Kota Bontang adalah sebuah kota di porvinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 120 km dari Kota Samarinda dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur. Di kota Bontang terdapat tiga perusahaan besar dengan bidang yang berbeda-beda.Â
Yang pertama adalah PT. Badak NGL yang ada di bidang gas alam. Yang kedua adalah PT. Pupuk Kalimantan Timur yang ada di bidang pupuk urea, ammonia liquid, dan pupuk npk. Yang terakhir adalah PT. Indominco Mandiri yang ada di bidang batubara.Â
Dengan adanya tiga perusahaan besar tersebut, kota Bontang menjadi kota yang berorientasi di bidang industri, jasa, dan perdagangan. Kota Bontang juga memiliki tim sepak bola (Bontang FC) dan dua Marching Band terbesar (Marching Band Bontang PKT dan Marching Band Eroh Dahana Patra) dan juga kota Bontang memiliki dua siaran televise yaitu LNGTV dan PKTV. Kota Bontang juga memiliki dua sekolah besar yang ternama yaitu VIDATRA yang dinaungi oleh PT. Badak NGL dan YPK yang dinaungi oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur. Sedangkan peruguruan tinggi yang dimiliki kota Bontang ada empat yaitu Universitas Trunajaya Bontang, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang, Sekolah Tinggi Teknologi Bontang, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syamsul Ma'arif. Kota Bontang juga memiliki satu bandara yang terletak di perumahan PT. Badak NGL, namun hanya bisa didarati oleh pesawat kecil.Â
Mayoritas penduduk Kota Bontang memeluk agama Islam. Namun, kota Bontang tetap memiliki beberapa agama lain, yaitu Kristen, hindu, Buddha, katolik, dan konghucu. Kota Bontang juga memiliki layanan kesehatan yang terdiri dari RSU miliki pemerintah dan juga RS Swasta serta beberapa puskesmas.
Dahulunya, kota Bontang hanya merupakan perkampungan yang terletak di daerah sungai. Namun, karena mengalami perubahasan status dan tuntutat wilayah yang terus berkembang, sehingga bisa menjadi sebuah kota. Dulu, kota Bontang yang dipimpin oleh Sultan Kutai di Tenggarong. Pada tahun 1952, kota Bontang semakin berkembang walaupun masih dipimpin oleh tetua adat. Karna kepemimpinannya masih dengan tetua adat, kondisi budaya dan adat di Bontang pada saat itu masih terasa sangat kental. Yang paling khas dari adat Bontang (suku dayak) adalah telinga panjangnya. Kata Bontang sendiri terdiri dari Bahasa belanda "bond" yang berarti kumpulan dan "tang" yang berasal dari kata pendatang.
Setelah perkembangan teknologi dan pembangunan yang sangat cepat, kini kota Bontang sudah semakin modern. Dan sampai tahun 2019 ini, kota Bontang terus memperbarui dan memperbaiki bangunan dan lahan yang ada di Bontang.Â
Seperti saat ini, Kota Bontang tengah mengadakan proyek yaitu pembangunan bandara yang bisa dilalui pesawat besar. Kota Bontang juga merencanakan pembangunan bioskop nasional yaitu XXI yang rencananya akan di bangun di salah satu pusat perbelanjaaan di Kota Bontang.
Kota Bontang memiliki tiga kecamatan dan lima belas keluarahan. Yang pertama adalah Bontag Utara yang terdiri atas enam kelurahan (api-api, bontang baru, bontang kuala, guntung, gunung elai, loktuan).Â
Yang kedua adalah Botnang Selatan yang terdiri atas enam kelurahan (tanjung laut, tanjung laut indah, berbas tengah, berbas pantai, bontang lestari, satimpo). Dan yang teerakhir adalah ontang Barat yang terdiri atas tiga kelurahan (belimbing, kanaan, telihan).Â
Kota Bontang sekarang ini memiliki walikota bernama dr. Hj. Neni Moerniaeni, Sp, OG beserta wakil yang bernama Basri Rase. Kota Bontang juga memiliki semboyan yaitu kota TAMAN yang merupakan singkatan dari (Tertib, Agamis, Mandiri, Aman, dan Nyaman).
Yang kedua terdapat bidang yang memiliki lima sudut yang melambangkan bahwa masyarakat yang beragama dan peracaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang ketiga terdapat padi yang berjumlah dua belas dan kapan dengan jumlah sepuluh yang melambangkan kemakmuran dan terbentuknya Kota Bontang pada tanggal 12 Oktober. Yang keempat adalah daun pohon berwarna hijau yang melambangkan kesuburan.Â
Yang terakhir adalah perisai dan tombak dengan sembilan garis putih pada sangkil dan Sembilan garis putih pada  bujak yang memiliki arti perdamaian. Warna-warna yang tertera juga memiliki makna yang dalam.Â
Seperti warna biru yang melambangkan ketentraman, warna kuning yang melambangkan kesejahteraan, warna emas yang melambangkan keagungan, warna hijau yang melambangkan kesuburan, warna putih yang melambangkan kesucian, warna merah yang melambangkan tekad yang kuat, dan yang terakhir warna hitam yang melambangkan sebuah kesungguhan.
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, Kota Bontang memiliki tiga perusahaan terbesar di Indonesia yang sangat membantu perekonomian kota Bontang. Tiga perusahaan besar ini juga dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian kota Bontang.Â
Tiga perusahaan besar ini sangat mampu meningkatkan kegiatan perdagangan. Namun, terdapat salah satu perusahaan yang menjadi komoditi utama dalam menopang perekonomian Kota Bontang yaitu perusahaan PT. Badak NGL. Kota Bontang memang memiliki kekayaan alam terutama gas alam yang sangat besar.
Dalam hal pariwisata, Kota Bontang memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan seperti Pulau Beras Basah, Pulau Segajah, Taman Nasional Kutai, dan Bontang Kuala. Kota Bontang sangat beruntung karna berada di wilayah pesisir yang memiliki pantai yang bersih, landai, berpasir putih yang bisa menjadi objek wisata yang sangat memiliki potensial. Potensi budidaya perikanan laut dengan komoditas unggulan seperti udang, kepiting, ikan kerapu, udah lobster, kakap merah, teripang, rumput laut, dan tiram yang menjadi salah satu pusat perhatian pasar luar negeri. Terdapat satwa laut yang hanya ada di perairan Kalimantan khususnya kota Bontang dan menjadi salah satu makanan khas Kota Bontang yaitu Ikan Bawis.
Penduduk yang tinggal di Bontang Kuala juga memiliki berbagai macam pekerjaan namun, sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai nelayan karena memiliki posisi tepat diatas air laut. Jalanan di Bontang Kuala ini tersusun rapi dengan papan kayu. Selain perumahan warga, terdapat pula masjid, toko-toko kecil dan restoran yang tentunya menjual makanan khas Kota Bontang. Untuk meng-explore Bontang Kuala bisa dengan menggunakan kendaraan motor, perahu, maupun jalan kaki.Â
Pemandangan yang dimiliki juga sangat alami dengan adanya beberapa pohon khas Kalimantan. Keadaan Bontang Kuala pada tahun 2015 dengan tahun 2018 sudah sangat berbeda. Karena pada tahun 2015 Bontang Kuala sempat mengalami kebakaran besar. Yang menghabiskan setengah dari perkampungan di Bontang Kuala. Pada saat itu, warga sangat mengalami kerugian yang besar. Pasalnya, dalam waktu 1 jam 20 rumah telah termakan api. Karena akses jalan menuju lokasi kebakaran terbuat dari kayu, membuat pemadam kebakaran sedikit kesulitan, ditakutkan pula jembatan kayu tersebut tidak kuat menahan beban mobil yang dikhawattirkan akan amblas. Belum lagi warga yang ramai mengelilingi lokasi kejadian yang semakin mempersulit proses pemadaman. Namun, setelah kejadian inilah, warga setempat memiliki inovasi untuk mengubah penampilan dari perkampungan tersebut. Saat ini, Bontang Kuala telah menjadi tempat yang sangat indah dengan dihiasi berbagai hiasan yang didaur ulang sehingga Bontang Kuala saat ini semakin menarik.
Bontang Kuala saat ini sudah sangat menyamankan pengunjung. Terutama pada lokasi perbatasan darat dan laut yang dulunya hanya bisa dilewati kendaraan roda dua, sekarang bisa dilewati kendaraan roda empat atau lebih. Sebelumnya juga lokasi parkir di Bontang Kuala sangat sempit, namun saat ini sudah diperluas sehingga dapat menampung kendaraan wisatawan yang hendak berkunjung untuk belanja, makan, dan sekedar berwisata. Para pengunjung juga saat ini bisa berbelanja olahan dari Bontang Kuala lebih mudah. Karena posisi toko yang berjualan tadinya berada di dalam perumahan, sekarang telah berpindah di samping tempat parkir kendaraan roda empat atau yang disebut terminal. Hal ini memudahkan para tamu yang berkunjung karna dekat dengan tempat parkir jadi tidak terlalu jauh apabila hanya ingin membeli olahan dari Bontang Kuala saja. Pada tahun 2014, jalan di dalam pemukiman warga yang terbuat dari kayu ulin, selalu mengeluarkan suara berisik saat dilewati kendaraan roda dua. Namun, setelah kebakaran terjadi pada tahun 2015, jalanan di permukiman warga telah diperbaiki dengan kayu ulin dan dipaku setiap sisinya juga disusun lebih rapi dan presisi, sehingga telah mengurangi sedikitnya bunyi berisik yang mengganggu para pengunjung dan warga yang menetap di perumahan Bontang Kuala. Namun, setelah dicari tau, sebelumnya warga yang menetap di perumahan Bontang Kuala tersebut mengatakan bahwa sudah biasa setiap hari mendengar suara berisik dari jembatan yang dilewati kendaraan roda dua tersebut. Bontang Kuala juga memiliki sisi sejarah. Terdapat gong besar yang dimiliki Bapak H. Abd Muis. Gong tersebut adalah warisan dari nenek Bapak Muis yang merupakan salah satu orang yang pertama kali tinggal di Bontang Kuala. Gong tersebut merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari kuningan dengan bentuk seperti wadah. Gong tersebut kini disimpan di rumah Bapak H. Abd Muis agar kesuciannya tidak luntur. Terdapat pula masjid tertua di Kota Bontang yaitu Masjid Jami Al-Misbah yang terletak di permukiman warga Bontang Kuala. Orang asli Kota Bontang biasa menyebut Bontang Kuala dengan sebutan "BK".
Memasuki permukiman Bontang Kuala, terdapat hutan wisata mangrove yang dikembangkan oleh PT. Badak NGL. Pihak PT. Badak NGL menyediakan beberapa sarana yang bisa membawa wisatawan mengelilingi hutan bakau. Sarana tersebut berupa perahu yang masih sederhana. Terdapat beberapa restoran yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun bukan wisatawan lokal yaitu Jimbaran caf, Bhe Kha caf, Warung Mba Poespa, Warung Bolang, dan warung-warung kecil. Setiap restoran yang ada di Bontang Kuala rata-rata memiliki menu masakan yang sama, hanya saja rasanya yang berbeda karena yang memiliki resep juga berbeda, harganya pun juga berbeda-beda dan untuk warga Kota Bontang, rata-rata harga makanan yang ada di sana termasuk relative murah. Salah satu makanan yang paling sering dikonsumsi dan menjadi salah satu makanan khas Kota Bontang adalah "Gammi Bawis".
Namun, setelah warga berinovasi mengolah, akhirnya ikan bawis saat ini selalu dicari untuk dikonsumsi. Ikan bawis disebut sebagai ikan langka. Ikan ini juga biasanya hidup di perairan laut. Alasan ikan bawis memiliki julukan ikan langka dikarenakan ikan ini hanya hidup di perairan laut Kota Bontang saja. Ikan bawis tidak ada di perairan pulau jawa, Sulawesi, dan lainnya. Karna hal ini, ikan bawis menjadi makanan khas kota bontang.Â
Masakan ikan bawis juga pernah masuk dalam rekor Muri dalam rangka ulang tahun kota Bontang yang saat itu dihadiri chef handal nasional yaitu Chef Juna. Bahkan, Bapak Presiden Joko Widodo pernah mencicipi masakan gammi bawis. Ikan bawis sendiri juga memiliki rasa yang khas. Rasa yang dimunculkan dari ikan bawis sendiri berupa rasa manis dan sedikit pahit pada daging yang mendekati bagian kepala. Rasa tersebut menjadi rasa yang unik dan nikmat ketika sudah diolah. Ikan bawis biasanya diolah menjadi gammi bawis dan keripik. Namun, yang paling terkenal adalah gammi bawis. Gammi merupakan sambal khas Kota Bontang yang dimasak dengan menggunakan hot plate.
Sambal sendiri sudah ada sejak abad ke-18. Umumnya, sambal adalah sebuah kuliner pendamping khas Indonesia yang merujuk pada saus pedas. Sambal memiliki bahan utama yaitu cabai yang dihaluskan sampai mengeluarkan sari cabe dan ditambahkan dengan bummmbu pelengkap seperti garam, terasi, dan gula. Cara pembuatan sambal juga berbeda-beda tergantung dengan jenis sambal yang akan dibuat. Metode memasaknya juga berbeda-beda, ada yang diulek, diblender, digoreng, ditumis, dan dibakar. Cabai yang paling pedas dan paling sering dipakai adalah cabe rawit.Â
Cabe rawit ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah. Meskipun cabe rawit memiliki ukuran yang kecil, namun tingkat kepedasannya bisa mencapai 50.000 -- 100.000 skala scoville. Cabe rawit biasanya di jual di pasar tradisional maupun di supermarket besar. Terdapat juga cabe Lombok atau cabe merah. Tak kalah dengan cabe rawit, cabe merah juga menjadi salah satu bahan pokok yang paling sering dicari, apalagi dalam masakan padang. Cabe juga memiliki manfaat. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Terdapat antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Namun, sebenarnya kandungan antioksidan tersebut banyak terdapat di cabe hijau. Sambal juga saat ini disajikan dalam bentuk yang berbeda-beda. Saat ini, terdapat sambal yang sudah dibungkus dalam botol maupun saset aluminium yang dapat langsung dikonsumsi. Sambal juga biasanya dapa dibeli di warung- warung kecil dan supermarket. Sambal memiliki konsistensi yang lebih padat dan sudah mengandung banyak rempah-rempah. Seiring berkembangnya inovasi masakan, sambal juga memiliki beberapa variasi yang menyesuaikan dengan pendamping makanan utama.
Gammi merupakan nama lain dari sambal. Sambal gammi dimasak diatas cobek yang masih panas atau yang biasa disebut dengan hot plate. Sambal gammi dapat disajikan dengan berbagai lauk seperti, udang, kerang, cumi-cumi, ayam, telur, dan yang paling menjadi khas adalah ikan bawis. Cara membuat sambal gammi juga termasuk mudah. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah lauk secukupnya (bisa udang, kerang, cumi-cumi, ayam, telur, atau ikan bawis, sesuai selera), jeruk nipis, garam, cabe keriting, cabe rawit, bawang merah, tomat, gula, dan minyak goreng. Langkah yang pertama adalah bersihkan dan cuci terlebih dahulu lauk yang akan dimasak dengan menggunakan perasan jeruk nipis dan taburi sedikit garam lalu diamkan selama 15 menit. Setelah 15 menit, goreng lauk setengah matang, biasanya bisa dimasak langsung diatas cobek bersama sambalnya, namun cara ini membuat lauk menjadi sedikit tidak amis, gurih, dan garing. Setelah lauk digoreng setengah matang dan ditiriskan, ulek cabe kriting dan cabe rawit bersama dengan garam dan gula. Setelah di ulek, masak dengan bawang merah yang sudah diiris kasar dengan tomat yang sudah dipotong berbentuk dadu. Semua adonan sambal dimasak diatas cobek yang berada di atas api, jangan lupa memberi sedikit minyak. Ketika sambalnya sudah terlihat sedikit mendidih, masukkan lauk yang telah digoreng setengah matang sembari diaduk agar menjadi rata dan sambalnya meresap ke dalam daging. Masak sekitar 10 menit setelah itu diangkat dan usahakan dimakan selagi cobek masih panas dan sambalnya masih mendidih dengan didampingi nasi hangat dan es the, telah membuat para pembeli ingin segera menyantap makanan tersebut. Pada  restaurant atau warung yang menjual masakan gammi, memiliki rasa dan harga yang berbeda-beda. Rata-rata 1 porsi masakan gammi dijual dari harga
Rp 20.000,- sampai dengan Rp 25.000,-.
Gammi Bawis juga disebut sebagai masakan yang prestatif. Pada tanggal 11 Oktober 2015, menjadi hari besar untuk warga Bontang dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut, Pemkot Kota Bontang bekerja sama dengan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan mengadakan Pemecahan Rekor Muri 2000 Gammi Bawis di lapangan Bessari Berinta atau yang biasa orang Bontang sebut adalah lapangan lang-lang. Acara ini juga menjadi salah satu rangkaian acara perayaan Ulang Tahun Kota Bontang yang ke-16. Hal ini menjadi hal bersejarah bagi gammi bawis untuk masuk ke dalam rekor MURI. Acara tersebut berlangsung sejak pukul 07.00 WITA hingga pukul 17.00 WITA yang melibatkan ibu-ibu PKK Kota Bontang. Acara tersebut juga sangat padat pengunjung masyarakat Kota Bontang maupun luar Kota Bontang karena ingin mencicipi gammi bawis secara gratis. Pada saat itu, seorang chef yang menjadi koordinator juru masak gammi bawis yaitu Chef Minanto merencanakan hanya membuat 2.000 cobek gammi bawis. Setelah 2 jam lamanya pembuatan gammi bawis, ternyata setelah dihitung terdapat 2.023 cobek gammi bawis yang telah dibuat. Pada saat pemecahan rekor MURI tersebut dibutuhkan sekitar 800 orang yang memasak, 300 kilogram ikan bawis, 20 kilogram terasi, 60 kilogram bawang merah dan bawang putih, dan 25 kilogram cabai merah. Yang menjadi salah satu alasan masakan gammi bawis mendapat penghargaan adalah ikan yang hanya di perairan lokal Kota Bontang dan di kota lain juga belum pernah ada kegiatan memasak sambal gammi bawis. Pada saat rekor MURI tersebut, dihadiri pula oleh chef nasional handal yang selalu menjadi juri "Master Chef Indonesia" dan selalu menjadi sorotan yaitu Chef Juna.
foto 8: Chef Juna saat menghadiri pemecahan rekor MURI
Selain masuk ke dalam rekor MURI, gammi bawis juga pernah mengikuti promosi kuliner daerah di Belanda. Gammi bawis juga pernah dijadikan salah satu hidangan di salah satu acara kenegaraan di Istana Negara pada saat memperingati Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-70. Selain berprestasi diluar Kalimantan, gammi bawis juga pernah membanggakan Kalimantan timur dengan meraih juara 1 pada Festival Benua Etam sekitar tahun 2011. Pada tahun 2014, gammi bawis juga mendapatkan penghargaan juara 1 Festival Kuliner Tradisional se-Kaltim. Pada tahun 2015, gammi bawis kembali mendapatkan penghargaan juara terbaik se-kalimantan pada Festival Kuliner Tradisional pada acara Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Masakan berbahan utama ikan bawis ini juga tidak berhenti mendapatkan prestasi. Gammi bawis juga pernah menjadi juara pertama dan menjadi menu andalan para dewan juri dalam perlombaan Masakan Khas Daerah Pangan Nusa 7 tingkat regional Kalimantan dan perlombaan tersebut naik ke tingkat nasional dan gammi bawis memenangkan lomba dengan penghargaan juara 2. Gammi bawis juga pernah masuk ke dalam nominasi 10 besar di Anugerah Pesona Indonesia (API) pada tahun 2017 sebagai makanan tradisional terpopuler.
Sampai pada tahun 2019 ini, gammi bawis terus mempertahankan cita rasa dan sisi tradisional yang dimiliki. Gammi bawis akan selalu menjadi makanan tradisional khas Kota Bontang. Gammi bawis juga tidak akan pernah berhenti untuk mengikuti setiap lomba agar tetap menjadi makanan yang berprestasi. Saat ini juga, sudah banyak tempat makan yang menjual gammi bawis di Kota Bontang. Tidak hanya di daerah bontang kuala saja, namun di luar kota bontang juga sudah banyak. Beberapa kota yang menjual masakan gammi ini yaitu Samarinda, Balikpapan, Bandung, dan Malang. Selain itu, gammi bawis juga bisa dibuat menjadi olahan keripik. Dengan beredarnya tempat makan di kota lain dan keripik yang bisa dijadikan oleh-oleh, hal ini bisa menjadi peningkatan promosi dan perekonomian masyarakat, terkhusus masyarakat Kota Bontang itu sendiri. Pasalnya, makanan tradisional khas Kota Bontang ini tidak pernah main-main. Mulai dari rasa, bentuk, sampai prestasi-prestasi yang diraih. Mempertahankan cita rasa dan kemurnian yang ada juga bukan menjadi hal yang tidak mudah. Sudah sebaiknya pula, kita sebagai warga Indonesia memiliki rasa bangga karna memiliki banyak prestasi dari berbagai bidang termasuk masakan tradisonional. Jangan sampai, hanya warga Kota Bontang saja yang memiliki rasa bangga. Selain itu, diperlukan konsistensi dalam memasak gammi bawis agar rasanya tidak pudar sampai masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H