Konsekuensi Konflik Psikologis yang Tidak Terselesaikan
Novel ini menggambarkan bagaimana konflik psikologis yang tidak terselesaikan dapat memiliki konsekuensi yang jauh. Ketidakmampuan Theseus untuk mengatasi Kompleks Oedipus-nya secara sehat mengarah pada serangkaian tindakan destruktif sepanjang hidupnya. Keinginannya untuk membuktikan diri lebih unggul dari ayahnya dan menegaskan maskulinitasnya sendiri menjadi kekuatan pendorong di balik banyak keputusannya.
Salah satu contoh paling mengejutkan dari hal ini adalah pembunuhan Theseus terhadap anaknya sendiri. Teks menunjukkan bahwa Theseus melihat dalam diri anaknya cerminan sifat-sifat ayahnya, memicu kebencian dan ketakutan mendalam akan terbayangi. Tindakan tragis ini menunjukkan sejauh mana masalah psikologis Theseus yang tidak terselesaikan telah membelokkan persepsi dan kompas moralnya.
Kekuasaan, Persaingan, dan Ketakutan Akan Tersaingi
Tema berulang lainnya dalam novel ini adalah ketakutan intens Theseus akan tersaingi atau dikalahkan. Ini termanifestasi dalam hubungannya dengan orang lain, terutama mereka yang terdekat dengannya. Pembunuhan temannya, Raja Thebes, adalah contoh nyata dari patologi ini. Theseus, tidak mampu mentolerir gagasan seseorang menjadi setara atau lebih unggul darinya, menghilangkan ancaman yang dirasakan terhadap supremasinya.
Perilaku ini dapat diinterpretasikan sebagai kelanjutan dari perjuangannya semasa kecil melawan otoritas ayahnya. Tidak mampu menyelesaikan konflik ini secara sehat, Theseus melanggengkannya dalam hubungan dewasanya, terus-menerus berusaha menegaskan dominasinya dan menghilangkan tantangan terhadap persepsi superioritasnya.
Peran Tindakan Tidak Sadar
Aspek kunci dari pendekatan psikologis dalam menganalisis "Theseus" adalah penekanan pada tindakan tidak sadar. Banyak tindakan paling signifikan Theseus, termasuk kematian ayahnya, disajikan sebagai hasil dari kelupaan atau kecelakaan. Namun, lensa psikologis memungkinkan kita untuk menafsirkan ini sebagai manifestasi dari keinginan terpendam atau konflik yang tidak terselesaikan.
Misalnya, "kelupaan" Theseus dalam mengubah warna layar, yang menyebabkan bunuh diri ayahnya, dapat dilihat sebagai pemenuhan tidak sadar dari keinginannya yang lama terpendam akan kematian ayahnya. Interpretasi ini menambahkan lapisan kompleksitas pada karakter Theseus, menyoroti kekuatan pikiran bawah sadar dalam membentuk tindakan dan takdir kita.
Kegagalan Perkembangan Psikologis
Pada akhirnya, penggambaran Gide tentang Theseus berfungsi sebagai peringatan tentang konsekuensi dari kegagalan perkembangan psikologis. Ketidakmampuan Theseus untuk berhasil menavigasi tahap-tahap perkembangan psikologisnya, terutama dalam menyelesaikan Kompleks Oedipus-nya, mengarah pada kehidupan yang ditandai oleh konflik, kekerasan, dan tragedi.