ABSTRAK
Al-Farabi adalah filosof muslim yang meletakkan dasar-dasar filsafat islam secara sistematis dan rinci untuk memudahkan pemahaman bagi orang-orang setelahnya. Al-Farabi memainkan peran penting dalam pengembangan filsafat politik islam. Pemikiran politik Al-Farabi banyak mendapat pengaruh dari para Filosof  Barat, terutama Plato dan Aristoteles, Pemikiran filsafat Al-Farabi membahas mengenai : pemerintahan, negara masyarakat, dan politik kenegaraan.
Keywords : Al-Farabi, politik, filsafat.
Pendahuluan
Biografi singkat Al-Farabi
Nama aslinya Abu Nasr Muhammad Bin Muhammad Bin Lharkhan ibn Uzalagh al Farabi, lahir di kota Wesij tahun 259H/8721, dekat provinsi Farab, Turkistan atau sekarang dekat Otrar, Khazakstan.2 Beberapa sumber sejarah mengatakan ayah Al- Farabi merupakan komandan tentara di kastil Otrar, yang pada masanya merupakan sebuah kota besar di Asia Tengah. Meski tidak ada data sejarah yang dapat dirujuk, diperkirakan di kota inilah Al-Farabi tumbuh dan mendapatkan pendidikan di masa mudanya.3 Al-Farabi diberi julukan  sebagai  guru  kedua  karena  berhasil merekonstruksi ilmu logika (manthiq) dalam usia  yang  relatif  muda  kemudian, berhasil mengharmoniskan pemikiran antara Aristoteles dan Neo-Platonis dan kepandaiannya dalam menyusun rambu-rambu filsafat sehingga mudah dikaji oleh orang-orang setelahnya.
1 Ali Abdul Wahid Wafi, al-Madnah al-Fadhlah li al- Farabi, (Kairo: Nahdhoh Mishri,tt), 7
2 Karliga, Bekir (2016). ''Al-Farabi: A Civilization Philosopher'', Istanbul International Civilization Studies Center (MED-AR), Istanbul
3 Karliga, Bekir (2016). ''Al-Farabi: A Civilization Philosopher'', Istanbul International Civilization Studies Center
(MED-AR), Istanbul
Konsep Negara Utama (Al-Madinah Al-Fadhilah)
Dalam karyanya al-Madnah al-Fadhlah Al-Farabi menyatakan bahwa kecenderungan manusia hidup bersosial dengan orang lain yang kemudian terbentuklah sebuah negara, dari negara tersebut mereka bertujuan untuk mencapai kebahagiaan Bersama-sama. Keberadaan warga negara sangat penting karena warga negaralah yang menentukan sifat, corak, serta jenis negara. Mereka juga berhak memilih seseorang yang paling unggul diantara mereka untuk menjadi pemimpin negara.4
Negara utama dianalogikan seperti tubuh manusia yang sehat dan utama yang bersinergi dan saling membantu, di dalamnya mempunyai satu pemimpin yaitu jantung dan semua orang bias menjadi pemimpin negara.5
Klasifikasi Bentuk Pemerintahan
Klasifikasi ini didasarkan pada kualitas kepemimpinan dan tingkat keadilan dalam masyarakat. Al-Farabi berfikir untuk menciptakan masyarakat yang ideal itu harus dimulai dengan pemimpin yang ideal. Pemimpin ideal menurut Al-Farabi  adalah seorang filosof disebabkan bahwa seorang filosof mempunyai kekuatan dalam berimajinasi sehingga dapat mengetahui kebahagiaan yang sejati. Selain itu seorang filosof dapat hadir disetiap zaman sedangkan nabi tidak dapat  muncul  di  setiap zaman.  Dalam  pmikiran  politiknya  Al-Farabi  menjadikan  kebahagiaan   sebagai tujuan akhir suatu negara dan setiap  orang  bertanggung-jawab  menjadikan  negara yang Bahagia dengan dipimpin oleh seorang filosof.6
Hubungan Politik, Agama dan Filsafat
Menurut Al-Farabi politik, agama dan filsafat memiliki  hubungan  yang  erat  dan saling melengkapi,  agama  memberikan  panduan  moral,  spiritual,  nilai-nilai  etika bagi manusia termasuk dalam bidang politik.7 Filsafat membantu manusia untuk memahami hakikat kebenaran, memberikan keranka berfikir yang logis, dan menganalisis  berbagai  permasalahan  termasuk  permasalahan  politik.8  Politik merupakan alat  untuk  mewujudkan  kehidupan  yang  ideal  dan  Bahagia  karena politik yang baik akan menciptakan pemerintahan dan masyarakat yang sejahtera.9
4 Eduarny Tarmiji. 2004. "Konsep Al-Farabi tentang Negara Utama", thesis magister. Jakarta: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia
5M.Wiyono, "pemikiran filsafat Al-Farabi", vol.18, April 2016, http://substantiajurnal.org
6 Aina noor habibah, "KONSEP NEGARA IDEAL DALAM PEMIKIRAN AL-FARABI Telaah Kitab Ara>' Ahl Madi>nah al-Fad}i>lah", vol.5, 02 september 2019, spiritualis
7 Mahmud, Ahmad Halim. at-Tafkr al-Falsaf 'inda al-Farabi: Dirasah fi al-'Aql wa al-Nafs wa al-Siysah (Philosophical Thinking in al-Farabi: A Study on Intellect, Soul, and Politics).
8  Al-Farabi, Madinah al- (The  Ideal City).
9 Mutthar, Moh. Asy'ari. The Ideal State: A Study of Al-Farabi's Political Philosophy.
Kesimpulan
Al-Farabi adalah seorang filsuf abad  pertengahan  dan  merupakan  tokoh  penting dalam pengembangan filsafat politik islam, ia juga  dijuluki  sebagai  guru  kedua setelah Aristoteles. Peran Al-Farabi dalam filsafat politik islam diantaranya, mengusulkan konsep madinal al-fadilah  yaitu  sebuah  negara  ideal  yang  dipimpin oleh seorang filsuf yang adil dan bijaksana dan  bertujuan  untuk  mencapai kebahagiaan.
Mengklasifikasikan bentuk  pemerintahan  berdasarkan  kualitas  pemimpin  dan tujuannya menurutnya pemimpin yang ideal  harus  memiliki  pengetahuan  filosofis yang mendalam karena dapat mengetahui kebahagiaan sejati.
antara agama, politik dan filsafat mereka saling berhubungan satu sama lain, agama memberikan panduan moral bagi politik, politik bertanggung-jawab menerapkan nilai-nilai agama dalam masyarakat dan filsafat membantu memecahkan masalah terutama masalah-masalah dalam bidang politik dan mencari hakikat kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H