Mohon tunggu...
Alya syafira arnada
Alya syafira arnada Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Instagram : @alyasyafiraa_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keefektifan Paylater Sebagai Budaya Generasi Milenial ?

7 Januari 2022   00:50 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:54 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rajabeli.com

Pada era digital seperti sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Teknologi merupakan suatu hasil dari pengetahuan ilmiah yang diterapkan secara sistematis untuk keperluan suatu kebutuhan agar lebih efisian dan praktis. Oleh karena itu teknologi adalah hasil ilmu pengetahuan modern yang dibuat untuk mempermudah manusia, yang salah satunya membantu dalam komunikasi serta akses informasi agar lebih praktis (Mangunwijaya,1983). 

Fenomena konsep buy now pay later (BNPL) “beli sekarang, bayar nanti” atau yang lebih dikenal sebagai Paylater di Indonesia kian menjadi primadona di tengah masyarakat.  Paylater atau konsep beli sekarang, bayar nanti menjadi sebuah fenomena khusus. Terutama saat peningkatan tren belanja daring yang terjadi pada tahun 2020. Konsep pembayaran yang mirip dengan metode kartu kredit, namun dengan syarat yang lebih mudah ini menjadi nilai tambah bagi layanan keuangan digital.

Fenomena ini menyebabkan terjadinya persaingan untuk dapat memenangkan pasar. Sejumlah investor melihat pesatnya pertumbuhan keuangan digital termasuk paylater di Indonesia sebagai ladang hijau untuk dikembangkan. Kedepannya, pelaku industri harus siap untuk menghadirkan inovasi dan ide baru di layanan paylater-nya.

Menurut Bush (Lins et al., 2013) pemasar menargetkan remaja sebagai sasaran empuk, disisi lain para remaja ini berdampingan dengan budaya konsumerisme yang tinggi sehingga berdampak perilaku Konsumtif. Selain itu, proses persetujuan kartu kredit bank akan memakan waktu sekitar beberapa hari untuk mengaktifkan kartu tersebut. Hadirnya fitur pembayaran paylater menguntungkan bagi mahasiswa apalagi terdapat iming-iming berupa pemberian bunga sampai 0 persen setiap melakukan pembayaran paylater dalam jangka waktu 1 bulan. Seseorang membeli produk bukan karena produk yang dipakai telah habis, melainkan karena adanya iming-iming yang ditawarkan atau bahkan produk tersebut sedang tren (Sumartono, 2002).

Semakin bertambahnya pengguna internet disebabkan karena banyaknya kemudahan yang disuguhkan seperti kemudahan akses, alat komunikasi yang 3 praktis, sebagai sumber mencari informasi dalam bentuk data analog maupun digital. Masyarakat semakin bergantung pada layanan digital untuk berbagai keperluan seperti halnya mencari informasi terkait berita terupdate, mengakses sosial media, mencari hiburan, dan melakukan kegiatan belajar mengajar secara online atau daring.

Selain itu internet juga melahirkan kegiatan bisnis yang menghubungkan penjual dan pembeli melalui transaksi elektronik yang disebut dengan e-commerce. Sedangkan platform yang menyediakan layanan sebagai perantara antara pejual dan pembeli disebut dengan online marketplace. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam aplikasi online marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, JD ID, Orami, Bhinneka, Sociolla dan Zalora. Dari berbagai macam aplikasi tersebut, Shopee merupakan salah satu marketplace yang populer di Indonesia saat ini.

Shopee Paylater adalah layanan yang diberikan Shopee untuk memberikan pinjaman dana instan kepada pengguna aplikasi tersebut. Pinjaman dana instan ini dapat digunakan untuk berbelanja dengan sistem “beli sekarang bayar nanti” pada aplikasi shopee, pengguna akan diberikan kemudahan dalam transaksi pembelian dengan menggunakan fasilitas cicilan tanpa harus memiliki limit pembelian.

Salah satu aplikasi online marketplace Shopee sendiri memiliki penawaran berbagai produk dengan harga diskon yang dilakukan pada jam-jam tertentu atau pada tanggal tertentu, penawaran ini disebut dengan shopee flash sale. Pada saat flash sale berlangsung tentu saja sebagai pembeli akan berbondong-bondong untuk membeli barang-barang yang sedang diskon tersebut karena harga yang ditawarkan akan dipotong sekian persen jauh dari harga aslinya. Fitur lain yang disuguhkan adalah pembagian voucher gratis ongkos pengiriman dengan minimal transaksi yang ditentukan.

