Minggu 25 September 2022 lalu, saya berkesempatan mengunjungi Museum Tumurun. Hari itu hari terakhir pameran karya Aditya Novali "WHY."
Tidak dikenai biaya masuk museum, namun pengunjung harus terlebih dahulu memesan tiket secara online pada hari Senin. Dengan menuliskan data diri seperti email, nomor telepon, nama, hari kunjungan yang dipilih dan jumlah pengunjung (maksimal mengisi 5) yang akan dibawa melalui web https://www.tumurunmuseum.org/Events.html
Selanjutnya akan diumumkan apakah Anda terpilih untuk menjadi pengunjung. Oh iya, semua informasi ini ada di Instagram @tumurunmuseum jadi jangan lupa follow akun tersebut.
Saya memilih jadwal hari Minggu pukul 1 siang. Sesampainya di museum yang terletak di Jl. Kebangkitan Nasional No.2, RW.4, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141 itu, saya sebagai pengunjung dimintai untuk memindai peduli lindungi, memberitahukan nama di daftar presensi ke petugas dan menitipkan tas. Pengunjung hanya boleh membawa HP, kamera, dompet .
Tepat pukul 1, sebelum masuk museum, ada instruktur yang menjelaskan tentang sejarah museum Tumurun. Ternyata museum Tumurun adalah museum milik keluarga pemilik PT Sritex yang berisi koleksi pribadi.Â
Selanjutnya pengunjung di bawa ke lantai 2 dimana tempat utama pameran karya Aditya Novali. Pengunjung berbaris di tangga untuk melihat video singkat penjelasan tentang karya yang dipamerkan, dengan narator yaitu Dian Sastro dan Afgan.
Kemudian pengunjung dipersilakan berkeliling selama 1 jam.
Karya yang saya suka adalah mozaik warna warni yang terinspirasi dari Google image yang gagal loading. Keren idenya.
Beberapa karya yang ada di lantai 1 adalah sebagai berikut :Â