Mohon tunggu...
Nur Cahyo
Nur Cahyo Mohon Tunggu... Konsultan - HRD Koplak

Curhat HRD Koplak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Tahan Nafsu Tanya "Kapan Kawin?" dan "Kamu Nambah Gemuk ya?" Saat Lebaran Besok

5 Juli 2016   07:29 Diperbarui: 5 Juli 2016   07:37 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sudut pandang generasi 2000an (yang ditanya) : 

Doraemooooon, keluarkan pintu kemana saja. Aku ingin menghindar dari siltaurahmi ini. Ini urusan gue gitu lho, kapan mau kawin. Daripada salah kawin atau dijodohin kayak rata-rata generasi 1960-an.  

"KAMU NAMBAH GEMUK YA ? "

Nanya "Kamu nambah gemuk ya?" itu juga sama aja makein kostum badut Ancol ke badan kita. Please.... jangan basa-basi kayak gini ke remaja cewek wahai para ortu kelahiran 60-an. Bulan puasa itu saatnya para remaja cewek (atau juga cowok) kesempatan buat mati-matian nurunin berat badan, kalau bulan biasa susah buanget karena godaan nongkrong di mall yang susah ditolak.. 

Sudut pandang yang nanya : 

"Kamu nambah gemuk ya ?" = Kamu udah kerja, tambah makmur dan banyak rejekinya jadi wajar dong nambah gemuk. 

Sudut pandang yang ditanya : 

Alamaaaak..... sia-sia gue diet sebulan pas bulan puasa. Ketemu sama keluarga besar, lima orang aja bilang gue gemuk... Ya Allah gue harus diet gimana lagi ? Besoknya setelah silturahmi mereka akhirnya diet lebih ketat ala super model di Eropa yang bodinya cungkring, yang tiap hari cuma makan daun selada ama air putih.  Sehat kagak tipus iya. 

"KAMU KERJA DIMANA ?" 

Nanya "kerja dimana ?" juga sami mawon nggak asyiknya. Inget di era gadget ini beda banget sudut pandang ortu 1960-an dengan generasi Y. Buat generasi 1960-an kerja di bank, kerja di pertamina itu keren. Buat anak generasi Y, kerja sendiri kayak anaknya Jokowi jadi tukang Martabak itu lebih keren. Yang penting menghasilkan duit dan halal. 

Sudut pandang yang nanya : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun