Apabila kalian sering mendengar nama Tom Clancy mungkin sudah tidak asing dengan waralaba laga aksi melalui novel terkenalnya yang dipimpin oleh Jack Ryan ataupun video games yang diproduksi oleh Ubisoft Montreal seperti Splinter Cell, Ghost Recon, dan Rainbow Six.Â
Bagi kalangan milenial atau baby bust yang sering membaca buku fiksi bernuansa geopolitik dan millitary fiction, Tom Clancy adalah salah satu novelis terkenal yang seringkali membahas isu peperangan di manca negara termasuk Amerika Serikat.Â
Sebagai contoh dalam novel The Hunt For The Red October yang notabene menjadi novel pertama Tom Clancy menceritakan Jack Ryan mengintervensi sebuah kapal selam milik Rusia yang dipersenjatai dengan teknologi futuristik sehingga keberadaan kapal tersebut tidak terdeteksi dalam radar kapal selam milik awak lain.Â
Cerita tersebut seolah-olah menggambarkan bahwa Rusia memiliki kekuatan militer yang adidaya dari Amerika dan Jack Ryan dibingkaikan sebagai pahlawan Amerika untuk menghentikan bahaya senjata berartileri tersebut seperti Solid Snake dalam seri game Metal Gear Solid.Â
Contoh lain dalam novel Debt of Honor dan Executive Order yang menceritakan pemerintahan Amerika hancur lebur setelah White House diserang oleh teroris dengan ditabrak oleh pesawat 'kamikaze' membunuh hampir semua politikus yang menjabat pada kala itu.Â
Jack Ryan dalam situasi genting tersebut diberikan jabatan kepresidenan dan merekonstruksi seluruh kepemerintahan Amerika paska serangan mematikan, tetapi dia memiliki tantangan lain yaitu sebuah deklarasi perang oleh kelompok radikal islam bernama "Ayatulloh" untuk menghabisi kenegaraan Amerika.Â
Kedua novel tersebut dalam pandangan penulis merupakan novel terbaik pada waktunya karena konten yang ditulis selaras dengan isu 9/11 yang hangat saat awal abad ke-21 di mancanegara, terutama Amerika Serikat sendiri.Â
Kelompok radikal Ayatulloh digambarkan sebagai Al-Qaeda versi fiksi yang menjadi bahaya jelas dan nyata bagi negeri Paman Sam tersebut, seakan-akan memunculkan trauma kembali para masyarakat Amerika terhadap isu terorisme dan paradigma negatif agama Islam. Dengan ini, Tom Clancy dapat disebut mengadaptasi orientalisme dengan versi tersendiri melalui karya sastra.
Dari seluruh novel Tom Clancy yang sudah terbit, cerita yang diangkat cenderung disegmentasikan untuk seseorang yang bekerja dalam militer atau kepemerintahan negara terlebih Tom Clancy merupakan seseorang yang 'millitary geek'Â karena kesenangannya terhadap dunia pertahanan dan keamanan negara.Â
Jack Ryan digambarkan sebagai tokoh protagonis yang menjalani cerita dia dan seakan-akan lebih superior dari tokoh militer yang pernah dia bentuk seperti John Clark pemimpin dari unit anti-teroris Rainbow Six.
Jika kita membicarakan pop culture, tentunya materi yang dibentuk tidak hanya berupa video game ataupun karya sastra lainnya tetapi juga melalui Film dan Televisi sebagai media audio visual yang dapat merealisasikan kreativitas seni sastra dan rekam.Â
Seri Tom Clancy dalam industri hiburan media dapat dikatakan sukses mengadaptasi beberapa novelnya seperti The Hunt for The Red October, Patriot Games, Clear and Present Danger, dan The Sum of All Fears.Â
Alec Baldwin dan Harrison Ford kala itu memegang peran dari tokoh tersebut untuk dua seri hingga digantikan oleh Ben Affleck dan Chris Pine. Tetapi permasalahnnya adalah cerita yang diadaptasi tidak memenuhi kriteria penulisan Tom Clancy sesungguhnya sehingga orisinilitas isi cerita tidak digambarkan sesuai realita.Â
Selain itu, penggantian aktor untuk sekian kalinya menunjukkan inkonsisten produksi film dalam menetapkan satu orang dalam memerankan satu peran. Sekian tahun berlalu, akhirnya Jack Ryan divisualiasi kembali dalam serial yang menggunakan namanya dan dibintangi oleh John Krasinski.Â
Pandangan penulis untuk mengulas film ini dikatakan seri Jack Ryan merupakan adaptasi Tom Clancy terbaik sejak film pertamanya karena tidak hanya menggunakan berbagai sumber cerita dalam novelnya, tetapi juga mengangkat sebuah isu politik di dalam geografi yang digunakan sebagai latar setting dalam seri tersebut.
Seri Tom Clancy's Jack Ryan kini telah usai dengan rilisnya season 4 pada bulan Juni ini dan mungkin beberapa orang menganggap bahwa seri ini terlalu dikebut karena terasa dipaksa, terlebih salah satu karakter kunci dari waralaba Tom Clancy yaitu Domingo Chavez hanya muncul dalam satu musim ini saja.Â
Tetapi terdapat faktor internal dan eksternal yang membuat seri ini diwajarkan untuk ditutup pada musim ke-4 karena Amazon Prime telah memiliki rencana sekuel untuk mengadaptasi salah satu novel Tom Clancy terkenal dan semua orang telah menungguinya bertahun-tahun, yakni seri Rainbow Six.
Seri tersebut sukses dalam adaptasi video game dan sudah menerbitkan beberapa karya dari Rainbow Six pertama hingga Rainbow Six: Siege. Pasukan anti teroris tersebut apabila diibaratkan dengan material pop culture sekarang seperti Avengers dalam komik Marvel yang berisikan anggota-anggota militer dari pasukan khusus ter-elite dari Amerika dan Eropa semacam SEAL TEAM 6/ DEVGRU, DELTA FORCE, SAS, hingga MOSAAD.Â
Anggota terkenalnya seperti John Clark sebagai penemu sekaligus panglima dari unit tersebut dan Domingo Chavez sebagai pemimpin squadron B. Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa Jack Ryan dan Rainbow Six merupakan kepemilikan Tom Clancy yang mendunia karena sukses menembus budaya modern yang digemari anak-anak milenial dan zilenial.Â
Mengkaji sedikit mengenai Jack Ryan dan Rainbow Six, kedua material ini memiliki potensi besar apabila dijadikan film layar lebar karena berbagai hal seperti:
1. Kepopuleran seri Rainbow Six yang sudah dibangun dari media interaktif dan dikonversi pada media audio visual sehingga sudah tidak asing bagi orang-orang.
2. Isi/konten cerita yang memiliki novelty dengan fenomena terkini seperti rendahnya minat masyarakat Amerika untuk masuk kedalam militer dan paham radikalisme yang kencang. Film ini bisa dibentuk sebagai motivasi bagi mereka untuk ikut membela negara, seperti pada film Top Gun Maverick.
3. Visualiasi dunia militer yang bersifat rahasia dalam pasukan khusus bagi penonton umum khususnya penggemar militer sehingga memiliki gambaran kecil mengenai bagaimana mereka beroperasi dalam pertahanan dan keamanan negara.
Jack Ryan dan John Clark dalam membentuk Rainbow Six merupakan momen yang megah bagi seluruh penggemar waralaba Tom Clancy untuk ditonton dalam film karena hype yang dibangun sudah matang dan ini merupakan puncak dari kolaborasi antara kedua tokoh utama tersebut.Â
Ditambah lagi Chad Stahelski merupakan sutradara film ini yang mana memiliki karya film aksi laga memukau seperti John Wick, menggabungkan elemen aksi dalam film John Wick dengan narasi pembasmian ancaman radikalisme memberikan inovasi baru bagi penggemar film dalam menikmati film aksi laga.Â
Di sisi lain, adaptasi film seri Rainbow Six pun memiliki ancaman seperti sulitnya mensegmentasi penonton yang tertarik dengan filmnya dan berlanjut hingga pendapatan film yang dikumpulkan.Â
Jika Rainbow Six ingin sesukses film John Wick atau film aksi lainnya maka solusinya adalah tetap menggunakan buku novel orisinil sebagai pedoman dalam menulis naskah cerita sehingga tidak bertele-tele dalam mengrealisasikan karya sastra tersebut.Â
Sebagai contoh, dalam novelnya diceritakan bahwa Rainbow Six telah mengnetralisir beberapa ancaman kejahatan seperti perampokan bank internasional hingga senjata biokemikal. Topik yang diangkat dalam film bisa dipersempit menjadi satu atau dua dengan mencampurkan isu realita yang sedang booming saat ini.Â
Dengan begitu, para penonton dapat menerima relevansi film pada waktu kini, sama seperti film Mission Impossible: Dead Reckoning yang mengangkat bahaya Artificial Intelligence bagi keamanan negara khususnya dunia spionase.
Rainbow Six feature film in development, helmed by John Wick director Chad Stahelski
Michael B. Jordan stars as John Clark. pic.twitter.com/3au8cZlmmj--- Shinobi602 (@shinobi602) January 17, 2023
Upaya memperluas seri televisi ke film layar lebar membuat Jack Ryan dan Rainbow Six dapat membentuk sebuah cinematic universe tersendiri untuk mengekspansi seri waralaba Tom Clancy selanjutnya karena karya tulis beliau tidak kalah ramainya dengan adaptasi novel lainnya.Â
Dengan kata lain, pertemuan antara mereka merupakan penantian takdir lama yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H