Hari ini matahari bersinar penuh semangat. Ardi terus mengayuh sepedanya menuju ke sekolah. Hari ini adalah hari terakhir ujian tengah semester. Wajahnya mulai terlihat basah oleh keringat yang sedari tadi menyapu mukanya yang terlihat panik. Waktu menunjukkan pukul 07.00 saat ia sampai di depan gerbang. Pak satpam yang hendak menutup gerbang pun sampai kaget dibuatnya. Ardi berteriak agar pak satpam tidak menutup gerbang dengan mengendarai sepeda yang melaju cepat.
"Sebentar pakk, minggir minggir minggir!!" kata Ardi.
Setelah memarkirkan sepedanya di parkiran sekolah, Ardi langsung berlari menuju ruangan ujian dengan tergesa-gesa. Terlihat ibu pengawas yang tengah membagikan kertas ulangan kepada para siswa. Sialnya guru yang menjadi pengawas kali ini merupakan salah satu guru tergalak di sekolah.Â
Ardi dengan perasaan takutnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Terlihat guru tersebut menghampiri Ardi. Ia yakin pasti nanti ia akan menerima konsekuensi dari guru tersebut. Pasti nanti ia tak bisa mengikuti ujian kali ini. Tapi ternyata guru tersebut hanya menanyakan alasan Ardi terlambat dan mempersilahkan Ardi untuk mengikuti ujian.
"Kenapa terlambat Ardi?" tanya Bu guru.
"Tadi pagi bangun terlambat bu, karena tadi malam saya belajar hingga larut malam" ungkap Ardi. Tapi sebenarnya ia berbohong. Padahal tadi malam ia bermain game hingga larut malam.
"Ya sudah sana masuk!" ujar Bu guru.
"Baik Bu terima kasih" kata Ardi.
Setelah duduk di mejanya, ia pun di bagikan kertas ujian. Ardi mulai membaca soal-soal ujian tersebut. Karena tadi malam Ardi tidak belajar, ia pun tidak tau jawaban dari soal-soal itu. Karena bingung tak tau jawabannya, Ardi pun mulai bertanya kepada teman di sampingnya. Tetapi temannya tidak ada yang memberi taunya karena ada pengawas yang terus berjalan mengelilingi meja-meja siswanya. Terpaksa Ardi menjawab soal-soal tersebut dengan mengarang sesuai dengan apa yang diingatnya.
Waktu ujian tinggal 10 menit lagi. Ardi sudah menjawab semua jawaban yang ada. Ia pun keluar dari ruangan dan bertemu dengan teman-temannya. Semua teman cewek yang ada di kelasnya langsung riuh saat tau jawaban mereka beda-beda setelah mencocokkan jawabannya kepada salah satu teman yang pintar di kelas, Cia namanya.
"BERISIKKK!!" kata Ardi kepada mereka.
"BIARINNN!!" kata mereka semua dengan kompak.
Ardi meninggalkan cewek-cewek ribet itu menuju teman-teman cowoknya. Ternyata mereka sedang membicarakan tentang virus yang menyerang kota Wuhan, China. Virus Corona atau COVID 19 namanya. Virus itu sudah menyebar di beberapa negara, tapi untungnya virus itu belum menyebar di Indonesia.
Karena minggu depan kelas 12 akan melaksanakan ujian, kelas 11 dan kelas 10 diliburkan selama seminggu. Walaupun libur tetapi Ardi dan teman-temannya tetap diberikan tugas. Tugas yang diberikan syukurnya tidak banyak, karena hanya beberapa guru saja yang memberikan tugas.
Hari-hari liburan pun sangat dinikmati oleh Ardi. Tugas-tugasnya pun sudah diselesaikan semua berkat bantuan dari teman-temannya yang memberikan contekan kepadanya. Ardi menghabiskan waktu liburannya untuk nongkrong dengan teman-temannya dan bermain game hingga larut malam. Hidupnya serasa nikmat sekali. Kebiasaan setiap harinya Ardi hanya rebahan, makan, main, tidur. Ardi berpikir enak kalau libur terus seperti ini.
Saat Ardi sedang rebahan dan bermain twitter, dilihatnya berita tentang adanya orang Indonesia yang terpapar virus yang dibicarakan teman-temannya kemarin. Virus Corona atau COVID 19 itu telah sampai di Indonesia. Ardi pun memberitahukan kepada teman-temannya bawah virus itu telah masuk di Indonesia melalui grup WhatsApp. Di grup itu ada Tyo, Adam, Anaya, Tara, dan Mika. Ternyata teman-temannya pun juga sudah mengetahui dari media sosial bahwa virus itu telah masuk di Indonesia.
Waktu libur sekolah tinggal 2 hari lagi, tetapi gurunya memberikan informasi memalui grup WhatsApp mengenai libur akan diperpanjang selama 2 minggu karena adanya virus ini. Ardi merasa senang karena waktu liburnya bertambah, tetapi tidak jadi senang karena tugasnya pun juga akan bertambah.
Selama 2 minggu itu, berita di televisi berisi tentang covid semua untuk mengetahui perkembangannya. Dan ternyata covid semakin menyebar dan menular ke banyak orang. Yang awalnya hanya 2 orang saja yang terpapar, sekarang sudah menjadi puluhan orang. Sekolah pun juga belum diperbolehkan untuk masuk. Sekolah sekarang pun dibuat menjadi sistem daring.
Saat ujian akhir semester yang menentukan naik atau tidaknya kelas tiba, Ardi dan teman-temannya melakukan ujian dengan sistem online. Tidak seperti ujian biasanya yang datang ke sekolah dan mengerjakannya menggunakan kertas. Ini menjadi kesempatan Ardi yang malas belajar untuk mencontek saat ujian. Ardi mengerjakan ujian dengan membuka google dan buku. Dan saat pembagian raport, Ardi mendapatkan nilai yang cukup bagus dan naik ke kelas 12.
Liburan kenaikan kelas pun tiba. Ardi yang bosan di rumah saja hendak mengajak temannya untuk pergi nongkrong. Ardi pun mengajak temannya melalui chat WhatsApp. Teman-temannya pun setuju dengan ajakan Ardi. Mereka akan pergi ke mall dan jalan-jalan keliling kota.
Ardi sudah siap dengan pakaiannya tanpa menggunakan masker. Sebelum pergi, ia berpamitan dulu kepada ayah dan ibunya.
"Yah aku mau pergi dulu ya sama teman-teman." kata Ardi.
"Yaudah sana, uangnya udah ada kan?" tanya ayah.
"Belum hehe. Minta uang dong yah, buat jajan nanti." ujar Ardi.
"Yaudah ni, jangan dihabiskan tapi ya, sisanya ditabung." kata ayah sambil mengeluarkan uang seratus ribu dan memberikannya kepada Ardi.
"Terima kasih yah." Kata Ardi.
Tetapi saat bertemu ibunya di teras rumah, Ardi dipanggil dan ibunya marah-marah karena Ardi ingin pergi tetapi tidak menggunakan masker padahal kondisi sedang seperti ini.
"Ardi mau kemana kamu, pergi ga pake masker." tegas ibu
"Mau main sama temen, cuma sebentar aja." kata Ardi.
"Tapi ya harus pake masker dong Ardi, anak ini bandel banget." Ujar ibu dengan kesalnya.
"Gapapa ibu, aku cuma sebentar engga rame-rame juga kok." Kata Ardi dengan kekehnya.
"Yaa harus tetap pake masker dong Ar.... ARDI MAU KEMANA KAMU MAIN KABUR AJA!!" tutur ibu dengan kesalnya karena Ardi langsung pergi begitu saja dan tidak mau mendengarkan ucapannya.
Ardi dan teman-temannya berkumpul di rumah Tyo karena ada yang tidak membawa motor dan ingin nebeng. Semua teman-teman Ardi menggunakan masker semua dan ada juga yang membawa hand sanitizer di dalam tasnya. Teman-teman Ardi memperingatkan Ardi untuk menggunakan masker untuk mencegah terpaparnya virus covid 19 ini.
"Kok kamu gak pake masker sih Ar?" tanya Anaya.
"Iya nih gimana sih, nanti kamu kena virus corona itu lho." ujar Mika.
Ardi pun berkata jika ia memakai masker nanti ia akan sulit untuk bernafas dengan lega.
"Aku tu males pake masker, nanti susah nafasnya." kata Ardi dengan keras kepalanya.
Adam, Tyo, dan Tara pun juga memperingatkan Ardi untuk memakai masker.
"Apa sih susahnya sih Ar pake masker. Nanti kalo dah kena pasti repot sendiri." ujar Tyo.
"Iya Ar, lebih baik mencegah dari pada mengobati." nasihat Tara pada Ardi.
Ardi pun tetap ngeyel dan tidak mau untuk memakai masker.
"Udah gapapa ayo lah cepetan keburu sore." Kata Ardi.
Semua teman-temannya pun sudah pasrah untuk membujuk Ardi agar ia menggunakan masker.
"Udah lah terserah dia aja." ujar Adam karena sudah malas untuk memberi tau Ardi.
Mereka pun akhirnya berangkat menuju mall dengan menggunakan motor dengan Anaya yang dibonceng Ardi, Tyo yang membonceng Mika, dan Tara yang dibonceng Adam.
Sesampainya mereka di mall, mereka langsung memarkirkan motornya di parkiran yang telah disediakan. Sebelum memarkirkan motor, biasanya kita akan mengambil tiket di mesin untuk membuka portal. Ardi meminta Anaya untuk mengambil kan tiket karena hp nya tadi berbunyi ada pesan dari ibunya. Setelah mengambil tiket, Ardi memarkirkan motornya. Anaya pun memberikan tiket tersebut kepada Ardi lalu Anaya langsung mengambil hand sanitizer untuk membersihkan tangannya.
"Ih lebay banget, cuma mencet gitu doang langsung hand sanitizer." ejek Ardi.
"Biarinlah, aku kan gamau kali kena virus itu." ujar Anaya.
Mereka pun langsung memasuki mall. Setelah itu mereka mengelilingi mall untuk mengantarkan cewek-cewek untuk menemukan apa yang mereka cari. Dan para cowok hanya membeli makanan ringan agar tidak bosan menunggu para cewek membeli barang yang mereka mau.
Setelah cewek-cewek mendapatkan barangnya, mereka semua memutuskan untuk membeli makanan karena perut juga sudah lapar. Ayana yang setiap memegang benda setelahnya langsung memakai hand sanitizer pun menularkan kebiasaan kepada teman-temannya. Hanya Ardi yang tak mau menggunakan hand sanitizer dan tetap keras kepala.
Setelah puas bermain di mall akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Sebelum keluar dari parkiran, Ardi membayar parkir terlebih dahulu. Ardi mengeluarkan uang lalu membayarkan kepada petugas parkir yang berada di pos. Ardi menerima uang kembalian lalu terbatuk-batuk dan langsung menutup mulutnya.
Setelah mengantarkan Anaya kerumahnya, Ardi langsung pulang kerumahnya. Sesampainya di rumah Ardi bertemu ibunya yang sedang menyapu di ruang tamu.
"Main masuk rumah aja, itu cuci tangan dulu Ardi." ujar ibu.
"Iyaa nanti sekalian mandi." Kata Ardi.
Ibu Ardi hanya bisa sabar dengan kelakuan anaknya yang acuh tak acuh dengan kesehatan. Setelah menyapu, ibu menghampiri Ardi. Ternyata di dalam kamar Ardi ketiduran. Ibunya pun membangunkan Ardi untuk mandi terlebih dahulu. Akhirnya Ardi mandi dengan mata yang masih mengantuk.
Setelah selesai mandi, Ardi disuruh ibunya untuk makan malam. Sesudah makan, Ardi langsung ke kamarnya lalu bermain game hingga larut malam.
Keesokan harinya, Ardi bangun dengan badan yang tidak enak. Ia pun terus batuk-batuk. Ardi pun menghampiri ibunya dan bilang jika ia tidak enak badan. Ibunya menyuruh untuk tidak dekat-dekat.
"Ayo kamu ke rumah sakit aja, tapi jangan dekat-dekat ibu." kata ibu.
Ibu pun memanggil ayah untuk mengantarkan Ardi ke rumah sakit menggunakan mobil.
Setelah diperiksa oleh dokter. Setelah menunggu hasil tes sekitar 3 hari, Ardi ternyata hasilnya positif. Akhirnya ibu dan ayahnya pun juga dites juga. Dan syukurlah ibu dan ayah hasilnya negatif.
Ardi akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Ia merasa menyesal karena tidak mendengarkan nasihat ibu dan teman-temannya. Ardi sekarang berjanji akan selalu menjaga kebersihan dan kesehatannya. Ia sadar jika hidup sehat seperti ini lebih baik dan menyenangkan.
Selama 2 minggu di rumah sakit, kondisi Ardi pun mulai membaik. Sekolah tahun ajaran baru juga akan dimulai 3 hari lagi. Ardi diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan melakukan isolasi mandiri.
Bermain dengan teman memang menyenangkan. Bertemu, Â berbicara, tertawa dan menghabiskan waktu bersama sama. Tak ada yang lebih indah saat bersama teman. Itu dulu, mulai sekarang kita harus berjaga jarak dengan waktu yang tidak dapat ditentukan, memakai masker, mencuci tangan, dan jaga kesehatan. Karena jaga jarak bukan berarti kita tidak sayang. Dan jangan lupa untuk selalu patuhi dan dengarkan nasihat orang tua, jangan sekali-kali membantah ucapannya. Ingatlah pesan ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H