Mohon tunggu...
Alya Syifa Desyanti
Alya Syifa Desyanti Mohon Tunggu... Freelancer - karya tulisku

tulisan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Februari Istimewa

1 Februari 2024   07:15 Diperbarui: 1 Februari 2024   07:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Cerpen : Februari Istimewa

            Di suatu kampung bernama Kalender, tinggal satu keluarga yang dikepalai oleh Tahun. Tahun hidup bersama 12 anaknya yang diberi nama depan sama, yakni Bulan. Anatomi Bulan tersusun dari materi yang bernama hari, dengan jumlah yang berbeda tiap individu.

            Awal mulanya, para Bulan tidak terlalu mengerti tentang jumlah hari yang mereka miliki. Hingga suatu saat, Agustus, anak ke-delapan yang terkenal paling pintar itu belajar berhitung.

            Agustus mengumumkan penemuannya, dia berhasil menghitung jumlah hari yang ia dan saudaranya miliki. Ada 4 Bulan yang punya 30 hari, dan 7 Bulan yang punya 31 hari termasuk Agustus.

            Di kertas pengumuman itu, Agustus menulis catatan kaki bahwa dia belum bisa menghitung jumlah hari kakak keduanya, Februari. Februari yang membaca catatan itu, merasa sedih namun tetap berharap adiknya bisa menghitung hari miliknya, sejujurnya Februari ingin mendapat 31 hari karena itu yang terbanyak.

            Pada pengumuman selanjurnya, Agustus menampilkan daftar tabel jumlah hari diurutkan dari kakak pertama, Januari hingga saudara ke-12, Desember. Namun, pada tabel urutan nomor 2 untuk Februari, kolom jumlah hari masih nihil. Februari merasa sedih.

"Ayah, mengapa aku berbeda?"

"Mengapa kamu bilang begitu, anakku Februari, ada masalah apa?" Tahun menjawab.

"Agustus mampu menghitung jumlah hari para Bulan, ayah. Mereka semua sudah tahu kecuali aku. Sebenarnya ada berapa hari dalam diriku?"

Tahun kaget karena tidak mengetahui jikalau para Bulan sudah mengetahui jumlah hari mereka.

"Maafkan ayah, Februari. Ayah terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikan perkembanganmu dan saudaramu yang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun