Siapakah pertama kali yang menemukan prototype pesawat terbang? Bukan, bukan Wright bersaudara jika itu jawaban yang terlintas di benak kita. Tapi, ilmuwan muslim yang hidup di masa kejayaan Islam, Abbas bin Firnas. Sebelum dirinya memulai kegiatan ilmiahnya, beliau selalu mengkaji Al-Qur'an terlebih dahulu. Hingga dirinya terinspirasi oleh salah satu surat Al-Qur'an Al-Mulk ayat 19:
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰٓفّٰتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمٰنُ ۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍۢ بَصِيرٌ
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu."
Berdasarkan ayat ini, beliau akhirnya berpikir bahwa sesuatu yang bisa terbang itu atas izin Sang Pencipta melalui perantara sayap. Sebagaimana burung yang bisa terbang dengan sayapnya, dan, tidak akan ada yang menghalanginya kecuali Allah. Akhirnya, Abbas bin Firnas menguji coba pemikirannya. Beliau mulai bereksperimen membuat suatu benda layaknya sayap burung, kemudian mencoba berkali-kali terbang dengan benda yang dibuatnya itu. Dimulai dengan meloncat dari atas gedung tinggi, kemudian jatuh, kemudian disempurnakan kembali, jatuh, sempurnakan, seperti itu terus, hingga akhirnya beliau berhasil menerbangkan dirinya, menolak gravitasi bumi.
Dari kedua peristiwa mudah di atas, kita bisa melihat bahwa, sebagai para lulusan atau sarjana Islam terutama pendidikan Islam, kita harus bisa merebut kembali posisi kejayaan umat Islam terdahulu. Yang mana para ilmuwan muslim memegang kunci ilmu pengetahuan, dan banyak masyarakat Barat berguru pada mereka.
Mustahil, jika lulusan sarjana Islam masa kini dapat merebut kembali posisi tersebut tanpa bantuan Al-Qur'an, tanpa mau mengkaji, meneliti dan memahami setiap maksud dari ayat-ayat yang tersemat di dalamnya.
Source:
1. Al-Qur'an
2. Klik di sini
3. Klik di sini