Mohon tunggu...
Alya Mey saputri
Alya Mey saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/i Universitas Islam Riau

Hobi saya adalah Menari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pendekatan Psikologi Sastra dalam Menganalisis Konflik Tokoh pada Novel "Rindu" Karya Tere Liye

13 Januari 2025   12:35 Diperbarui: 13 Januari 2025   12:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Karya sastra merupakan suatu karya yang membahas berbagai permasalahan kehidupan yang penuh dengan imajinasi yang tinggi. Namun, karya sastra memiliki unsur keindahan didalamnya. Tidak hanya itu, karya sastra juga mengarah pada pemikiran-pemikiran tinggi yang tidak hanya tercipta dari khayalan semata. Karya sastra merupakan hasil pemikiran yang kreatif dalam bentuk narasi atau cerita yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa sebagai dasarnya. (Musliah, Halimah, & Mustika, 2018). Menurut (Ismayani, 2017) sastra adalah sebuah teks baik tertulis maupun lisan yang memiliki sebagian ciri khas seperti kemampuan, keindahan, dan keartistikan serta memiliki daya imajinatif. Penulisan pada karya sastra membutuhkan proses yang kreatif (Purwati, Rosdiani, Lestari, & Firmansyah, 2018).

Dalam novel terdapat unsur intrinstik dan ektrinsik atau unsur pembangun cerita yang seolah-olah hidup dalam pikiran para pembacanya. Unsur intrinsik adalah susunan sebuah karya yang bersumber dari karya tersebut, seperti tema, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, dan amanat yang terkandung di dalam sebuah novel. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut membangun jalannya suatu cerita. Meskipun unsur ekstrinsik ikut membangun suatu karya sastra namun, tidak secara langsung mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik ini biasanya berupa keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang mana nantinya akan mempengaruhi tulisan suatu karya sastra. Dalam kajian ini penulis membahas unsur intrinstik novel. Unsur-unsur intrinsik yang akan ditemui diantaranya kisah, alur, penokohan/tokoh, pokok pikiran (tema), latar cerita, sudut pandang pencerita dan gaya bahasa, tetapi yang akan dibahas lebih lanjut yaitu mengenai konflik penokohan melalui pendekatan psikologi sastra dalam novel Rindu karya Tere Liye.

Konflik internal (pertentangan) terjadi pada pribadi tokoh cerita. Konflik itu merupakan permasalahan intern seorang manusia. Novel ini menyoroti konflik batin dan mengkaji berbagai masalah psikologis dari sudut pandang orang pertama (gaya orang pertama). Tidak hanya konflik, kajian ini menganalisis novel Rindu karya Tere Liye dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. (Endraswara, 2013) Psikologi sastra ialah kajian sastra yang memperlihatkan hasil ciptaannya sebagai aktivitas kejiwaannya. Pengarang mencurahkan seluruh rasanya dalam menciptakan. Sama halnya dengan pembaca, ketika menanggapi karya dengan sepenuh jiwa. (Nurgiyantoro, 2013).

Psikologi sastra merupakan sebuah hasil kejiwaan dari sang pengarang yang diungkapkan dalam bentuk sebuah karya. Begitupun dengan pembaca, ketika mengapresiasi karya tidak akan lepas dari aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra memiliki pemikiran untuk menghadirkan manusia sebagai bentuk dari naluri-naluri dan konflik batin. Beberapa konflik yang tertuang pada sebuah karya sastra berupa Novel. Berikut konfliknya yakni konflik Internal dan Eksternal. Dalam konflik Eksternal yang terbagi menjadi dua yaitu dalam konflik Sosial dan Fisik. Konflik sosial menghasilkan dua orang yang mengalaminya yaitu Karaeng dan Ambo Uleng. Namun konflik fisik terdapat tiga dan dialami oleh Anna, Ambo Uleng dan Daeng Andipati. Sedangkan konflik Internal/ Batin terdapat lima orang yang mengalaminya yaitu Ambo Uleng, Ahmad Karaeng, Bunda Upe, Daeng Andipati, Mbah Kakung. Bersumber pada uraian di atas maka konflik yang banyak di alami adalah konflik Internal/Batin.

Konflik eksternal terjadi akibat pertentangan antar makhluk hidup baik individu maupun kelompok. Dengan demikian konflik eksternal dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu konflik sosial dan konflik fisik.

Konflik Sosial Ahmad Karaeng dan Sergeant : Ahmad Karaeng seorang ahli agama masyhur di zaman itu. Ia diangap sebagai ahli waris dari Raja Gowa beragama Islam Sultan Alauddin. Dalam tubuhnya mengalir darah raja di Sulawesi, Sultan Hasanuddin cucunya Sultan Alauddin. Gurutta pun berkerabat dari Syekh Yusuf, ahli agama yang dimusnahkan oleh Belanda di Sri Lanka, kemudia dibuang lagi di Cape Town, Afrika Selatan, tiga ratus tahun lalu. Konflik Ahmad Karaeng dimulai ketika Sergeant mencurigai Ahmad Karaeng yang akan mempengaruhi atau menyebar paham pada penumpang lain untuk melawan serdadu Belanda. Sergeant mencurgai Ahmad Karaeng karena Ahmad Karaeng berkerabat dengan Syekh Yusuf ia sangat menentang Ahamd Karaeng untuk naik kapal Blitar Holland. Berikut ketipannya.

  • "Stopen! Kami harus memeriksa  tas itu."
  • Memeriksa? Empat kelasi saling tatap. Bukankah sudah lebih seratus penumpang yang naik, tidak terlihat barang bawaan yang diperiksa. Kenapa penumpang kakek tua ini harus diperiksa? Dua opsir Belanda sudah mengangkat kasar tas besar ke atas meja.
  • "Openamken!," pimpinan serdadu itu berseru.
  • "Alleen de kledng en boeken." Gurutta tersenyum, menjelaskan bahasa Belandanya fasih.  Maksud Gurutta, isi tas itu hanya pakaian dan buku-buku. Tidak lebih tidak kurang. (Liye, 2014) Dari kutipan tersebut terlihat salah satu kelasi hendak meraih tas besar itu, siap mengantar Gurutta ke kabin. Tapi gerakan tangannya terhenti. Salah satu opsir Belanda lebih dulu berseru tegas nampaknya ia pimpinan empat serdadu itu.

Konflik kutipan terjadi disebabkan pemimpin serdadu Belanda itu tidak percaya, mereka kasar membuka tas, lantas mengeduk seluruh isinya. Memindahkan dua tumpuk pakaian dan belasan buku ke meja. Serdadu Belanda tidak henti-hentinya memaki Gurutta, pimpinan serdadu itu semakin kesal terhadap Gurutta yang setiap pertanyaannya dijawab dengan tenang, berikut kutipannya.

Konflik Sosial Chef Lars dan Ambo Uleng : Ambo Uleng seorang pelaut. Masa hidupnya ia lalui di lautan. Sifatnya pelautnya diwariskan oleh ayahnya. Ia memiliki kapal Blitar Holland sebagai pelayan di kantin kapal. Pertentangan terjadi antara Ambo Uleng dan Chef lars di mulai ketika Ambo Uleng terlambat tiba di kantin. Lima belas menit sebelum pluit tanda sarapan pagi. Kepala koki, demi melihat wajahnya, langsung menggulung lengan seragamnya, melepas celemek, membawa spatula besar. Berikut kutipannya.

  • "JIJ KOM HIER!." Bentaknya kencang.
  • "kau pikir kau petugas yang menekan horn, hah? Atau kau pikir kau adalah penumpang kelas VIV? Baru masuk kantin setelah pluit terdengar, dan kami semua menunduk menyambutmu?
  • Jij, lihat itu jam, pukul berapa sekarang?" kepala koko meledak marahnya. Spatula itu di tekankan berkali-kali ke perut Ambo Uleng yang menunduk. (Liye, 2014)

Dari kutipan tersebut, Chef lars membentak Ambo Uleng yang telat datang kerja di kantin kapal. Chef Lars adalah seorang kepala koki yang sangat disiplin tentang waktu. Terlambat sedikit dari jadwal maka keluarlah kalimat-kalimat yang kurang enak di dengar. Satu orang yang bermasalah semua akan masuk dalam masalah tersebut.

Konflik Fisik yang di alami Anna : Anna adalah anak dari Daeng Andipati, Anna mengalami konflik Fisik dimulai ketika ia sedang berada di pasar Turi. Ia mengalami kepanikan, saat terjadi tembakan di pasar Turi. Berikut kutipannya.

  • "si kecil Anna meringkuk di jalan, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Ia tidak bisa
  • berdiri, orang-orang terus mendorongnya. Matanya terpenjam, pasrah. Hanya soal waktu saja, laki-laki yang sedang berlari panik tidak sengaja menginjaknya." (Liye, 2014)

Dari kutipan tersebut, Anna mengalami trauma karena kejadian itu. Ia mendapatkan luka. Anak yang menjadi korban penembakan di pasar Turi yang tak berdaya. Kejadian itu membuat Ayahnya sangat khawatir melihat buah hatinya terlepas dari genggaman tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun