Garang Sapu Gerang
~Alviyatun~
Sebuah suara terdengar cukup keras dari serambi teras rumahku, diikuti jerit tangis seorang anak. Aku berlari mencari sumber suara dan tangis itu. Mataku terperanjat melihat pemandangan yang tak biasa. Sebuah sapu lidi gerang melayang dan... Bluk-bluk-bluk!
Surti sedang kalap. Ia tak mempedulikan lagi tangisan anaknya. Sapu lidi gerang yang ujung-ujungnya meruncing telah diambilnya dari tangan 'Mbok Kas. Tanpa pikir panjang sapu lidi gerang menyabet bokong Risti anak perempuan satu-satunya.
Kutangkap tangan perempuan yang hendak menyabetkan lagi sapu gerang itu ke tubuh anaknya.
"Yu, sudah, sudah, jangan diteruskan lagi! Kasihan anakmu, kalau sakit kamu akan menyesal." Aku berusaha mencegahnya. Tetapi tanganku terlalu lemah untuk menahan tangannya.
Satu sabetan lagi berhasil mendarat di bokong mungil itu, dan membuat bocah itu jatuh menahan sakit.
"Sakiiiit, akiiit, Maaak. Huu uu uuu." Tangis bocah itu terus mengiba setiap kuping yang mendengar, kecuali Surti.
"Makanya, jangan suka ganggu Make kalau lagi kerja, biar dapat uang banyak buat makan dan beli buku!" bentaknya.
'Mbok Kas tak mampu melakukan upaya pencegahan. Ia terlalu lemah menghadapi watak Surti anak perempuannya. Kemarahannya sulit direda. Wanita tua itu hanya terdiam, meski gelombang air matanya menderas dan dadanya remuk redam melihat cucunya kesakitan.