---
Sebuah mesin printer mencetak beberapa laporan keuangan. Sembari menunggu filenya tercetak, Tomas terlihat menghentakkan jarinya di atas mesin printer. Beberapa orang di sekelilingnya mulai tak sabar menunggu Tomas mencetak berkasnya. Mereka terlihat sangat kesal.
Hingga kurang lebih lima menit kemudian, seluruh berkas Tomas telah tercetak dengan baik. Ia pun merapihkan berkasnya lalu berbalik. Ternyata di belakangnya sudah banyak orang mengantri untuk menggunakan mesin printer itu. Tomas hanya tersenyum lalu meminta permakluman dari mereka.
"Maaf, kalian telah menunggu lama." ujar Tomas kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Orang-orang masih memperhatikan Tomas berjalan. Banyak yang tidak menyukai Tomas di tempat kerja. Bukan karena pembawaan Tomas yang terlalu santai, melainkan karena latar belakang Tomas. Tomas adalah pendatang di kota Artapuri. Ia jelas memiliki agama serta budaya yang bertolak belakang dengan apa yang diyakini oleh sebagian besar penduduk Artapuri. Meski tidak disukai, namun Tomas tetap tenang dan selalu murah senyum kepada siapa saja.
Seolah tak menggubris tatapan para rekan kerjanya, Tomas berjalan ke arah ruangan Bambang, manager perusahaan tempat Tomas bekerja yang berusia sekitar 50 tahunan. Tomas berniat memberikan laporan yang baru ia cetak kepada sang manager. Untuk itu, Tomas mengetuk pintu lalu mengucap salam.
"Pagi, Pak Bambang."
"Oh kau Tomas, silakan masuk!"
Tomas pun masuk ke dalam ruangan Bambang dan duduk di kursi berhadapan dengan atasannya tersebut.
"Saya ingin menyerahkan laporan keuangan bulan lalu." kata Tomas sambil memberikan laporannya pada Bambang.
"Wah, cepat sekali! Terima kasih Tomas." ucap Bambang menerima laporan Tomas lalu membacanya sekilas. "Saya suka dengan kinerjamu. Cepat dan sangat teliti."