Brolianlee juga menceritakan hal serupa bahwa pernah ada boneka jualannya berjalan sendiri. Jadi, biasanya beberapa barang antik dagangannya suka dibersihkan dahulu. Kecuali keris asal zaman kerajaan dahulu yang bisa berdiri sendiri walau tidak ada pemiliknya. Katanya orang dahulu memiliki keunikan sendiri dalam pembuatan keris. Selain itu, Brolianlee juga mengeluhkan bahwa semenjak pandemi, omzet dari penjualan kios miliknya mulai menurun.Â
"Mau tidak mau, akhirnya saya mencoba berjualan secara online, seperti Bukalapak, OLX, dan Tokopedia, tetapi beberapa pembeli malah menawar dengan harga rendah padahal barang yang dijual asli dan susah didapatkan," keluh Brolianlee sambil memperlihatkan beberapa barang dagangannya.Â
"Jadi, saya memilih untuk berjualan di Facebook karena biasanya pengguna Facebook memang sudah kolektor barang antik sejak lama jadi mereka tidak kaget apabila barang tersebut dijual sesuai harga pasar," imbuh Brolianlee.Â
Tetap Bertahan Sendiri di Tengah Pandemi
Dilansir Kamenku pada Jakarta (31/08/2021) pandemi covid-19 memengaruhi sektor perekonomian secara luar biasa. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pertumbuhan perekonomian melalui perdagangan dunia bisa mencapai angka dua digit, tetapi tahun 2020 harus mengalami penurunan hingga minus 8,3 persen. Sri Mulyani juga menuturkan bahwa perekonomian di Indonesia sudah berhasil melalui resesi setelah kasus covid-19 periode pertama.Â
Walau sudah melalui resesi, tetapi para penjual lantai tiga Pasar Antik Cikapundung Bandung belum merasakan buah keberhasilan. Mereka tetap harus bertahan sendiri di tengah kesulitan tanpa adanya bantuan dari pemerintah setempat.Â
Belum lagi para wisatawan yang lebih memilih berkunjung ke daerah Jalan Braga karena sirkulasi udara yang bersih, penataan tempat lebih rapi dan pencahayaan yang lebih terang. Padahal Pasar Antik Cikapundung Bandung bisa menjadi salah satu tempat ikonik di Kota Bandung yang menjajakan barang jadul. Selain itu, apabila berkunjung langsung kalian bisa menawar dengan harga jauh lebih murah dibandingkan secara online.Â
Thobing, pemilik dari kios The Barang Jadoel, menuturkan bahwa tidak ada revitalisasi yang dilakukan pemerintah untuk menarik para wisatawan agar lebih ramai, seperti sebelum pandemi. Apabila terjadi revitalisasi dari pemerintah harus ada target yang dicapai dan feedback yang diberikan kepada pemerintah.Â
"Jadi, kita lebih independent dan memiliki lembaga sendiri," tutup Thobing