Pengguna media sosial dituntut untuk cerdas dalam mengambil tindakan dan melihat perspektif lain dari suatu informasi, terutama di era digital yang dimana berbagai hal dapat diakses kapan saja, dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Â Â
Pengaruh Buzzer Bagi Pelaku Jurnalisme Multimedia
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia pada diskusi daring webinar dengan tema "Jurnalisme, Buzzer dan Demokrasi" juga memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pengguna media sosial khususnya para plaku jurnalisme agar dapat lebih berhati-hati dalam memproduksi, membagikan dan mengonsumsi berita.Â
Pada webinar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia ini menjelaskan bahwa buzzer memanfaatkan media sosial untuk memviralkan suatu pesan, agenda atau propaganda agar menjadi perhatian publik.
Praktik buzzer sudah menjadi bisnis yang digunakan oleh pihak tertentu dan telah menjadi fenomena.Â
Fenomena ini sudah masuk ke tahap mengkhawatirkan karena secara tidak langsung buzzer telah menguasai ruang percakapan publik media sosial dan mendegradasi karya jurnalistik media arus utama.
 Buzzer relatif menutup berbagai macam kritik dan tidak sedikit saling membenturkan opini publik, selain itu juga informasi yang dibagikan belum tentu benar dan dapat dipertanggungjawabkan.Â
Jika media arus utama harus melewati tahap verifikasi, buzzer dapat bebas dengan membagikan berbagai macam informasi.Â
Pengaruh buzzer dapat merusak hubungan sesama jurnalisme dan merusak kebebasan pers di Indonesia.Â
Oleh sebab itu, pelaku jurnalisme multimedia harus mampu untuk menyusun agenda setting yang jelas, lebih aktif untuk dapat meminta pertanggungjawaban platform media sosial mengenai informasi yang tidak benar yang dibagikan dan membangun kolaborasi lintas media.Â