Mohon tunggu...
Alya Fatma
Alya Fatma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Fakuktas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permaculture: Strategi Adaptasi dalam Melawan Climate Change

23 November 2022   23:55 Diperbarui: 24 November 2022   00:17 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tipe aliran dalam pola konsumsi makanan. Sumber : https://vegfaqs.comImage caption

Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia sangat bergantung pada lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan harus selalu dijaga dan dipelihara, tidak boleh dikotori maupun dirusak.

Hutan tidak boleh ditebang semuanya, binatang tidak boleh diburu seenaknya, karena dapat mengganggu keseimbangan alam. Konsep ini juga sesuai dengan aliran yang dianut oleh para vegetarian atau vegan maupun half dan juga pescatarian. 

Manusia yang menganut aliran tersebut secara tidak langsung juga sudah ikut menjaga keseimbangan alam demi melawan dan menjaga dari perubahan iklim yang sudah terjadi. Mereka menjaga hubungan harmonis antara alam dan lingkungannya. 

Ilustrasi tipe aliran dalam pola konsumsi makanan. Sumber : https://vegfaqs.comImage caption
Ilustrasi tipe aliran dalam pola konsumsi makanan. Sumber : https://vegfaqs.comImage caption
 

Kembali kepada Permaculture konsep ini dapat diterapkan dalam konteks pedesaan maupun perkotaan. Permaculture juga tidak mensyaratkan lahan pertanian yang luas, aturan yang baku, dan bisa diterapkan dengan berbagai variasi bergantung dengan kondisi iklim dan sumber daya yang tersedia. Dengan permaculture kita diajarkan untuk berpikir dengan hati dan merespon dengan pikiran. 

Meski metodenya bervariasi, namun dasar dari pendekatan permaculture tetap konstan dirangkum dengan tiga standar etika yang dapat membantu memenuhi sisi ekologi dalam kehidupan. Diantaranya : ' Peduli Bumi ', karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera. 

' Peduli Manusia ', agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup.          ' Pembagian yang Adil ', membatasi konsumsi dan reproduksi, serta mengembalikan surplus hasil ke sistem dan mendaur ulang limbah. 

Konsep antara permaculture dalam strategi mengatasi climate change ini sendiri ternyata juga berkaitan dengan ajaran nenek moyang kita. Nenek moyang kita yang terkesan kuno dan tidak modern bisa jadi sebenarnya sangat visioner. 

Mereka telah memberikan petunjuk dan peringatan mengenai climate change dan sustainability di dalam konsep Tri Hita Karana. Memang terkadang hidup terlihat susah dan tampak tidak ada solusi, padahal ternyata jawabannya ada di ajaran leluhur kita sendiri, kitanya saja yang kurang peka dan terlalu fokus terhadap hal yang berada diluar jangkauan.

Menjaga lingkungan di era perubahan iklim saat ini sangat penting, karena kehidupan tidak hanya berhenti sampai saat ini. Kehidupan akan berlangsung lebih lama jika kita sama-sama memulai untuk menjaga kesimbangan alam dan lingkungan dengan baik dari sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun