Sepanjang tahun 2015,terdapat 28 peristiwa kecelakaan dalam aksi balap liar yang mengakibatkan 41 korban, 31 tewas dan 10 luka berat. Di tahun 2015 ini merupakan angka tertinggi dibandingkan tahun -- tahun sebelumnya. Ajang balap liar ini merupakan kegiatan yang tergolong sangat berbahaya karena dilakukan tanpa menggunakan alat keselamatan khusus seperti helm, sarung tangan, Sepatu khusus balap, pelindung siku, serta jaket khusus yang dirancang untuk ajang balap motor. Seringkali motor yang mereka gunakan tidak dilengkapi dengan surat -- surat yang lengkap, selain membahayakan pada diri sendiri, balap liar ini juga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya karena diadakan di jalanan umum. Hal ini menimbulkan keresahan pada semua pihak baik dari penegak hukum, orang tua, dan juga Masyarakat.
Aksi balap liar pada kalangan remaja juga seharusnya disikapi secara serius dari pihak orang tua yang langsung bertanggung jawab terhadap anaknya untuk memberikan pengawasan secara kekeluargaan, dari pihak lain yaitu para penegak hukum yang senantiasa melakukan kegiatan patroli di wilayah yang rawan terjadinya balap liar guna mengantisipasi agar tidak terjadi hal -- hal yang tidak di inginkan. Kembali lagi pada peran orang tua, orang tua semestinya memilah kegiatan positif dan negative bagi anak -- anak mereka. Orang tua juga dituntut bijak dalam memberikan izin menggunakan kendaraan bermotor yang mana mereka sendiri belum tentu memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Â
Pembahasan
Sejarah perkembangan balap liar menunjukkan perkembangannya dari kegiatan informal menjadi budaya otomotif yang mempengaruhi budaya perkotaan. Faktor teknologi dan media memainkan peran penting dalam popularitas balap mobil liar, memfasilitasi pertumbuhan eksponensial dalam komunitas penggemar. Dalam konteks ini, cerita tersebut juga mencerminkan transformasi balap liar dari aktivitas jalanan yang sederhana menjadi sebuah fenomena budaya yang menganut identitas subkultur yang kuat.
Tantangan yang dihadapi  peserta lomba ilegal meliputi aspek hukum, keselamatan dan dampak lingkungan. akibat hukum yang timbul dari sifat informal balap liar meningkatkan risiko konflik dengan pihak berwenang, sementara kurangnya keselamatan di jalan umum meningkatkan kemungkinan kecelakaan. Dampak lingkungan seperti kebisingan dan emisi dari kendaraan yang sering  dimodifikasi juga menjadi perhatian utama.
      Ada pula beberapa contoh dampak buruk dari balap liar itu sendiri seperti :
- Menganggu kelancaran di jalan raya.
- Menganggu ketentraman Masyarakat sekitar akibat suara bising yang dikeluarkan oleh knalpot.
- Merugikan orang tua serta membuat orang tua khawatir.
- Menjadikan salah satu pemicu terjadinya tawuran antar geng motor.
- Sering terjadinya pelanggaran norma.
- Pemicu terjadinya perjudian dalam aksi balap liar.
- Kecelakaan yang di akibatkan balap liar.
- Dampak terberatnya ialah menghilangkan nyawa pada diri sendiri maupun orang lain.
Maka dari itu, tidak heran lagi jika seorang remaja tidak memiliki sifat negatif,yang mana sifat tersebut ia dapatkan dalam kehidupan sosialnya maupun cara ia di didik oleh kedua orang tuanya. Di sisi lain beberapa dari orang tua ingin mendidik anaknya secara keras seperti yang dirasakannya ketika dengan orang tuanya, kenyataannya anak tidak bisa di didik secara keras seperti itu. Pada akhirnya orang tua menjadi khawatir jika memberikan kelonggaran kepada anaknya justru akan membuat anak tersebut menjadi anak yang manja dan tidak disiplin.
Terlepas dari keadaan para orang tua pada umumnya yang menghadapi masalah karena adanya berbagai perkembangan yang ada di Masyarakat yang berpengaruh di kehidupan berkeluarga. Dalam Masyarakat manapun ada saja orang tua yang benar -- benar tidak bisa mengasuh serta mendidik anaknya dengan baik. Dalam kehidupan sosial seperti di dunia Pendidikan, hal ini sangat berpengaruh kepada perkembangan seorang remaja karena Sebagian harinya ia habiskan di dalam sekolahan.
Pengaruh sekolah ini pastinya diharapkan memberikan hal yang positif karena sekolah adalah lembaga pendidikan. Sebagai Lembaga Pendidikan, sebagaimana halnya dalam keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai dan norma yang berlaku dalam Masyarakat di samping mengajarkan ketrampilan dan kepandaian kepada para siswa/siswinya. Salah satu faktor yang menurunkan motivasi seorang siswa untuk belajar ialah materi Pelajaran itu sendiri dan guru yang membawakan materi tersebut, mengenai materi seringkali disebutkan bahwa para siswa/siswi merasa bosan, jenuh, serta kesulitan untuk menerima materi yang diajarkan, akan tetapi yang lebih utama dari faktor materi Pelajaran sebenarnya ialah guru. Walaupun demikian faktor yang mempengaruhi di sekolahan bukan hanya guru dan sarana prasarana Pendidikan saja, namun lingkungan pergaulan antar teman besar pengaruhnya.
Tentunya tiap orang tua tidak bisa memilih serta menjamin lingkungan sekolah yang aman untuk anaknya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Masyarakat terhadap perkembangan jiwa remaja sangat besar, akan tetapi keluarga dan sekolah masih merupakan lingkungan primer yang sekunder dalam dunia anak dan remaja. Lingkungan Masyarakat hanyalah lingkungan tersier (ketiga) yang derajat kekuatannya seharusnya tidak mengungguli pada keluarga dan sekolah.