Mohon tunggu...
Alya Nisrina
Alya Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berproses tanpa protes dan menghasilkan progress

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Book Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial, Bagian I Sub Bab: Ramadhan Momentum Taubat Pemimpin Rakyat

12 Oktober 2023   17:35 Diperbarui: 12 Oktober 2023   17:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebenarnya mengapa manusia tidak mau bertaubat segera setelah dia melakukan perbuatan kejahatan baik yang berimplikasikan kepada dirinya sendiri maupun kepada masyarakat umum?. Manusia sebenarnya telah jatuh pada nilai-nilai dimensi kebinatangan (asfula suafiliin) karena dia sudah kehilangan nilai-nilai kemanusiaan yang cenderung mencari keindahan, ketentraman, keadilan, kebersamaan, asah-asih-asuh, perasaan ingin menyantuni yang lemah, yang kurang mampu, dan membela yang teraniaya (mustadh'afin). Dimensi ini sering terabaikan.

Kesimpulan

Dari analisis Yuridis Normatif diketahui bahwa Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan. Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang mau bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya. Bertaubat harus dilakukan oleh siapa saja yang telah terjerumus kepada perbuatan keji dan mungkar, baik rakyat maupun pemimpin. Para penegak hukum sangat perlu bertaubat agar keputusan hukumnya dapat memenuhi rasa keadilan bagi pencari keadilan dan sesuai fakta di dalam pengadilan, sehingga yang benar tetap terang kelihatan kebenarannya dan yang jahat nampak kejahatan dan hukum yang dihasilkan atas nama Tuhan memenuhi rasa keadilan.

Sedangkan dalam Analisis Yuridis Empiris kenyataannya masih terjadi persekongkolan antara nafsu dan akal fikiran bersatu. Contohnya dalam konteks politik peledekan bom, konspirasi pembunuhan tokoh yang terlibat dalam kasus tertentu serta intrik-intrik politik untuk kepentingan sesaat. Manusia tidak mau bertaubat segera setelah dia melakukan perbuatan kejahatan baik yang berimplikasikan kepada dirinya sendiri maupun kepada masyarakat umum. Dalam persoalan politik harus dilandasi nilai-nilai religiusitas, sehingga kebijakan-kebijakan publik selalu membawa kemaslahatan, kesejahteraan, pemberdayaan untuk mencapai ridha-Nya. Karena sifat politik yang cenderung kepada kekuasaan, maka niat-niat yang tulus dalam berpolitik ditujukan untuk memperbaiki keadaan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang beradab.

Semoga di bulan Ramadhan taubat kita diterima, sehingga penderitaan rakyat segera dapat teratasi. Selama kita tidak mau bertaubat dan bersikukuh mempertahankan dominasi nafsu dan akal dalam pengambilan kebijakan, hasilnya akan tetap menindas dan menyengsarakan rakyat. Para penegak hukum sangat perlu bertaubat agar keputusan hukumnya dapat memenuhi rasa keadilan bagi pencari keadilan dan sesuai fakta di dalam pengadilan, sehingga yang benar tetap terang kelihatan kebenarannya dan yang jahat nampak kejahatan dan hukum yang dihasilkan atas nama Tuhan memenuhi rasa keadilan. Akhirnya kita mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat, baik sebagai kapasitas pribadi-individu, lembaga, maupun negara dan berupaya keras memperbaiki diri dengan karya nyata yang bermanfaat kepada sesama, sehingga sisa kehidupan dapat didayagunakan dengan optimal untuk menebar kemanfaatan dan kemaslahatan fiddunya wal akhiroh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun