Hamparan tanah meradang
Tersemai benih mimpi merindang
Lalu, aku merapatkan barisan demi barisan
Di mana tumbuh kerikil tajam menerjal dan duri-duri mengerikan
Perlahan
Mimpi yang tersemaikan menumbuh kecambah hutan
Mungil
Tak nampak kekokohan wujud
Hanya membayang garis hijau mengerucut
Ketika rerintik air membasah tanah
Menggemburkan lapisan demi lapisan membengkah
Paras pesona Si Mungil mulai merekah
Merona terbias mentari yang tak bosan singgah
Mimpi yang tersemai merupa senyum
Hingar menatap hari panjang bumi milenium
Kelak sampan datang, ia kan singgahi semua lautan
Menahan setiap perih peran, menggenggam masa cemerlang
Masa di mana air mata meneteskan kebahagiaan
Masa di mana kesempitan melahirkan kesempatan
Masa di mana luka meyayatkan suka cita
Masa di mana sejarah kelam memekikkan kata merdeka
Bantul, 19 Juli 2021
Salam: Alviyatun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H