 Aplikasi shopee hadir menawarkan pelayanan yang terbaik guna memenuhi kebutuhan penggunanya, sehingga masyarakat dapat menaruh kepercayaan untuk menggunakan aplikasi tersebut. Shopee paylater merupakan salah satu fitur metode pembayaran dengan sistem pembayaran “beli sekarang bayar nanti” yang memungkinkan pengunanya untuk mendapatkan kemudahan dalam berbelanja online. Fitur ini menggunakan pinjaman dana instan dengan jumlah limit tertentu yang dapat dipakai untuk berbelanja dan dibayarkan pada bulan berikutnya sesuai tanggal jatuh tempo yang disepakati oleh pengguna aktif marketplace tersebut. Pada fitur ini, pengguna diberikan keringanan dengan pilihan pembayaran angsuran hingga 12 dengan bunga yang sangat minim dengan verifikasi yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat OJK.

Sistem pembayaran untuk pembelian barang pada aplikasi Shopee terdapat beberapa kemudahan layanan yaitu dengan menggunakan kartu kredit, transfer melalui rekening bank, pembayaran melalui indomaret dan yang paling baru mereka juga menyediakan layanan “beli sekarang bayar nanti” atau bisa disebut dengan sistem cicilan atau kredit, dalam aplikasi shopee sistem ini disebut dengan shopee paylater.

Shopee paylater menyediakan pinjaman dana instan untuk membeli suatu produk dengan sistem cicilan hingga beberapa kali disesesuaikan dengan harga produk yang ingin dibeli, sebenarnya sistem ini sama seperti menggunakan kartu kredit pada umumnya karena pembeli harus membayar bunga ketika menggunakan fitur tersebut. Selain itu para pengguna juga memiliki limit pinjaman, limit pinjaman ini disesuaikan dengan seberapa sering pengguna melakukan transaksi di shopee. Shopee paylater memberikan kemudahan kepada para pengguna untuk mendapatkan barang yang diinginkan meskipun belum memiliki cukup dana. Fitur shopee paylater dapat dijangkau oleh segala kalangan, bahkan para remaja pun dapat menggunakan fitur ini dengan syarat sudah memiliki KTP untuk proses pendaftarannya.

Para remaja di era sekarang dihadapkan pada berbagai macam pilihan gaya hidup. Remaja cenderung mengikuti gaya hidup yang sedang trend saat ini, biasanya trend tersebut muncul dari orang-orang yang mereka anggap populer seperti artis, atau publik figure. Menjaga penampilan adalah sebagai wujud untuk memperbaiki identitas diri, guna memenuhi kebutuhan gaya hidupnya penggunaan shopee paylater adalah salah satu jalan pintas yang dapat dipilih oleh para remaja karena barang populer yang ingin dibeli akan didapatkan dengan mudah dari pinjaman dana instan yang disediakan oleh pihak Shopee. Dengan demikian, para remaja mendapat kepuasan tersendiri karena kebutuhan gaya hidupnya terpenuhi dan dapat mengikuti trend yang sedang populer saat itu sehingga tidak dianggap ketinggalan jaman.

Kelebihan Paylater Adalah : Kemudahan cicilan yang diberikan sebagai pengganti karu kredit, Solusi terbaik untuk berbelanja dalam keadaan terdesak atau sedang tidak memiliki uang, Proses pinjaman dana instan dapat dilakukan dengan mudah, Memiliki pinjaman dengan bunga yang rendah, Terdapat beberapa tanggal jatuh tempo sehngga pengguna dapat memilih, dan Pinjaman resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Kekurangan Paylater adalah : Limit dana instan tidak dapat dicairkan dan hanya dapat digunakan untuk berbelanja online, Bersifat terbatas dan hanya dapat digunakan pada aplikasi shopee, Memiliki denda keterlambatan pembayaran sebesar 5%, Memiliki pinjaman terbatas apabila jarang menggunakan fitur tersebut, danTenor cicilan tergolong pendek bagi orang-orang tertentu.

 

Daftar Pustaka

Baudrillard, J. (2004). Masyarakat Konsumsi. Penterjemah Wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Hurlock, E. B. (2001). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Istiqamah (2019). Analisis Pinjaman Online Oleh Fintech Dalam Kajian Hukum Perdata (Makassar). Dari database Jurnal Jurisprudentie | Volume 6 Nomor 2

Lins, S., Bottequin, E., Dóka, Á., Golasa, A., Hylander, F., Merchán, A., Odabašić, A., & Pavlović, S. (2013). To Think, to Feel, to Have: The Effects of Need for Cognition, Hedonism and Materialism on Impulse Buying Tendencies in Adolescents. Journal of European Psychology Students, 4(2), 25. https://doi.org/10.5334/jeps.bh

Mangunwijaya. (1983). Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Piliang, Y. A. (1998). Sebuah Dunia Yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung: Mizan.

Sumartono. (2002). Terperangkap dalam iklan. CV Alfabeta.

file:///C:/Users/A%20S%20U%20S_/Downloads/41291-Article%20Text-64236-1-10-20210708.pdf

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun