Sedangkan yang bukan PNS, mengumpulkan dana dalam bentuk 1 butir kelapa per rumah per bulan. Kurang lebih ada 100 rumah waktu itu. Buah kelapa ini dikumpulkan langsung oleh para pemuda dengan memanjat sendiri pohon kelapa tiap rumah. MasyaAllah...perjuangan penduduk untuk memiliki sebuah tempat ibadah semata-mata dilakukan karena Allah. Ini juga dilakukan selama kurang lebih 2 tahun.
Buah kelapa yang terkumpul kemudian dijual dan uangnya ditabung. Setelah dana yang terkumpul mencukupi, dana tersebut digunakan untuk membeli tanah dari mbah Rewang seharga sekitar 720.000 rupiah pada tahun 1985. Alhamdulillah, semoga Allah meridhoi perjuangan para pendahulu kami. Aamiin.
Setelah tanah terbeli, kemudian warga kembali bersama mengumpulkan dana untuk membangun masjid secara bertahap. Proses pembangunan dilakukan secara bergotong royong, bahu membahu dari urusan konsumsi pekerja sampai material.
Akhirnya berdirilah sebuah masjid idaman (baca:yang diidam-idamkan) pada tahun yang sama 1985, yang diberi nama masjid An-ni'mah. An-ni'mah yang berarti suatu kenikmatan dari Allah Subhanahu Wa ta'ala yang harus disyukuri, karena melalui suatu perjuangan yang luar biasa. MasyaAllah...
Masjid ini pun telah mengalami beberapa kali renovasi sebagai langkah menyempurnakan bangunan dan perbaikan. Pada tahun 1996 dirombak bagian dalam masjid menjadi bentuk joglo dan dilakukan pemasangan kubah masjid. Kemudian tahun 2017 dilakukan lagi perombakan total di seluruh bagian disesuaikan dengan bentuk yang lebih artistic dengan sebagian besar berbahan GRC yang dekoratif. Dana pembangunan ini murni dari iuran warga dan infaq yang terkumpul dari seluruh warga dusun yang beragama Islam. Alhamdulillah.
Dengan keseluruhan dinding bercat putih, tiang penyangga dari batu alam dan lantai berupa marmer di ruang dalam. Kondisi ini tentu mendukung kegiatan beribadah karena luas ruangan juga bertambah, dengan adanya teras yang bisa lebih banyak menampung jamaah terutama saat bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha maupun saat kegiatan pengajian akbar.
Kegiatan sebelum pandemi banyak dilakukan di masjid ini. Pada bulan Ramadhan selalu ramai oleh jamaah mulai saat menjelang berbuka, dimana kegiatan pengajian untuk anak-anak maupun orangtua dan disediakan makanan berupa takjil untuk berbuka, serta untuk kegiatan tadarus di malam harinya.
Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, diadakan kegiatan pengumpulan zakat fitrah oleh para pemuda-pemudi masjid. Kemudian dibagikan kepada yang berhak menerima.
Demikian sekelumit sejarah awal mula berdirinya masjid kebanggaan, masjid idaman warga di dusun kami. Cerita ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga dan tokoh masyarakat. Â Â Â
Wassalammu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh