Karya sastra merupakan suatu karya yang membahas berbagai permasalahan kehidupan yang penuh dengan imajinasi yang tinggi. Namun, karya sastra memiliki unsur keindahan didalamnya. Tidak hanya itu, karya sastra juga mengarah pada pemikiran-pemikiran tinggi yang tidak hanya tercipta dari khayalan semata. Karya sastra merupakan hasil pemikiran yang kreatif dalam bentuk narasi atau cerita yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa sebagai dasarnya. (Musliah, Halimah, & Mustika, 2018). Menurut (Ismayani, 2017) sastra adalah sebuah teks baik tertulis maupun lisan yang memiliki sebagian ciri khas seperti kemampuan, keindahan, dan keartistikan serta memiliki daya imajinatif. Penulisan pada karya sastra membutuhkan proses yang kreatif (Purwati, Rosdiani, Lestari, & Firmansyah, 2018).
Dalam novel terdapat unsur intrinstik dan ektrinsik atau unsur pembangun cerita yang seolah-olah hidup dalam pikiran para pembacanya. Unsur intrinsik adalah susunan sebuah karya yang bersumber dari karya tersebut, seperti tema, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, dan amanat yang terkandung di dalam sebuah novel. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita. Meskipun unsur ekstrinsik ikut membangun suatu karya sastra namun, tidak secara langsung mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik ini biasanya berupa keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang mana nantinya akan mempengaruhi tulisan suatu karya sastra. Dalam kajian ini penulis membahas unsur intrinstik novel. Unsur-unsur intrinsik yang akan ditemui diantaranya kisah, alur, penokohan/tokoh, pokok pikiran (tema), latar cerita, sudut pandang pencerita dan gaya bahasa, tetapi yang akan dibahas lebih lanjut yaitu mengenai konflik penokohan melalui pendekatan psikologi sastra dalam novel Rindu karya Tere Liye.
Konflik internal (pertentangan) terjadi pada pribadi tokoh cerita. Konflik itu merupakan permasalahan intern seorang manusia. Novel ini menyoroti konflik batin dan mengkaji berbagai masalah psikologis dari sudut pandang orang pertama (gaya orang pertama). Tidak hanya konflik, kajian ini menganalisis novel Rindu karya Tere Liye dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. (Endraswara, 2013) Psikologi sastra ialah kajian sastra yang memperlihatkan hasil ciptaannya sebagai aktivitas kejiwaannya. Pengarang mencurahkan seluruh rasanya dalam menciptakan. Sama halnya dengan pembaca, ketika menanggapi karya dengan sepenuh jiwa. (Nurgiyantoro, 2013).
Psikologi sastra merupakan sebuah hasil kejiwaan dari sang pengarang yang diungkapkan dalam bentuk sebuah karya. Begitupun dengan pembaca, ketika mengapresiasi karya tidak akan lepas dari aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra memiliki pemikiran untuk menghadirkan manusia sebagai bentuk dari naluri-naluri dan konflik batin. Beberapa konflik yang tertuang pada sebuah karya sastra berupa Novel. Berikut konfliknya yakni konflik Internal dan Eksternal. Dalam konflik Eksternal yang terbagi menjadi dua yaitu dalam konflik Sosial dan Fisik. Konflik sosial menghasilkan dua orang yang mengalaminya yaitu Karaeng dan Ambo Uleng. Namun konflik fisik terdapat tiga dan dialami oleh Anna, Ambo Uleng dan Daeng Andipati. Sedangkan konflik Internal/ Batin terdapat lima orang yang mengalaminya yaitu Ambo Uleng, Ahmad Karaeng, Bunda Upe, Daeng Andipati, Mbah Kakung. Bersumber pada uraian di atas maka konflik yang banyak di alami adalah konflik Internal/Batin.
Konflik eksternal terjadi akibat pertentangan antar makhluk hidup baik individu maupun kelompok. Dengan demikian konflik eksternal dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu konflik sosial dan konflik fisik.
Konflik Sosial Ahmad Karaeng dan Sergeant : Ahmad Karaeng seorang ahli agama masyhur di zaman itu. Ia diangap sebagai ahli waris dari Raja Gowa beragama Islam Sultan Alauddin. Dalam tubuhnya mengalir darah raja di Sulawesi, Sultan Hasanuddin cucunya Sultan Alauddin. Gurutta pun berkerabat dari Syekh Yusuf, ahli agama yang dimusnahkan oleh Belanda di Sri Lanka, kemudia dibuang lagi di Cape Town, Afrika Selatan, tiga ratus tahun lalu. Konflik Ahmad Karaeng dimulai ketika Sergeant mencurigai Ahmad Karaeng yang akan mempengaruhi atau menyebar paham pada penumpang lain untuk melawan serdadu Belanda. Sergeant mencurgai Ahmad Karaeng karena Ahmad Karaeng berkerabat dengan Syekh Yusuf ia sangat menentang Ahamd Karaeng untuk naik kapal Blitar Holland. Berikut ketipannya.
- "Stopen! Kami harus memeriksa  tas itu."
- Memeriksa? Empat kelasi saling tatap. Bukankah sudah lebih seratus penumpang yang naik, tidak terlihat barang bawaan yang diperiksa. Kenapa penumpang kakek tua ini harus diperiksa? Dua opsir Belanda sudah mengangkat kasar tas besar ke atas meja.
- "Openamken!," pimpinan serdadu itu berseru.
- "Alleen de kledng en boeken." Gurutta tersenyum, menjelaskan bahasa Belandanya fasih. Â Maksud Gurutta, isi tas itu hanya pakaian dan buku-buku. Tidak lebih tidak kurang. (Liye, 2014) Dari kutipan tersebut terlihat salah satu kelasi hendak meraih tas besar itu, siap mengantar Gurutta ke kabin. Tapi gerakan tangannya terhenti. Salah satu opsir Belanda lebih dulu berseru tegas nampaknya ia pimpinan empat serdadu itu.
Konflik kutipan terjadi disebabkan pemimpin serdadu Belanda itu tidak percaya, mereka kasar membuka tas, lantas mengeduk seluruh isinya. Memindahkan dua tumpuk pakaian dan belasan buku ke meja. Serdadu Belanda tidak henti-hentinya memaki Gurutta, pimpinan serdadu itu semakin kesal terhadap Gurutta yang setiap pertanyaannya dijawab dengan tenang, berikut kutipannya.
Konflik Sosial Chef Lars dan Ambo Uleng : Ambo Uleng seorang pelaut. Masa hidupnya ia lalui di lautan. Sifatnya pelautnya diwariskan oleh ayahnya. Ia memiliki kapal Blitar Holland sebagai pelayan di kantin kapal. Pertentangan terjadi antara Ambo Uleng dan Chef lars di mulai ketika Ambo Uleng terlambat tiba di kantin. Lima belas menit sebelum pluit tanda sarapan pagi. Kepala koki, demi melihat wajahnya, langsung menggulung lengan seragamnya, melepas celemek, membawa spatula besar. Berikut kutipannya.
- "JIJ KOM HIER!." Bentaknya kencang.
- "kau pikir kau petugas yang menekan horn, hah? Atau kau pikir kau adalah penumpang kelas VIV? Baru masuk kantin setelah pluit terdengar, dan kami semua menunduk menyambutmu?
- Jij, lihat itu jam, pukul berapa sekarang?" kepala koko meledak marahnya. Spatula itu di tekankan berkali-kali ke perut Ambo Uleng yang menunduk. (Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, Chef lars membentak Ambo Uleng yang telat datang kerja di kantin kapal. Chef Lars adalah seorang kepala koki yang sangat disiplin tentang waktu. Terlambat sedikit dari jadwal maka keluarlah kalimat-kalimat yang kurang enak di dengar. Satu orang yang bermasalah semua akan masuk dalam masalah tersebut.
Konflik Fisik yang di alami Anna : Anna adalah anak dari Daeng Andipati, Anna mengalami konflik Fisik dimulai ketika ia sedang berada di pasar Turi. Ia mengalami kepanikan, saat terjadi tembakan di pasar Turi. Berikut kutipannya.
- "si kecil Anna meringkuk di jalan, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Ia tidak bisa
- berdiri, orang-orang terus mendorongnya. Matanya terpenjam, pasrah. Hanya soal waktu saja, laki-laki yang sedang berlari panik tidak sengaja menginjaknya." (Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, Anna mengalami trauma karena kejadian itu. Ia mendapatkan luka. Anak yang menjadi korban penembakan di pasar Turi yang tak berdaya. Kejadian itu membuat Ayahnya sangat khawatir melihat buah hatinya terlepas dari genggaman tangannya.
Konflik Fisik yang di aalmi Ambo Uleng : Konflik fisik Ambo Uleng itu terjadi saat menolong Anna si gadis kecil yang selalu menyapanya diruang kantin kapal. Berikut kutipannya.
"tak berpikir panjang, saat Anna tergelincir dijalan, Ambo Uleng layaknya induk singa segera menolong, mendekapnya erat. Merelakan dirinya mejadi perisai. Kaki-kaki orang ramai menghantam tubuhnya. Tidak hanya sekali, punggungnya terpijak, betisnya di tendang, bahkan tengkuknya terkena sepatu,. Ambo Uleng menggigit bibir, menahan sakit. Hal itu dikarenbakan tak kuasanya melihat gadis bercucuran air mata, ketakutan. Ambo Uleng bejanji untuk tetap melindunginya. (Liye, 2014). Berdasarkan kutipan tersebut Ambo Uleng melihat Anna yang tidak berdaya akibat penembakan di pasar Turi. Ambo Uleng menjatuhkan diri, menelungkap di atas badan Anna, memberikan perlindungan dan membiarkan tubuhnya menjadi tameng. Ia mengalami konflik fisik akibat kajdian itu.
Konflik Fisik yang di alami Daeng Andipati : Ketika ia tiba di lorong panjang itu, ketika petir menyambar terang, saat itulah Daeng Andipati menyaksikan pemandangan mengerikan. Seseorang sedang mengendap-endap, mengangkat sebilah pisau. Ambo Uleng tidak sempat berfikir dua kali. Ia segera berteriak kencang. Berikut kutipannya.
- "AWAS!! DAENG!!." Daeng Andipati menoleh.
- Sosok pembawa pisau itu telah menyerangnya. Pisau itu meleset menghujam ke arahnya. Daeng Andipati refleks menangkis. Pisau itu merobek lengannya, darah berceceran. Sosok itu ganas dan buas. Melihat serangan pertamanya gagal, ia memburu Daeng Andipati dengan berikas. Pisaunya menyambar-nyambar. Melukai paha dan kaki Daeng Andipati yang terus mati-matian menghndar.
- Sial bagi Daeng Andipati. Ia terjatuh, kakinya tersangkut ember kaleng. Demi melihat mangsanya jatuh, sosok berkedok tanpa ampun lompat menusukkan pisau ke leher. Itu serangan mematikan. Daeng Andipati menatap jerih. Ia tidak bisa menghindar. Juga terlambat untuk menangkis. Ujung pisau berkilat siap menembus lehernya. (Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, ia mengalami konflik fisik yakni lengan, pada dan betisnya terluka. Seseorang telah merencanakan pembunuhan terhadap Daeng Andipati. Ia merencanakan ketika Andipati sendiri, Andipati tidak menyadari bahwa ia sedang di ikuti oleh seseorang dengan niat untuk membunuhnya.
Konflik Batin yang di alami oleh Ambo Uleng : Ambo Uleng adalah pelaut yang tangguh, dia pernah menjadi juru kemudi phinisi, bertanya banyak hal. Terdengar helaan perlahan, Ambo Uleng menghela napas panjang, sambil berkata dalam hati. Berikut kutipannya.
"perjalaanan ini sepertinya menjanjikan banyak hal. Semua kesibukan. Semua hal baru. Mungkin ia bisa melupakan permasalahan hidupnya. Tapi entahlah, malam ini ia tetap merasa separuh hatinya kosong melompong. Disebut apa situasi yang ia alami ini? Jenis perasaan apa? Usianya dua puluh empat tahun, belum pernah mengalami perasaan seganjil ini. Seolah separuh hati itu tertinggal di Pare-Pare sana. Kota kelahirannya. Seolah separuh hatinya telah hilang, dan ia sesak terus memahaminya. (Liye, 2014) Â
Dari kutipan tersebut Ambo Uleng merasa bahwa kesibukan yang dialaminya seperti belajar tentang kapal uap, namun tidak melupakan rasa ksesedihan yang telah dialaminya. Kesedihan yang sangat mendalam ketika ia kehilangan orang yang dicintainya. Kesedihan yang dialaminya tidak bisa ditutupi meskipun ia telah menyibukkan diri ketika ia berada dalam kapal itu. Ambo uleng mengetahui tentang perjodohan gadis yang dicintainya. Melalui surat yang dikirmkan untuknya, ia tidak dapat berbuat apa-apa. Kesedihannya pun muncul karena tidak dapat melakukan sesuatu untuk menghentikan perjodohan itu. Ambo Uleng hanya bisa berpikir terus menerus tanpa tindakan. Ia memikirkan rasa sedih yang dirasakannya.
Konflik Batin yang di alami Ahmad Karaeng : Gurutta tiba-tiba kahilangan keyakinan atas apa yang akan ia tumpahkan begitu saja. Dijeda shalat mahgrib, disela shalat isya, tetap saja hasilnya sama. Lembaran-lembaran kertas itu tetap kosong. Lantas pertanyaan-pertanyaan itu mengungkung kepalanya. Berikut kutipannya.
"Apakah penyebanya adalah ketidakyakinannya akan pengetahuan yang di miliki? Apakah ia sebenarnya tidak sebijak, setangguh bahkan sebaik itu? Mungkin ia hanya sepenggal orang munafik dalam seluruh cerita. Bagaimana ia menulis sebuah buku yang membuat jutaan pembaca tergerak hatinya, jika ia sendiri tidak tergerak? Bagaimana ia bicara tentang perlawanan, tapi ia sendiri adalah pelaku paling pengecut. (Liye, 2014)
Berdasarkan kutipan tersebut Ahmad Karaeng merasa bahwa dirinya adalah seorang yang munafik, ia dapat bersikap bijak di depan siapapun namun hati dan pikirannya selalu menanyakan apakah ia setngguh kata-kata yang diucapkannya. Ia menyimpan perasaan bersalah dan menganggap dirinya sebagai pengecut.
Konflik Batin yang di alami Bunda Upe : Bunda Upe adalah guru mengaji anak-anak di kapal Blitar. Dulunya ia adalah seorang cabo. Masa lalunya itu selalu menghantuinya sampai sekarang. Ia tidak pernah mau makan bersama-sama dengan penumpang lainnya dikantin kapal. Ia merasa orang-orang memperhatikannya dan akan mengenalinya. Bunda Upe sangat tidak nyaman diperhatikan apalagi bila dia mengetahui orang lain berbisik-bisik tentangnya. Berikut kutipannya.
"aku tidak nyaman berada ditengah keramaian. Gurutta." Bunda Upe akhirnya berkata pelan, masih menunduk. Tentu saja bukan itu alasannya. Bunda Upe menyembunyikannya. Alasan itu keluar begitu saja karena mulutnya tercekat. Ia hampir saja melepas pertanyaan itu. Sesuatu yang sejak lama menjadi beban hidupnya.(Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, Bunda Upe berbohong mengatakan alasan kenapa ia tidak makan bersama dikantin kapal. Kenyataanya ia sangat tidak bisa berada dikeramaian. Takut dikenal moleh seseorang yang mengetahui masa lalunya. Persaan itulah yang membuat ia merasa tidak nyaman dan khawatir.
Konflik Batin yang di alami Daeng Andipati : Andipati menyimpan kebencian yang amat besar dihatinya. Kebencian yang telah berlangsung lama. Berikut kutipannya.
"apakah ia bahagia seperti yang dikatakan Ruben bayangkan? Daeng Andipati mengehmbuskan napas. Bagaimana ia bisa masuk kategori bahagia jika sejak usia lima belas tahun ia harus menyimpan kebencian besar dihatinya. (Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, Andipati menyimpan rasa benci yang sangat lama. Kebencian akibat rasa marah yang dia sembunyikan selama ini. Di mata orang lain, Andipati terlihat bahagia, namun didalam hatinya tersimpan kebencian mengingat masa lalunya. Ia tidak ingin orang lainmnegetahuinya dan ia tidak ingin mengalaminnya kembali.
Konflik Batin yang di alami oleh Mbah Kakung : Konflik batin yang di alami Mbah Kakung dimulai ketika Mbah Putri meninggal dunia. Berikut kutipannya.
Mbah Kakung menggeleng. Kabin senyap sejenak. "aku tidak sedih, Gurutta." Mbah Kakung akhirnya bicara. "aku tahu, besok lusa hal ini pasti terjadi. Mungkin aku yang lebih dulu pergi, mungkin pula Mbah Putri. Kami tahu itu. Seberapa besarpun cinta kami, maut akan memisahkannya. Dalam beberapa kesempatan, kami bahakan menyiapkan rencana. Termasuk hendak dimakamkan bersebelahan." (Liye, 2014)
Dari kutipan tersebut, Mbah Kakung telah kehilangan Mbah Putri. Ia tidak menyalahkan takdir, tapi ia hanya tidak percaya apa yang telah terjadi. Ia dan Mbah Putri telah mengantisipasi akan kejadian ini, tapi ini sudah diluar dugaan. Ia berpikir kenapa tidak lebih alam, kenapa tidak 1 atau 2 bulan dulu sampai mereka berada di tanah suci Mekah. Ia berharap bisa meninggal di Mekah bersama istrinya. Tapi Tuhanberkata lain, Mbah Putri meninggal dunia terlebih dahulu dan telah dipersiapkan pemakaman dialutan, Mbah Kakung tidak menyangka akan mengalami kejadian ini.
Konflik yang terjadi dalam novel Rindu karya Tere Liye terdiri atas konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal yang ditemukan yaitu konflik para tokoh yang ada dalam cerita nove Rindu karya Tere Liye. Sedangkan konflik Internal yaitu konflik batin atau kejiwaan para tokoh yang ada dalam cerita novel Rindu karya Tere Liye. Konflik Gurutta, Andipati, Bunda Upe, Ambo Uleng, dan Mbah Kakung. Secara umum, konflik yang terdapat dalam novel "Rindu" karya Tere Liye adalah konflik eskternal dan konflik internal karena konflik tersebut di alami oleh semua tokoh dalam novel Rindu. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang berbeda diluar dirinya, seperti lingkungan alam, lingkungan manusia, dan tokoh lain. Sedangkan konflik internal adalah konflik yang di alami oleh seseorang dalam hati, jiwa seseorang tokoh cerita yang merupakan permasalahan yang terjadi adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H