Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Masjid Idaman, Hasil Iuran Buah Kelapa Warga

30 April 2021   23:39 Diperbarui: 30 April 2021   23:46 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Bangunan Masjid An-ni'mah saat ini(dok.Pribadi)

Assalammu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh

Hari ini tanggal 30 April 2021, adalah hari ke 18 di bulan Ramadhan. Tak terasa sudah separoh lebih kita berpuasa dan melakukan kegiatan ibadah di bulan suci ini.

Bagaimana kita setiap hari melakukan sholat rawatib dan sholat tarawih tak terlepas dari keberadaan masjid atau surau. Masjid adalah tempat di mana kaum muslimin dan muslimah menjalankan perintah Allah berupa sholat baik yang hukumnya wajib atau pun sunah.

Masjid juga sebagai tempat berkumpulnya jamaah umat Islam untuk melakukan kegiatan keagamaan lainnya. Misalnya pengajian, musyawarah, buka bersama, bahkan  masjid bisa menjadi tempat perhelatan pengantin. Tentunya dengan menjaga adab dan tata tertib di masjid.

Adalah masjid An-ni'mah yang berada di tengah dusun kami menjadi pusat peribadatan warga yang beragama Islam. Sebagian besar warga dusun kami memeluk agama Islam, dan ada beberapa warga yang non Islam. Meskipun berbeda agama kami hidup dalam kerukunan dan saling tolong menolong.  

Kehadiran masjid An-ni'mah di dusun kami tepatnya dusun Jetis, kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek menjadi hal yang sangat penting. Bagaimana dahulu keberadaan masjid ini sangat diharapkan oleh warga dusun.

Selama ini kaum muslim beribadah sholat berjamaah secara berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lainnya yang sekira bisa menampung jamaah. Alkisah dimulai sejak jaman dahulu saat para pendahulu dusun/tokoh yang disegani merintis untuk mengadakan sholat berjamaah bagi warga.

Karena tidak mempunyai masjid diputuskan menempati rumah Mbah Dono yang ruangannya cukup menampung jamaah Jetis. Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya surau ini berpindah lagi ke rumah mbah Dadu, akhirnya pindah lagi ke rumah mbah Soma, mbah Purwa terakhir ke rumah mbah Ponco di rumah pendopo.

Tak diketahui secara pasti mengapa berpindah-pindah, tapi menurut saya kemungkinan karena bangunan yang mulai harus direnovasi, atau tak muat lagi menampung jumlah jamaah.

Karena pertimbangan-pertimbangan inilah kaum muslim yang diprakarsai tokoh masyarakat setempat merencanakan untuk mendirikan sebuah masjid sederhana. Dengan adanya masjid diharapkan agar ibadah semakin khusyuk dan semangat.

Sebuah keinginan besar seluruh muslim di dusun kami untuk memiliki sebuah tempat peribatan yang layak, mendorong warga untuk mewujudkan mimpinya. Ketika seorang pemilik tanah bernama Mbah Rewang, hendak menjual tanah pekarangan miliknya. Wargapun bersambut dengan mengumpulkan dana Rp 20.000 per bulan bagi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Jumlah PNS waktu itu berjumlah sekitar 20 orang. Mereka mengumpulkan uang tersebut dalam kurun waktu 2 tahun.

Sedangkan yang bukan PNS, mengumpulkan dana dalam bentuk 1 butir kelapa per rumah per bulan. Kurang lebih ada 100 rumah waktu itu. Buah kelapa ini dikumpulkan langsung oleh para pemuda dengan memanjat sendiri pohon kelapa tiap rumah. MasyaAllah...perjuangan penduduk untuk memiliki sebuah tempat ibadah semata-mata dilakukan karena Allah. Ini juga dilakukan selama kurang lebih 2 tahun.

Buah kelapa yang terkumpul kemudian dijual dan uangnya ditabung. Setelah dana yang terkumpul mencukupi, dana tersebut digunakan untuk membeli tanah dari mbah Rewang seharga sekitar 720.000 rupiah pada tahun 1985. Alhamdulillah, semoga Allah meridhoi perjuangan para pendahulu kami. Aamiin.

Setelah tanah terbeli, kemudian warga kembali bersama mengumpulkan dana untuk membangun masjid secara bertahap. Proses pembangunan dilakukan secara bergotong royong, bahu membahu dari urusan konsumsi pekerja sampai material.

Akhirnya berdirilah sebuah masjid idaman (baca:yang diidam-idamkan) pada tahun yang sama 1985, yang diberi nama masjid An-ni'mah. An-ni'mah yang berarti suatu kenikmatan dari Allah Subhanahu Wa ta'ala yang harus disyukuri, karena melalui suatu perjuangan yang luar biasa. MasyaAllah...

Masjid ini pun telah mengalami beberapa kali renovasi sebagai langkah menyempurnakan bangunan dan perbaikan. Pada tahun 1996 dirombak bagian dalam masjid menjadi bentuk joglo dan dilakukan pemasangan kubah masjid. Kemudian tahun 2017 dilakukan lagi perombakan total di seluruh bagian disesuaikan dengan bentuk yang lebih artistic dengan sebagian besar berbahan GRC yang dekoratif. Dana pembangunan ini murni dari iuran warga dan infaq yang terkumpul dari seluruh warga dusun yang beragama Islam. Alhamdulillah.

Dengan keseluruhan dinding bercat putih, tiang penyangga dari batu alam dan lantai berupa marmer di ruang dalam. Kondisi ini tentu mendukung kegiatan beribadah karena luas ruangan juga bertambah, dengan adanya teras yang bisa lebih banyak menampung jamaah terutama saat bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha maupun saat kegiatan pengajian akbar.

Kegiatan sebelum pandemi banyak dilakukan di masjid ini. Pada bulan Ramadhan selalu ramai oleh jamaah mulai saat menjelang berbuka, dimana kegiatan pengajian untuk anak-anak maupun orangtua dan disediakan makanan berupa takjil untuk berbuka, serta untuk kegiatan tadarus di malam harinya.

Foto : Kegiatan sholat tarawih masa pandemi 30.4.2021(dok.Pribadi)
Foto : Kegiatan sholat tarawih masa pandemi 30.4.2021(dok.Pribadi)
Tetapi pada masa pandemi ini kegiatan pengajian menjelang berbuka ditiadakan, tetapi pembagian takjil tetap diadakan dengan diantar ke setiap rumah. Kegiatan sholat tarawih dan sholat rawatib berjamaah tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, diadakan kegiatan pengumpulan zakat fitrah oleh para pemuda-pemudi masjid. Kemudian dibagikan kepada yang berhak menerima.

Demikian sekelumit sejarah awal mula berdirinya masjid kebanggaan, masjid idaman warga di dusun kami. Cerita ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga dan tokoh masyarakat.     

Wassalammu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh

Bantul, 30 April 2021

Penulis,

Alviyatun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun