Cahaya Jingga sunrise membangunkan lelap kami setelah tidur berteman angin laut di kapal. Saya nggak menyiak-nyiakan sunrise ini untuk segera sholat subuh. Petualangan memang bukan alasan untuk meninggalkan ibadah, justru menjadi sarana untuk meningkatkan rasa syukur kita pada sang Pencipta.
Sholat subuh dan mengaji di anjungan kapal memberi makna yang dalam bagi saya. Di tengah lautan dan keindahan sang penguasa alam, kita ini hanya tetesan air kecil di tengah lautan. Apa yang bisa kita sombongkan selain bersujud padaNya.
[caption id="attachment_310586" align="aligncenter" width="160" caption="Lagi sholat subuh, ada aja yang foto. Khusyuk nggak ya sholatnya?"]
Kewalahan Hadapi Komodo di Pulau Rinca
“Dream come true! Ini baru lokasi wisata kelas dunia.”
Secara fasilitas yang ada seperti kamar mandi dan cafe juga sangat layakuntuk disambangi bule-bule dari seluruh dunia. Nuansa batu dan tropis gaya bangunan-bangunan barunya. Sepertinya pemerintah memang mengarahkan pembangunannya di pulau ini.
Baru masuk pulau, kami sudah disambut oleh uwak Komodo yang sedang sunbathing. “Everyday is holiday” kata uwak Komodo.
Jalur track di Pulau ini juga benar-benar asyik buat berpetualang, setelah melalui hutan yang lebat, kami kesenangan saat melewati padang rumput di perbukitan. Memang jarang banget Komodo yang sampai naik ke perbukitan ini. Pemandangannya itu lho. Selat pulau Rinca yang indah, nggak mungkin nggak ngeluarin kamera di bukit ini.
Ayo pak JK rapiin lagi pulau Komodo dan wisata Indonesia Timur kalau kepilih. Potensinya besar banget. Bandingin sama Singapur yang harus impor pasir dari Indonesia buat nguruk pantai buatan di Santosa Island Singapur. Masak kalah sama pantai buatan ?
Maluuu...
Senja di Labuan Bajo
“Akhirnya .... daratan..... warung baso tunggu kami....!”