health Organization (WHO). "Sugars intake for adults and children." WHO, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun