Selain itu, novel ini juga sabgat lihai dalam memainkan dan membawa emosi pembacanya. Pergantian alur dan genre, akan sangat kontras terasa dalam novel ini.Â
Selain itu, penggunaan latar tempat dan suasana yang menampilkan kondisi yang sudah kental akan teknologi-teknologi canggih, akan membantu pembaca novel ini untuk lepas dan jauh dari kejenuhan atau kebosanan.
Keunikan lainnya yang mengharuskan siapa saja untuk membaca novel ini adalah, pembaca novel ini akan dibawa kedalam alur yang terkesan sebagai "puncak" cerita berada.Â
Setelah perjalanan yang panjang, pembaca novel ini akan dibawa ke puncak cerita yang berada pada tiga bab terakhir novel. Selain puncak cerita, tiga bab terakhir dalam novel ini juga penuh akan makna tersurat maupun tersirat.
"Aku tahu kau tetap penasaran tentang banyak hal, karena kau dibesarkan dengan rasionalitas. . . Kau harus mengalahkan banyak hal. Bukan musuh-musuhmu, tapi diri sendiri, menaklukkan monster yang ada di dirimu. Sejatinya, dalam hidup ini kita tidak akan pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja"
Begitulah kutipan dari paragraf terakhir pada halaman 387 (berada di dalam 3 bab terakhir buku ini), menggambarkan makna kecil yang bisa kita ambil dari novel Pulang karya Tere Liye ini.Â
Selain kutipan tersebut, akan banyak pelajaran-pelajaran lain, yang sangat sesuai/relate dengan kehidupan manusia di jaman ini, yang kerap kali bergerak seperti di kejar waktu, dikelilingi gemuruh di kepala, hingga rumah untuk memberi jeda dan mengapresiasi pencapaian-pencapaian yang mampu di peroleh semasa hidupnya.
Setelah perjalanan panjang yang melibatkan berbagai emosional manusia, pada bagian akhir novel ini, pembaca akan disuguhkan dengan haru dan kelegaan, atas apa yang akhirnya berhasil dicapai setelah menyelami kehidupan bujang dalam rantai kekuasaan shadow economy.Â
Pada bagian akhir, pembaca akan dibawa pada bab akhir, pulang. Menampilkan kelembutan dan kasih sayang seorang Bujang, yang selama perjalanan panjang dalam bab-bab di novel ini, sering digambarkan sebagai tokoh yang kasar dan keras.Â
Menampilkan ilustrasi yang saat ini seringkali kita saksikan, bahwa bagaimanapun seseorang terlihat kuat dan keras, pada akhirnya dia akan tetap luluh dan menyayangi Ibu nya.
"Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang bersimpuh di pusaramu.... Sungguh, sejauh apapun kehidupan menyesatkan...Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang. Anakmu telah pulang"